Alya berlari tak tentu arah. Malam yang dingin menusuk tulang tak menghentikan langkahnya. Jantungnya berdetak sangat cepat. Mulutnya berkali-kali memaki dirinya sendiri. Entah sudah sejauh apa Alya melangkah. Tiba-tiba kakinya tersandung batu di pinggir jalan. Tubuhnya oleng dan jatuh. Ia bangkit dan duduk bersandar di dinding rumah berbata merah. Ia terdiam kemudian memeluk lututnya dan merasakan hawa dingin yang mulai menusuk kulitnya. Air matanya tumpah lagi.
Ia merasakan sebuah butiran putih yang dingin mengenai kulit tangannya. "Salju?" bisiknya pada angin yang berhembus. Ia menadahkan tangannya ke langit. "Salju pertama tahun ini."
Alya menengadahkan kepalanya ke atas. Untuk menghentikan tangisnya dan melihat salju. "Salju pertamaku tahun ini apakah seperti ini?"
"Lalu ingin seperti apa?" tanya seorang pria yang berjongkok menatap Alya. "Kau nggak merasa dingin, Noona?" tanyanya sembari menggosokkan tangannya.
"Jungkook?" Alya terkejut melihat Jungkook.
"Kenapa kau tiba-tiba lari? Sangat susah mencarimu!"
Alya tak bisa berkata apa-apa untuk menjawab pertanyaan Jungkook. Menatap Jungkook membuat Alya sadar, alasannya tak ingin mendengar pernyataan cinta dari Jungkook malam itu. Bukan karena dirinya sadar akan posisinya, melainkan alasan lain. Alasan yang membuatnya menjadi bimbang. Takut hatinya layu sebelum mekar.
"Kau menangis?" tanya Jungkook melihat air mata Alya yang menetes dipipinya. "Jangan menangis, aku bisa disangka orang jahat kalau ada yang lihat!" Jungkook mengusap pipi Alya.
Alya tak bisa tertawa menanggapi candaan Jungkook. "A-akuu.. menyukainya, Jungkook-ah.." bisik Alya.
Alya menyembunyikan wajahnya ke dalam lututnya. Ia malu. Tapi setelah melihat pria yang tersenyum untuknya kemudian tertawa dengan perempuan lain, ia merasakan sakit. Rasa sakit yang dirasakannya adalah rasa cemburu. Dan ia kini tahu perasaan yang selama ini menganggunya.
Jungkook mengelus lembut pundak Alya, "Aku sudah tahu."
"Maafkan aku, Jungkook-ah. Maaf," katanya terisak.
Jungkook diam saja. Alya mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook yang sedang melihatnya.
"Kau tahu perasaanku?" tanya Alya bingung. Jungkook mengangguk. "Sejak kapan?" tanya Alya.
Jungkook menghela napasnya, "Aku sudah tahu dari sikapmu. Saat kau sedang bersamanya dan saat kau sedang bercerita padaku tentangnya. Secara tidak langsung kau juga yang sudah memberitahuku."
Alya diam sejenak. Ia juga tidak tahu sejak kapan ia mulai menyukai Yoongi. Kapan perasaan itu muncul. Dan tiba-tiba melihatnya bersama perempuan lain sungguh membuat Alya merasakan sakit yang sesak. Alya menghela napasnya dalam-dalam. "Aku harap dia nggak pernah tahu perasaanku ini." Alya mengelap pipinya yang basah.
"Kenapa?" tanya Jungkook.
"Aku tak mengharapkan balasan apapun. Karena kami nggak akan pernah bisa menyatu."
"Lalu kenapa kau masih menangis, Noona?" tanya Jungkook.
"Aku tak bisa menahan lagi rasa sakit yang aku rasakan," bisiknya terisak.
"Aku juga, Noona." Jungkook tertawa. Entah mengapa membuat Alya tersenyum dan menghapus air matanya.
Mungkin saat ini keduanya sedang berbagi rasa sakit. Sangat aneh. Alya tak percaya Jungkook masih bisa bersikap baik-baik saja saat perempuan yang ia suka mengatakan padanya bahwa menyukai pria lain.
Tanpa disadari Jungkook dan Alya, di seberang jalan, Yoongi baru saja menemukan keduanya sedang melihat mereka. Pria itu berjalan perlahan menghampiri. Langkahnya semakin pelan ketika semakin dekat. Sebenarnya Yoongi melihat Alya yang tiba-tiba pergi ketika melihat dirinya sedang dipeluk seorang perempuan, anehnya itu membuatnya senang. Apakah Alya cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVERSE GIRL | Complete ✅
FanfictionAlya Naomi, seorang wanita berasal dari Indonesia yang sedang melanjutkan hidupnya di Negeri Ginseng. Berawal dari melanjutkan studi S2, kemudian mendapatkan pekerjaan disini. Korea Selatan memiliki tempat istimewa di hatinya. Alya juga sangat suka...