Epilogue - A Side Story

372 67 18
                                    

Semua orang sudah tahu kalau Jaemin akan melanjutkan studinya di bidang kedokteran. Sejak dulu, dia selalu pamer ke mana-mana kalau dia sangat minat jadi dokter bedah. Nah, kalau Haechan, dia tidak disangka-sangka menjadi mahasiswa teknik mesin. 

"Tebak hari ini hari apa!" seru Haechan pada Hitomi sambil bertepuk tangan riang. 

"Hah? Hari apa?"

"Hari apa aja bisa gue mah kalau jalan sama lo. Hehe." Begitulah gombalan maut Haechan, dengan tambahan haha-hihi di ujungnya. Hal itu tepat dia lakukan setelah mendapati Hitomi kontan memukul manja lengan atasnya. 

"Bodo lah."

Haechan tertawa. Dia lalu memandang bebas ke langit lepas. "Hitomi, lo sama gue udah tiga tahunan, bosan ya kita gini-gini aja?"

Hitomi terkejut mendengar pertanyaan Haechan. "Aaaa? Kok nanyanya gitu? Kak Haechan kali yang bosan sama aku. Soalnya aku gak seru banget, gak tahu caranya pacaran. Nanti kita harus gimana lagi? Soalnya tiap hari juga makan bareng, terus pergi bareng. Aku gak tahu jbaksgdkauh"

Haechan tersenyum kecil sambil matanya terus menatap Hitomi yang terus bicara tanpa henti. Dia sudah tidak tahu lagi pacarnya itu bicara apa, karena dia sibuk memandangi keindahan Hitomi. 

"Abisnya kita harus gimana lagi dong, Kak? Apa kita jangan makan terus ya? Kita—"


CUP.

Hitomi berhenti. Jantungnya yang sekarang kerja rodi. 

"Kak Haechan!" seru Hitomi dengan mata membelalak. Dia kaget setengah mati, sampai rasanya tangannya tak mau beranjak dari pipi kanan yang baru saja menjadi lokasi mendaratnya bibir Haechan. Selain lembab, hangat, dan mengejutkan, dia sudah tidak tahu lagi rasanya karena kecupan tadi begitu singkat.

Haechan tertawa. "Hahaha. Kenapa sih?"

"Ih, kok dicium?"

"Udah gede tahu. Udah boleh."

Hitomi masih berusaha menetralkan kembali detak jantungnya. Ini pertama kalinya dia dicium seseorang. "Kenapa dicium?"

"Astaga, sedikit doang, Hitomi. Ya udah kalau gak terima ya balikin sini." Haechan dengan senang hati menawarkan balik pipinya pada Hitomi—yang jelas mendapatkan penolakan dan tinjuan ringan. 

"Jangan gitu lagi."

Haechan nyengir kuda. Otak usilnya mulai bekerja. "Jangan gitu lagi atau jangan di situ lagi?"

"KAK HAECHAAAN!"

"Hahaha. Iya iya iya." Haechan berusaha menahan kemarahan Hitomi yang hampir saja meledak tak tertara.


"Jangan gitu lagi, beneran."

"IYAAA!"


Haechan tersenyum sambil memandangi Hitomi yang jauh lebih menarik dibandingkan langit Seoul malam ini. 

"Itu lihat dah, bintang-bintangnya kasihan banget udah bersinar tapi kalah bagusnya ama ketawa lo."

"Diem gak?"

"Ya udah diem."

"Hehehe." 


Mereka terdiam dalam waktu yang cukup lama. Saling berusaha menormalkan kembali napas dan detak jantung mereka. Hitomi dan Haechan sama-sama menginginkan lebih, namun mereka tidak mau melakukan itu dengan terburu-buru. Haechan pikir, memikirkan perasaan Hitomi itu jauh lebih penting dari sekadar memaksakan egonya. 

The Panorama Blockade [NCT Haechan x IZONE Hitomi] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang