The Panorama Blockade [NCT Haechan x IZONE Hitomi] ✔✔

26. Awkward

"Hai."

Jantung Hitomi berhenti seketika. Begitu juga langkahnya. 

HAH? 

Dia sudah berlari menyusuri tangga, dengan rambut berantakan dan mata merah-berair, sambil teriak, "Waaa Minjuuu!"

Tapi yang sekarang dia lihat di ruang tamu malah—

— "Kak Haechan?"

Hitomi kaget, panik, dan bingung. Sama seperti Haechan, dia seperti ingin mengucapkan banyak hal, tapi jantungnya terus memompa kencang-kencang. Membuatnya hilang arah, diam. 

Sementara ibunya—yang tadi mempersilakan Haechan masuk dan duduk di sofa ruang tamu—sedang heboh sendiri mengintip dari luar jendela rumah. 

---

"Haechan kok gak ada?" tanya Chaewon sambil menggembungkan pipi. 

Jeno dan Renjun cuma melirik sekilas, lalu membuang pandangannya seolah tak pernah melihat Chaewon. Sementara Jaemin tersenyum setelah melihat tingkah dua temannya.

"Tadi pergi buru-buru, Won. Gak tahu deh kemana," jawab Jaemin.

Minju tersenyum pada Chaewon. "Tadi Kak Haechan mau ke rumah pacarnya."

"HAH?"

Yang barusan kompak teriak itu, ada empat orang. Tahu kan, siapa saja?

---

Haechan berdiri, menghampiri Hitomi yang sekarang sibuk tengok kanan dan kiri. Setelah sekian lama, akhirnya Haechan bisa tersenyum lagi saat melihat Hitomi.

Lucu.

 "Tadi Ibu lo keluar. Katanya mau ke minimarket depan."

Hitomi mengangguk canggung. Terkuak sudah fakta kalau seniornya itu bisa masuk dan duduk di sana atas izin ibunya. 

"Katanya sakit? Sakit apa?"

Tangan Haechan bergerak merapikan rambut Hitomi yang berantakan. Sekelebat, dia jadi kembali ingat momen di mana Hitomi menyibak rambut depan Jaemin waktu itu. Dia tersenyum meski sedikit pedih.

Gue takut bener ama Jaemin, astaga!

Sementara Hitomi kini sedang menatap Haechan dengan perasaan campur aduk. Dia bingung, tersipu, juga terpesona dengan tingkah laku Haechan. Ini darurat. Detak jantungnya bahkan sudah membuatnya tidak bisa berpikir jernih. 

"Sakit apa?" tanya Haechan lagi sambil menarik balik tangannya. Dia menyadari tatapan Hitomi, berpikir kalau gadis itu merasa tidak nyaman dengan perlakuannya.