33. The Panorama (END)

450 82 14
                                    

"Jadi gimana?"

"Ya jadi...



jadian kan? Kata lo cuacanya bagus buat jadian?"

Hitomi tersenyum sipu sambil menunduk malu. Sementara Haechan sibuk mencari titik yang bersedia dia tatap lamat-lamat demi membuang rasa menggebu di dalam dadanya. Dia tersenyum, menahan gelak tawa. Dia puas sekali bahagia.

Sedikit ia mencuri pandang ke arah Hitomi yang sudah merah seluruh wajahnya. 


"Jangan nyesel ya Hitomi. Soalnya kalau udah sama gue gak bisa minta retur."

"Enggak. Hehehe."

Haechan mengangguk canggung, masih sambil tersipu. Dia kemudian membuang pandangan ke arah jalan tujuan mereka: jalan menuju rumah Hitomi. Kebetulan, ia menangkap beberapa orang yang sibuk berjalan di trotoar itu. 


"Rumah lo masih jauh nih. Lo juga gak lagi bawa apa-apa, kan?"

Hitomi sontak mengangkat kedua tangannya, membentangkan jari-jarinya, memperlihatkan pada Haechan bahwa tangannya benar-benar kosong.

"Ya udah, kayaknya lo bisa nih bawa tangan gue bentar."

Dan Haechan menaruh tangannya ke atas telapak tangan Hitomi. Menggenggamnya erat. Membuat empunya tangan tersentak dan bergetar gentar. Sembari tubuhnya terbawa Haechan, dia masih belum sadar juga kalau saat ini, ada seorang lelaki yang sedang menggenggam tangannya dengan sangat lembut.

Setelah berjalan beberapa langkah sampai tubuh dan langkah Hitomi turut stabil, barulah gadis itu sadar, 


Ah, ini rasanya gandengan sama pacar.


Hitomi tersenyum. Lalu perlahan, menyambut genggaman tangan Haechan dengan erat. Membuat lelaki itu senang setengah mati. Sampai mau gila. Sampai mau teriak-teriak tanpa peduli bakal dikatai "gila".

"Kak, panggil sayang boleh gak?"

"Mau gue mati ya lo?"

"Hehehe."


Hitomi tersenyum begitu ingatan tentang hari itu terputar di memorinya. Tidak terasa, peristiwa itu sudah lewat lebih dari satu tahun. Ada banyak yang terjadi antara dia dan Haechan. Sesuatu yang sangat tidak terduga, yang bahkan diawali dengan ketidaktahuan sekaligus ketidakingintahuan, kini menjadi sesuatu yang bagi Hitomi bahkan lebih manis dari bungeoppang.

Sejak bersama-sama Haechan, Hitomi jadi lebih doyan makan. Timbangannya naik-turun. Turun satu kilo, naik dua kilo, maksudnya. Huhuhu.

Kadang dia mengeluh pada Haechan yang sedikit-sedikit mengajaknya makan kimchi jjigae, tapi itu juga salahnya karena tidak menolak! Ya tentu. Habisnya Haechan selalu makan dengan enak. Selalu mencoba menyuapi Hitomi yang jelas-jelas berusaha diet.

Hitomi kesal, sih. Tapi setiap dia ingat alasan Haechan melarangnya diet, dia selalu senang dan merasa hangat. Ingat kan, seberapa tersiksanya Haechan melihat Hitomi diet waktu itu?

Ah, sudah, lupakanlah. Hitomi sekarang jadi benar-benar mencintai dirinya sendiri. Dia kembali ikut cheer team sejak tahun kedua. Sama seperti waktu dia SMP dulu. 

Oh, jangan tanya soal Minju! Dia dua tahun berturut-turut dinobatkan sebagai Prom Queen. King-nya? Serius mau ditanya? Jelas-jelas Na Jaemin akan bersikukuh mempertahankan tahta satu itu!

The Panorama Blockade [NCT Haechan x IZONE Hitomi] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang