PROLOG. PERTEMUAN

634 41 0
                                    

Terminal 3 Keberangkatan Internasional Bandara Internasional Soekarno Hatta yang semestinya sudah sepi saat tengah malam menjadi sangat ramai. Bukan ramai para turis ataupun penumpang yang ingin berpergian, melainkan ramai oleh para remaja yang didominasi perempuan bergerombolan berteriak dan membawa papan tulisan warna-warni pada selembar karton.

Termasuk Alya--seorang wanita yang akan kembali ke Korea Selatan setelah pulang kampung menjenguk keluarganya--sedang bersusah payah mendorong troli yang berisi barang bawaannya.

Duk.

"Ck!", Alya berdecak kesal kepada seseorang yang menabrak dan menjatuhkan barang bawaannya.

Seorang pria dengan style serba hitam segera meraih barang yang jatuh dengan cepat, "Ah, sorry!"

Ia membungkuk dengan cepat dan Alya hanya menganggukan kepalanya membalas pria itu dengan senyum pasrahnya. Sepertinya pria itu membalas senyumannya karena kedua matanya terlihat terangkat sedangkan bibir dan hidungnya tertutup oleh masker hitam yang ia kenakan. Kemudian pria itu pergi tergesa-gesa.

Beberapa flash dari ponsel atau kamera juga mengarah tak jauh dari tempatnya berdiri. Alya melihat ada beberapa pria melewatinya yang dijaga oleh beberapa bodyguard, termasuk pria yang menjatuhkan barangnya tadi. Keheranan Alya terhenti, mengingat ia harus segera melakukan check-in.


Korean Air KE-627 berangkat terlambat 10 menit karena menunggu seorang pria yang terlihat terburu-buru mencari nomor kursinya. Pria itu terpaksa duduk di kursi yang tersisa di kelas ekonomi, sedangkan teman-temannya berada di kelas bisnis.

Pria itu menghela napasnya karena dihadapannya ada dua orang yang sudah tertidur pulas bahkan sebelum pesawat lepas landas. Ia berpikir keras bagaimana caranya untuk duduk di kursi samping jendela tanpa harus membangunkan perempuan yang sedang tidur itu.

Ia berjinjit berjalan miring memepetkan badannya ke kursi depan sembari membungkukkan punggungnya agar kepalanya tidak terpentok kabin pesawat. Tiba-tiba bibirnya tersenyum karena menurutnya posisinya saat ini sangat lucu.

"Ahh..", Ia bernapas lega karena berhasil duduk di kursinya. Kemudian ia menatap perempuan disampingnya, kemudian mengerutkan keningnya.
"Sepertinya aku pernah melihat wanita ini", gumamnya dengan suara pelan sambil melihat perempuan yang duduk di tengah.

Perempuan yang duduk di tengah itu adalah Alya. Ia tertidur tanpa ia sadari sejak duduk di kursi pesawat karena ia kelelahan dan penerbangan yang larut malam. Setelah satu jam mengudara, perlahan kedua mata Alya terbuka. Ia sedikit terganggu dengan guncangan pesawat yang cukup kencang.

Matanya terbuka begitu melihat sebuah cahaya lampu baca yang mengarah pada pria di sebelah kirinya. Pria itu menunduk, sedang menulis sesuatu dan mendengarkan sesuatu melalui headset di telinganya. Wajahnya putih seperti kulit siomay, namun dengan proporsi sempurna antara mata, hidung dan bibirnya membuatnya menjadi terlihat sangat tampan. Pria itu tiba-tiba berhenti menulis, ia menarik napasnya pelan dan cukup terkejut ketika menengok sisi kanannya.

"Engg..", pria itu memundurkan kepalanya sembari mengangkat alis matanya.

"Ah, astaga!", Alya tersadar dan segera memalingkan wajahnya.

"Hai", pria itu mencoba menegur untuk menghilangkan kecanggungan diantara keduanya

Alya menengok dan membalas dengan tersenyum singkat. Jantungnya berdegup terlalu cepat dan membuat ia salah tingkah. Ia membetulkan posisi duduknya dan merapikan rambutnya.

"Ah, hai", Alya mengangguk sekali lagi dengan menengok ke pria sebelah kirinya.

"Did you sleep well?", pria itu tersenyum melihat perempuan di sampingnya menjadi gugup.

CONVERSE GIRL | Complete ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang