6. People and Their Own Feelings

359 84 20
                                    

!ALERT!


Kayaknya chapter ini bakal agak panjang hehe. Enjoy~


---

Hari ini, Haechan dan koloninya berhak berbahagia. Mereka ada kelas pengganti olahraga, dan kabar baiknya, jadwal itu akan berbarengan dengan jadwal olahraga kelas Minju. Sungguh sebuah keajaiban.

"Minju, ini buat kamu."

Serentak koloni bujangan favorit kita itu menoleh ke arah MInju. Menatap sinis. Ada laki-laki yang tidak sebeken mereka muncul tiba-tiba, memberi Minju minuman isotonik. Bikin naik pitam saja.

"Dih, cari mati," kata Jeno sambil ketawa sinis.

"Gak, gak bakal menang dia lawan gue," sahut Renjun.

"Masa isotonik? Haha. Orang Minju sukanya susu cokelat," nyinyir Jaemin.


Haechan mengerutkan dahi. Siapa lagi tuh orang?

Bukan. Bukan anak yang memberi Minju minuman isotonik yang Haechan lihat. Dia lebih tertarik melihat Hitomi yang sedang bicara akrab dengan seorang lelaki berkacamata. Anak itu memegang sebuah buku besar berwarna hijau, diduga jurnal kelas.

"Oh, dia sekretaris?" gumam Haechan sendiri.

Renjun mengerutkan dahi, hampir tertawa remeh. "Lah, Chan, lo ngapain ngelihatin Jung Sungchan sih? Belok lo?"

Haechan menoleh. "Hah, anjrit! Jung Sungchan siapa lagi?"

"Ya itu." Dengan dagunya, Renjun menunjuk Hitomi dan lelaki di sampingnya itu. "Sekretarisnya 1-2, yang lagi ngobrol bareng kawannya Minju."


Haechan melirik sedikit, lalu segera buang muka.

"HAHAHA. Nanti pokoknya harus diganti! Aneh banget, masa namaku jadi gitu!" seru Hitomi sambil memukul bahu Jung Sungchan.

Ck. Kebiasaan, berisik.

"IYA! Bawel, nanti diganti!" balas Sungchan agak berseru di telinga Hitomi, membuat gadis itu berjengit ngilu.

"Enak aja, siapa bawel?"

Haechan menoleh lagi. Melihat sinis. Anjing, sok akrab lo, Shinchan. Jadi makin berisik, kan.


Hehe.
Pagi yang buruk buat Haechan. Tapi, kenapa harus buruk karena itu?


---


Hitomi melihat ke arah sekumpulan siswa kelas 2-1 yang sedang sibuk main basket.  Benar dugaannya. Ada Haechan, atau yang sampai saat ini ia sebut "Kakak yang marah-marah itu". 

Gawat. Dia mulai mengukur. Melirik ke arah Minju dan Haechan secara bergantian. Haechan tampak melihat ke arahnya dengan bidikan yang gelap dan dalam. 

Kayaknya aku nutupin Minju banget, ya? 

Hitomi melihat Minju, merasa tak enak hati pada Haechan. Kayaknya memang ukuran kepalanya yang terlalu besar, atau mungkin dia memang sejak awal tidak berniat berdiri jauh-jauh dari Minju. Dia tidak punya banyak teman.

Hitomi mulai menunduk, melihat ujung sepatunya. Mulai bergeser ke kiri, berharap Haechan dapat melihat Minju, meski agak tidak mungkin karena mereka sedang berbaris rapi.

The Panorama Blockade [NCT Haechan x IZONE Hitomi] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang