🎧🎧🎧
Dirga menjambak kasar rambut Sean, pria itu mendongak dengan wajahnya yang babak belur menatap Dirga tanpa beralih sedikitpun.
"Lo liat sendiri, kan? Kalau lo maju selangkah lagi, cewek lo yang balalan jadi taruhannya. Lo itu lemah, Sean. Semua Anggota Angkasa gak sebanding sama anak buah gue."
Cuih!!
Sean meludahi wajah Dirga. Cowok itu semakin kesal, ia mengusap kasar wajahnya dan langsung saja menghantarkan wajah Sean ke aspal.
Bugg!!
"Sean!!!!!" teriak Afika yang meraung.
"Kita gak bisa diem doang kayak gini!" ucap Arsen pada Andri.
"Terus gimana? Ini semua terjadi diluar strategi yang kita buat."
Arsen terdiam sejenak seraya berpikir, menatap Afika dan juga Sean secara bergantian lalu berkata, "kita atur strategi baru."
***
"Lo adalah sumber trauma gue, lo yang ngebuat hidup gue berantakan, lo penyebab gue masuk rumah sakit waktu itu dan lo juga yang bikin Shabiru hampir aja dijeblosin ke penjara!"
Wajah Sean yang bercucuran darah terus menatap lelaki itu tajam. Ia tak bisa bergerak karena kedua tangannya sudah dikunci rapat oleh Dirga ke belakang. Sean terus memberontak, ia sangat tidak sabar ingin menghajar sang lawan detik itu juga.
Afika sedikit melirik ke arah Justin yang masih menyodorkan pisau di depan lehernya, ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa teepas dari ancaman tersebut.
"Lepasin gue!!" teriaknya.
Justin mendekatkan wajahnya tepat disamping Afika lalu berkata, "enggak, sampai Sean mengaku kalah."
Gadis itu terkekeh kecil sambil memutar bola matanya malas, "bodoh, lo pikir Sean selemah itu? Justru ketua lo yang harusnya mengaku kalah. Disaat kayak gini aja, bukannya pake cara bersih, malah bawa-bawa senjata."
"Berisik! Lo mau gue sayat beneran!?"
Justin mulai melirik mata gadis itu dengan tajam hingga seketika ia lalai, kesempatan emas bagi Afika yang langsung saja menyikut perut dan menginjak kaki pria itu kuat dengan waktu yang begitu singkat.
Bugg!!!
"Aargghhh!!!!" Justin mengerang kesakitan hingga menarik perhatian lainnya.
Pisau itu terlepas dan Afika berhasil menyelamatkan dirinya dari kuncian pria itu.
Saat Justin hendak melangkah untuk kembali memberinya pelajaran, Afika menantang. Ia mengepalkan kedua tangannya dan ikut maju juga menghampiri hingga pada akhirnya secara spontan ia langsung menendang keras kejantanan milik Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Подростковая литератураCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...