13. Silent Sorrow

308 82 6
                                    

Haechan melihat lurus ke arah Hitomi yang sedang sibuk membaca buku anatomi sambil minum jus jeruk. 

Dia minum gituan lagi, apa gak sakit perutnya?

Tiba-tiba Minju datang dengan baki yang di atasnya ada tteokbokki. Minju kelihatan berkata sesuatu, sedang Hitomi hanya menanggapinya dengan tertawa.

"Hahaha!"

Haechan tersenyum kecil. Masih sama aja nyaringnya ternyata.


BRAKK.

Haechan melirik ke asal suara. Itu hanya Jaemin yang baru datang lalu main gebrak meja. 

"Apa sih lo?" tanya Haechan dengan alis berkerut.

"Gue keluar dari taruhan."

"HAH?" kaget tiga anak lelaki kita kompak. Ketiganya kontan menoleh ke arah Jaemin. 

"Gue suka Minju beneran."


"Baru sekarang apa dari dulu nih?" tanya Jeno sambil tersenyum remeh. 

"Hehehe."

"Ketawa lo," nyinyir Haechan. Kan, untung gue gak ngomong apa-apa.

"Iya, sorry ya lo semua harus terlibat. Abis kalau lawannya gak seimbang gue gak bakal gerak. Haha. Tapi lo semua payah ah kali ini. Masa segitu doang usaha lo," ujar Jaemin bersungut sambil berusaha duduk. 

"Yah, Nyet, ngapain usaha? Udah tahu juga lo emang suka beneran," sahut Renjun sambil menyedot ramyeon.


"Terus, hehe, gue udah nembak dia."

"Iya, satu sekolah juga tahu. Lo udah nembak, lo ditolak, terus—" tanya Renjun.

"Tiga hari lalu, di UKS," potong Jaemin.


Haechan menatap Jaemin tajam. 

"Tapi mau dipikirin dulu katanya. Udah tiga hari lah ya, gue mau nanya lagi nih nanti. Kalau perlu satu sekolah biar pada tahu dah."

Haechan refleks mencuri pandang ke arah Hitomi. Dia masih asyik tertawa bersama Minju.

Kok gue mikirin reaksi tuh anak ya? Haechan menggeleng, segera menghapus pemikirannya. Ah, bukan, bukan, bukan mikirin dia, gue cuma lagi khawatir sama Minju karena Jaemin labil banget seenaknya. Ya, gitu.

Sekelebat dia ingat bagaimana ekspresi Hitomi di hari itu, saat dia hanya diam sambil bersandar pada dinding luar UKS dengan wajah sedih.

"Kok lo seenaknya banget dah?" tanya Haechan sambil tertawa sinis. 

Emangnya kenapa dia harus kenapa-napa?

"Apanya?" tanya Jaemin. 

Renjun dan Jeno jadi hening seketika. Mulai merasakan aura-aura panas yang dingin dari kedua sahabat mereka.

"Suka sama dia, dijadiin bahan taruhan, beberapa hari lalu lo omelin, terus lo pepet lagi, lo tembak juga, sekarang mau nagih kepastian. Seenaknya banget."


"Hahaha." Jaemin tertawa, sambil dengan santainya mengikat tali sepatu. "Kok lo ngurusin banget, Bro? Lo diam-diam suka Minju aja gue gak pernah ngurus."

Renjun dan Jeno membesarkan mata. Benar-benar kaget. Mereka menatap Haechan dengan dahi mengerut, seolah bertanya, Sumpah?


The Panorama Blockade [NCT Haechan x IZONE Hitomi] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang