Lula menghela napas panjang, ia merasa sedih karena harus meninggalkan Korea secepat ini. Ia juga sedih karena harus berpisah dengan Alya, walaupun baru ia kenal beberapa hari saja. Lula harus kembali membawa rombongan wisatawannya ke Indonesia.
Bandara Incheon terlihat lebih ramai. Koper-koper wisatawan sudah dinaikkan ke troli dan tinggal menunggu waktu check-in tiba. Alya memegang tangan Lula, "Pasti ada kesempatan lain. Lagi pula nggak perlu nunggu bawa turis dulu baru kesini kan kalo kamu mau kesini ketemu aku."
Lula tersenyum menatap Alya. "Kamu emang jago ya kalo urusan nyemangatin orang." Lula tertawa, "Yang nyemangatin kamu udah ada belum?"
"Hahaha belum ada nih! Kemarin aku lupa menulis nama Lee Minho. Gemboknya masih ada di dalam tas. Apa aku perlu balik lagi ke Namsan Tower buat masang gemboknya?", tawa Alya. Dan Lula hanya tertawa karena mood-nya sudah lebih baik.
Walaupun umur mereka berbeda satu tahun, tapi itu tidak menjadi penghalang untuk mereka menjadi lebih akrab. Bahkan dalam waktu singkat, mereka sudah terlihat seperti teman yang sudah bertemu lama.
"Oh, iya! Kalo ketemu Yoongi lagi, aku titip salam buat Taehyung ya!", Lula menatap Alya dengan mata yang berbinar.
"Astaga, Lula! Yang kemarin itu cuma kebetulan. Aku hanya tahu namanya saja. Dan ternyata dia adalah seorang idol, itu juga aku tahu darimu". kata Alya.
"Kan, kamu yang bilang kalo udah takdir ya pasti ketemu lagi. Jadi, ya.... siapa tahu aja kan?", Lula mengedipkan matanya. Alya hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa.
"Gimana, Yoongi ganteng kan? Kamu harus lihat Taehyung yang lebih ganteng!" kata Lula bersemangat.
"Hmm, mulai lagi deh." Alya tertawa.
"Lah, itu kan fakta. Lagian tampang itu bonus, aku suka mereka karena bakatnya." kata Lula.
Alya mengelus pundak Lula, "Iya, iya, karena bakatnya. Nanti aku coba dengerin lagu-lagu mereka yang lain dan cari tahu tentang membernya. Oke?"
"Nah, gitu dong!" kata Lula sambil mengacungkan jempolnya.
"Iya, iya, mungkin nanti aku bisa jadi fans mereka juga, kan." Alya menepuk pundak Lula.
Lula kembali tertawa mendengar Alya, "Oke deh, udah waktunya check-in. Aku bawa rombongan masuk ke dalam, ya. Sampai ketemu lagi, entah itu di Jakarta atau di Seoul, ya!"
Alya memeluk erat Lula kemudian berpamitan dengan semua anggota rombongan wisatanya. Beberapa menit kemudian, Alya melihat papan yang memperlihatkan status kode penerbangan pesawat. Ia melihat kode penerbangan pesawat yang dinaiki Lula dan yang lain sudah take-off.
Karena pesawat mereka sudah terbang, Alya memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Mengingat semenjak kepulangannya dari Indonesia kemudian langsung bekerja, ia belum sempat membersihkan rumahnya yang ditinggalkan cukup lama.
*******
Jam menunjukkan pukul 6 sore dan Alya baru saja selesai membersihkan apartemennya. Ia berniat akan memasak makan malam, namun ia baru ingat bahwa ia belum berbelanja bahan makanan. Makanan yang dibawanya dari Indonesia kebanyakan bumbu, makanan ringan dan mi instan. Akhirnya Alya memutuskan untuk membersihkan diri kemudian pergi ke supermarket terdekat untuk berbelanja kebutuhannya.
Selesai mandi, Alya mendengar handphonenya berbunyi yang menandakan ada panggilan telepon yang masuk. Handphonenya menampilkan beberapa angka yang belum bernama di kontaknya. Ia mengerutkan keningnya dan bertanya-tanya siapa yang menelponnya. Alya mengangkat panggilan itu karena penasaran.
"Yeoboseyo..", Alya mengerutkan keningnya lagi karena tidak ada suara yang membalas. Alya mengulanginya, "Yeoboseyo.."
"Alya?" terdengar suara pria yang bernada berat membalas di ujung sana. Seperti suara yang pernah Alya dengar.
"Ya, saya Alya. Maaf, ini siapa?" tanya Alya.
Suara pria itu tidak terdengar lagi. Di seberang sana, pria itu terdiam sebentar. Benar ini nomornya, batinnya. Meski perasaannya sedang campur aduk, tetapi rasa ingin mengenalnya lebih membuatnya berani untuk kembali menjawab suara itu.
"Yoongi. Aku Min Yoongi. Kau ingat?" jawab pria itu.
Mendengar jawaban itu, seketika Alya terbatuk karena terkejut. Bagaimana bisa pria itu mendapatkan nomorku dan menghubungiku?
"Uhuk! Uhuk!" Alya menyingkirkan handphone-nya sebentar untuk menenangkan dirinya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Yoongi kebingungan mendengar suara Alya yang terbatuk.
Alya menjawab pertanyaan Yoongi dengan cepat, "A-aku tidak apa-apa. Y-ya, aku ingat."
Pria itu terdiam sejenak. "Apa kabar?"
"Ah, aku baik. Bagaimana denganmu?" tanya Alya ragu.
"Aku juga baik-baik saja. Karena makanan darimu, aku tidak jadi mati kelaparan waktu itu." kata Yoongi tertawa. Ingatan tentang kejadian itu membuat Alya terkekeh.
"Em, Alya-ya, apa kau sudah di Seoul?" tanya Yoongi ragu.
"Ya, aku sudah di Seoul. Ada apa?" jawab Alya.
Yoongi tersenyum mendengarnya. "Kalau begitu, apa kau punya waktu untuk makan malam denganku?"
Alya kembali terkejut dengan pertanyaan Yoongi. Ia berpikir keras apa Yoongi sedang mengajaknya untuk bertemu, tapi untuk apa? Apalagi Alya tahu siapa Yoongi sebenarnya. Alya tampak ragu, karena tidak ingin membuat masalah di negara orang, tapi ia juga tidak bisa menolak kebaikan orang.
"Em, maaf tapi sepertinya malam ini aku tidak bisa." jawab Alya dengan suara pelan. Ia ragu apakah Yoongi bisa menerima jawabannya.
"Ah, begitu." Yoongi merasa kecewa dengan jawaban Alya. Ia sudah susah payah untuk memberanikan diri untuk menelpon Alya, namun nyatanya ia ditolak pada ajakan pertama.
"Malam ini aku harus membersihkan apartemenku, karena sudah lama aku tinggalkan. Mungkin bisa di lain waktu." Alya mencoba menjelaskan alasannya, bagaimanapun ia tak bisa sekasar itu menolak ajakan orang tanpa alasan. Itu akan membuat suasana menjadi canggung.
"Ah, begitu rupanya. Baiklah, katakan saja kapan kau ada waktu. Aku berhutang makan malam padamu, ingat itu." kata Yoongi mengerti alasan Alya.
"Ah tentang itu. Kau tak perlu repot-repot, Yoongi-ssi." Alya menghela napasnya sambil tersenyum.
"Tidak bisa. Aku pria yang selalu menepati janjiku." balasnya.
"Ah, kalau seperti itu aku akan senang menerima traktiranmu. Mungkin besok malam aku bisa menemuimu." jawab Alya dengan tersenyum.
"Hmm, baiklah, besok malam aku juga tidak ada jadwal. Aku akan mengirimkan alamatnya padamu." balas Yoongi dengan senang.
"Oke. Terima kasih, Yoongi-ssi." jawab Alya.
"Ah, aku yang harusnya berterima kasih. Sampai jumpa besok malam. Alya-ya." tutup Yoongi.
Bip..
Panggilan itu sudah terputus. Alya menatap layar handphone-nya. Bagaimana bisa pria itu mendapatkan nomornya? Tunggu, apa besok malam ia akan makan malam dengan pria yang terkenal? Alya membesarkan bola matanya. Jantungnya berdegup kencang. Wajahnya merona merah muda. Ia berlari dan melempar badannya ke tempat tidurnya kemudian menutup wajahnya dengan bantal lalu berteriak dengan kencang. Ini pasti mimpi!!!!!!
Alya bangkit dari tempat tidurnya dan mencoba menenangkan dirinya kembali.
"Dia hanya ingin membalas kebaikan. Hanya makan malam. Tidak usah berharap lebih, Alya!" Ia mulai berbicara dengan dirinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/258007979-288-k522035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVERSE GIRL | Complete ✅
FanfictionAlya Naomi, seorang wanita berasal dari Indonesia yang sedang melanjutkan hidupnya di Negeri Ginseng. Berawal dari melanjutkan studi S2, kemudian mendapatkan pekerjaan disini. Korea Selatan memiliki tempat istimewa di hatinya. Alya juga sangat suka...