"Sa, kamu yakin udah kuat? kalo belum kita pulangnya besok aja, ya?" Jihoon melihat wajah Asahi yang masih lumayan pucat. anak itu hanya makan beberapa suap nasi siang tadi. itupun karena di paksa, kalau tidak mungkin dia hanya akan rebahan tanpa makan.
"kuat kok, ayo pulang." kata Asahi yang sekarang sudah benar kuat berdiri. sesungguhnya dia tidak nyaman tinggal lebih lama di rumah Jihoon meskipun tidak ada kedua mertuanya. Asahi tetap tidak mau bahkan meski sehari lagi saja.
"ya udah, kalo ada apa apa nanti bilang ya." Jihoon merangkul yang lebih muda keluar rumah.
Jihoon mengemudi dengan kecepatan standar sementara Asahi sudah kembali memejam dan bersandar di kursi penumpang. dia benar benar sudah lebih baik hanya saja tubuhnya masih sedikit lemas.
"kak, nanti Haruto mau dateng, katanya." Asahi memecah keheningan memberi tahu Jihoon kalau sepupunya akan datang ke apartemen mereka nanti.
"iya, Junkyu juga mau dateng, dari pada dia marah marah mending biarin aja," kata Jihoon yang di omeli Junkyu saat menerima panggilannya siang tadi sebab tidak diizinkan datang ke rumahnya langsung.
"bentar, kakak ambil tas dulu." Jihoon bergerak mengambil sebuah tas di jok belakang sebelum turun dan membantu Asahi berjalan keluar menuju unit apartemen mereka.
"kak, aku udah bisa kok," Asahi tidak enak di lihat oleh orang orang, sebab dirinya berjalanan seperti seorang yang sakit keras.
"iya iya, maaf." kata Jihoon.
"itu, kak Junkyu sama Haruto, kak." Asahi menunjuk dua manusia jangkung yang berdiri di depan unit apartemen Jihoon.
"lama banget buset, lumutan gue nungguinnya," kata Junkyu saat Jihoon sudah ada di hadapannya. sementara Haruto tengah mengomeli Asahi yang sudah dua hari tidak bisa di hubungi.
"Shiho mana Shiho?" tanya Jihoon seraya membuka pintu apartemen dengan kartunya.
"Shiho ke toilet," kata Junkyu, tak lama munculah Mashiho dari koridor pojok.
"lah, kenapa gak bisa?" Jihoon berusaha membuka pintu apartemennya berkali kali tapi tetap tidak terbuka.
"kenapa tuh?" tanya Haruto dengan wajah polosnya.
"bentar, biar gue tanya pertugas." Jihoon langsung menarik tangan Junkyu kemudian mereka pergi ke lobby untuk menanyakan apa yang terjadi hingga apartemennya tidak bisa terbuka.
"maaf tuan, akses anda di blokir langsung oleh tuan Park." ucap seorang receptionist di lobby pada Jihoon, "dan ini yang di titipkan pada kami untuk anda," lalu menyerahkan dua buah koper besar pada Jihoon yang langsung speechless dan langsung pergi begitu saja.
"titip sebentar pak, saya ke atas dulu, terima kasih." kata Junkyu lalu menyusul langkah lebar Jihoon kembali ke unitnya.
"gimana kak?" Asahi menatap Jihoon, tiba tiba membuatnya ingin mengamuk apalagi wajah yang lebih muda terlihat semakin pucat.
"di blok bapaknya," kata Junkyu.
"gini aja, Asahi ikut Mashiho dulu ya? Haru yang anterin, biar kakak yang urus tempat tinggal." kata Jihoon dengan akal pendeknya.
yang paling utama saat ini adalah mengusahakan tempat untuk mereka tinggal.
"tapi kak,"
"sst, sekarang kamu nurut aja ya. Shiho, kakak minta tolong ya, titip Asahi bentar." kata Jihoon menatap Mashiho yang tentu saja menerima tanpa berat hati.
pada akhirnya Asahi bersama Mashiho dan Haruto pergi ke rumah Mashiho dengan taksi. sementara Jihoon dan Junkyu dengan mobil terpisah menuju rumah.
"tunggu disini, lo hubungin bang Hyunsuk dulu, gua ambil surat surat mobil, bentar." kata Jihoon setelah masuk rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me [JiSahi]
Randomalasan paling sederhana dari keputusan besar dalam hidup Jihoon adalah; ia mencintai Asahi. pernah di : #1 on #jisahi #4 on #jaehyuk #1 on #yoonjaehyuk