🎧🎧🎧
Tiga hari semenjak kejadian ia membentak Afkar di UKS kala itu, hingga saat ini keduanya masih saja saling diam. Jangankan untuk bertegur sapa, bahkan ketika berpapasan sekalipun, mereka sama-sama membuang muka seperti orang asing.
Syukurlah Afkar tidak membocorkan masalah yang ia hadapi kepada Rasyid, hanya Hasan. Kalau tidak, mungkin ia akan diusir dari rumah.
Kini, Afika tengah duduk bersantai diruang tamu bersama pria itu. Mereka berbincang hangat sambil menonton TV, juga memakan cemilan yang ada.
"Gila, gue benci banget sama Afkar." Ucap Afika seketika.
"Kenapa lo ngomong gitu?" Hasan bertanya sambil menyandarkan punggungnya pada sofa yang tengah diduduki keduanya.
Afika pun menjawab, "dia ngurusin hidup gue banget, anjir. Bahkan Aba lebih sayang sama dia dibandingkan gue."
Hasan memijat pelipisnya yang tak sakit beberapa saat, "makanya introspeksi dulu, bodoh! Kalau lo emang berakal, lo nggak mungkin benci sama dia cuma gara-gara masalah itu!" geram Hasan berbicara.
Afika lantas mengerutkan pelipisnya dan bertanya, "lo belain dia juga, Bang!?"
Pletakk!
Satu sentilan mendarat di kening gadis itu. "Nih anak pengen banget gue gebuk, sumpah. Gue gak belain siapa-siapa disini, entah itu lo ataupun Afkar. Yang jelas, lo harus tau satu hal Afika. Afkar itu sayang sama lo, makanya dia peduli banget! Dia selalu ngelindungin lo, cuma lo nya aja yang nggak sadar!" kali ini bicara Hasan sedikit ngegas.
"Dia bukan peduli sama gue, tapi sama Aba!"
"Amanah Aba yang dia jaga, tolol!"
Afika menghembuskan napasnya panjang, ia lalu menyandarkan kepalanya pada bahu sang Kakak sambil berucap, "tapi mau gimana lagi, Bang? Afkar udah terlanjur marah banget sama gue."
"Ya lo minta maaf lah sama tuh anak." Sahut Hasan geram.
"Gimana kalo dia nggak mau maafin gue?" Afika mendongak menatap Kakaknya itu dengan bibir yang memanyun.
Hasan memutar bola matanya malas kemudian menjawab, "di coba aja belum, udah nethink duluan."
"Afkar itu kejam, jahat."
"Sembarangan!" bantah Hasan sedikit meninggikan nadanya, "Afkar gak kayak gitu."
"Adek kandung lo sebenarnya siapa, sih? Semua orang belain Afkar mulu," kesal Afika.
"Eh tapi lo beneran mau maaf sama dia, Fik?"
Gadis itu lantas mengarahkan atensinya kepada Hasan dan bertanya, "kenapa emangnya? Mau cepu kan lo? Gak usah ikut campur!"
"Ya makanya nyali lo jangan kicep gini dong, anjir. Gak bakalan di makan juga sama Afkar."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIKA [ END✔ ]
Teen FictionCantik, pemberani, labil dan memiliki anger issues. Seperti itulah Afika di mata orang-orang. Suara hentaman, pukulan serta erangan sudah tak asing lagi di telinganya. Semenjak ia kenal dengan seorang pria bernama Sean, entah kenapa tiba-tiba saja...