- 11 : lima bulan yang berat

2.7K 356 23
                                    

gue akan ngebut book ini
hepi reading!

• • •

Asahi nyatanya jatuh ke dalam keterpurukan, sejak acara makan siang bersama hari itu, hingga hari ini dua minggu telah berlalu, Asahi masih terus tenggelam dalam rasa sedihnya sendiri. bahkan ia tidak lagi mengindahkan bujukan Jihoon untuk melupakan apa apa saja yang sekiranya membuat batinnya tersiksa.

Jihoon merasa begitu bersalah karnanya, sebab jelas saja sang papa membuat Asahi benar-benar terpukul, istrinya itu pasti merasa begitu bersalah.

Jihoon akan mendapati Asahi duduk termenung di pinggir ranjang kamarnya sambil menatap keluar jendela, bahkan tak jarang Jihoon harus melihat Asahi yang tertunduk sambil menyembunyikan tangisnya, punggung sempit yang bergetar lantaran usahanya menahan isakan.

keadaan Asahi tak ayal membuat Jihoon selalu merasa takut jika harus meninggalkan istrinya di rumah sendirian, ya meski Asahi tetap melakukan semua pekerjaan rumah dengan baik, tetap saja Jihoon merasa khawatir.

"mental Asahi bisa aja keganggu karna tertekan, Hoon," ucap Junkyu saat ia menceritakan keadaan terkini Asahi, yang tadi pagi duduk termenung di meja makan setelah menyiapkan sarapan pagi untuknya.

"gue pikir juga gitu, Jun. tapi ngga tau gue harus apa, Asahi pasti ngga mau di ajak ke dokter, jangankan ke dokter di ajak ngomong aja dikit banget jawabnya," curhat Jihoon sarat nada frustasi,

saat ini mereka sedang dalam perjalanan menujun rusun Jihoon, ceritanya Junkyu sekalian belajar bersama untuk post test mereka.

Mashiho akan datang nanti, sementara saat ini Haruto dan Jeongwoo sedang menemani Asahi di rusun, anak smp pulang sekolahnya siang.

"coba deh lo ajak dia ke tempat yang adem? maksudnya yang damai gitu, biar dia bisa treat dirinya sendiri untuk lemesin pikiran, lalu disitu coba lo kasih pengertian," saran Junkyu kemudian

"ngga kepikiran anjir, gue terlalu sibuk mikirin Asahi yang tiap hari makin muram, sampai post test pun gue lupa,"

sebuah tepukan di bahu Jihoon dapat dari Junkyu, "gue disini brader, Asahi juga punya Mashi, Haru sama Jeongwoo, kita semua pasti bakal bantuin lo semampu dan sebaik mungkin, lo jangan ngerasa sungkan, kaya sama siapa aja, lagipula, kita semua sedang berbuat kebaikan, Hoon, nanti di beri balasan setimpal sama Tuhan." kata Junkyu

• • •

Jeongwoo menghela nafas setelah lepas dari kegiatannya menjaga sang kakak ipar sejak sepulang sekolah tadi lantaran Jihoon sudah pulang, saat ini Jeongwoo bersama Haruto sedang menunggu pesanan makan siang mereka yang terlewat di rumah makan dekat rusun, mereka hanya tidak mau merepotkan Asahi ataupun mengganggu kegiatannya, melamun di ruang tengah.

"udah duduk disini sepuluh menitan, lo udah ngehela nafas lima belas kali, Woo." celetuk Haruto selepas genap hitungannya pada helaan nafas Jeongwoo yang nampak frustasi.

"lo itung?"

lantas Haruto hanya mengangguk,

"gabut amat,"

dengusan terdengar pelan dari si manis,

"lagian lo ngapain merenung sambil hela hela nafas, buang buang umur aja," katanya,

dan tanpa sengaja satu lagi hela nafas Jeongwoo hembus lambat, "bukan bukan, gue cuma kepikiran masalah bang Jihoon," ucapnya.

Haruto mengerut alis sekilas, lalu bertanya, "kenapa emang?"

Be With Me [JiSahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang