rasanya panas sekali, tubuhnya mendadak mengigil dan membuat dia kesulitan bernafas, mulai sulit memutuskan akan melakukan apa. langkah ringkih itu menuju nakas di sudut ruangan dan merogoh setiap laci untuk mencari benda yang sangat ia butuhkan saat ini.
sebuah suntikan siap pakai berhasil ia temukan di dalam lipatan sebuah sapu tangan. dengan segera menyuntikan isi di dalam tabung suntik itu ke dalam tubuhnya.
menghalau perih kala jarum menusuk kulitnya, ini akan terasa lebih baik setelah obat yang ia injeksi bereaksi dan membuatnya kembali merasa tenang.
jarum bekas pakai jatuh begitu saja saat ia menyandarkan tubuhnya di nakas, dengan mata sayu ia menerawang atap ruangan yang bersih tak bercorak.
saat ini dia sendirian, ayahnya baru saja di tangkap oleh kepolisian dan sedang dalam penyidikan, sementara dia dan kedua temannya yang terlibat tengah melarikan diri.
Beomgyu bilang dia pergi ke Daegu, kampung halamannya sementara Jeongin kabur ke Busan. dan sekarang dirinya berada di Gimpo, tempat yang cukup jauh dari kejaran polisi, menurutnya.
di sebuah rumah yang hanya dirinya dan sang ayah yang tau. sementara kakaknya, entah kemana, ia kehilangan kabar.
Jaehyuk meratap nasibnya yang berubah dalam semalam, kemarin ia masih bisa pergi kemanapun sebebas burung yang bisa terbang kemanapun sesuka hati, tapi sekarang rasanya sulit seperti burung dalam sangkar.
"apa ini karma?" gumamnya tanpa sadar.
"apa ini karena Asahi benci sama gue?"
Jaehyuk terus berpikir bahwa semua ini adalah hasil dari perbuatan kejinya terhadap Asahi.
"sekarang gue sendirian."
Jaehyuk menjatuhkan tubuhnya yang seperti menggigil, ia menekuk kakinya guna menghalau dingin.
meski tak ada gunanya, tubuh kurusnya tetap berselimut sejuk yang berlebihan.
hingga rasanya air mata Jaehyuk membeku, lalu kehilangan kesadarannya, mulai meracau banyak hal acak yang tidak bisa di mengerti.
lalu sepersekian detik kemudian, pintu ruangan di dobrak kencang, beberapa orang berbadan tegap berseragan khas kepolisian meraihnya dan tanpa perlawanan Jaehyuk menyerahkan diri, dalam kondisi yang mulai terkulai lemas, Jaehyuk tak lagi menolak sedikit pun kala ia di papah seorang polisi masuk ke dalam mobil dan membawanya pergi.
"sama siapa kamu pergi kesini?" tanya polisi di sampingnya.
"sendiri.." balas jaehyuk dengan kepala tertunduk.
suaranya terdengar lemah, semudah itu karma mengalahkan dirinya.
"barusan kamu habis pakai ya?"
dan lagi Jaehyuk hanya mengangguk membuat dua polisi di sisi kanan dan kirinya menggeleng prihatin.
"kasihan sisa usia mu kalau harus di habiskan di dalam penjara."
• • •
Jaehyuk terduduk di ruang tahanan bersama Beomgyu dan Jeongin yang ternyata sudah lebih dulu di tangkap.
dua temannya itu tampak amat sangat frustasi, kantung mata menghiasi wajah keduanya, sama seperti Jaehyuk yang bahkan mulai resah akan banyak hal.
"mama gue kecewa banget.." celetuk Jeongin dengan nada sedih.
begitu pula Beomgyu yang hanya mampu mendesau kecil, "kakak gue marah besar." katanya.
Jaehyuk diam, ia bahkan tidak tau dimana kakaknya, atau sedang apa ayahnya saat ini.
"harusnya kita gak main main sama hal hal sesampah narkoba." satu kalimat dari Jeongin mengawali detik pertama tangis ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me [JiSahi]
Randomalasan paling sederhana dari keputusan besar dalam hidup Jihoon adalah; ia mencintai Asahi. pernah di : #1 on #jisahi #4 on #jaehyuk #1 on #yoonjaehyuk