Jihoon kembali ke apartmentnya bersama dengan Asahi tepat satu hari setelah kepulangan dia ke rumah orang tuanya. yang mana pada waktu itu, Jihoon dan sang papa pada akhirnya menghentikan perang tak kasat mereka.Jimin mengembalikan akses penuh Jihoon untuk apartment, memberi mobil baru dan barang barang baru lainnya untuk kebutuhan mereka di apartment.
Oh, dan ada yang perlu di ceritakan tentang pertemuan Asahi dengan Jimin hari itu.
flashback
Jihoon sedang di kamar mandi, mama Rose ada di dapur dan Jeongwoo sedang ngapel.
Asahi duduk berdua dengan sang papa mertua, untuk pertama kali atas nama ketenangan. Jimin sendiri yang meminta, agar Asahi tidak perlu begitu tegang saat berhadapan dengan dirinya. karena Asahi sendiri sudah tau, dari Jihoon yang menceritakan bahwa sang papa sudah tau dsn menerima semua kebenarannya.
"alih alih untuk memarahi kamu, saya lebih ingin meminta maaf sama kamu, nak. maaf karena saya sempat sangat menakutkan di mata mu, Jihoon bilang mungkin kamu sampai trauma, maaf untuk itu.." kata Jimin, menatap Asahi yang duduk dengan kedua tangan bertaut agak resah.
"mmm, sa-saya sebetulnya gak masalah lagi sama itu.. cuma, sedikit takut, mungkin. kebenaran tentang bukan kak Jihoon ayah dari anak saya.. saya takut, saya paham Tuan-"
"panggil saja saya papa, sama seperti Jihoon, sekarang kamu juga anak saya, Asahi. istri Jihoon, dan dengan begitu, gak peduli siapa sebenarnya ayah dari anak dalam kandungan mu, saya akan tetap menganggap dia adalah cucu saya, dari yang saya lihat, Jihoon begitu menyayangi kalian." potong Jimin membuat Asahi berkedip lamat lalu tersenyum haru.
"terlalu konyol kalau saya lebih keras melawan kehendak Tuhan kalau kalau berniat memisahkan kalian, jadi untuk itu, berbahagialah dengan Jihoon, bangun keluarga yang baik dan berlandaskan cinta, dengan begitu, papa dan papa mu bisa merasa cukup melihat putra putra kami hidup dengan baik." kata Jimin final.
membuat Asahi tak lagi mampu menahan tangis haru, tepat saat Jihoon bergabung dan langsung memeluk dan menenangkan Asahi-nya.
mengingat itu membuat Asahi tersenyum, rasanya semua beban dahulu ketika masih hidup dengan berbagai macam simpanan kebenaran. Asahi akui, setelah semua terbongkar, hidupnya terasa lebih ringan, terlebih setelah dengan yakin dirinya menyadari bahwa Jihoon telah berhasil membuatnya jatuh cinta setelah setiap detik tak henti membuatnya jatuh hati.
enam bulan usia kandungan, Asahi bersyukur semua nya bisa dia lewati dengan keadaan apapun dan bertahan hingga titik ini.
kalau kata Haruto, "kakak sama kak Jihoon itu hebat banget, gak semua orang sanggup bertahan dengan tanggungan seberat kalian."
dan Asahi tau itu. meski setiap manusia punya tanggungan hidup sendiri sendiri. tapi, untuknya dan terutama untuk Jihoon, yang belum sepantasnya ada di posisi seperti ini, ia bangga bisa menjalani kehidupan sesuai alur yang telah Tuhan gariskan, bersama dengan Jihoon.
"Asayang.." Jihoon datang sedikit mengagetkan.
"apa kak?" tanyanya.
"lagi apa? kakak mau tanya sesuatu, boleh?" katanya.
gelengan kecil dari Asahi sebelum berujar, "nggak ada, boleh kok, tanya aja."
"gini, kalau kita ketemu sama Jaehyuk, kamu sanggup? atau, bukan sanggup deh, kamu mau gak?" tanya Jihoon, kesannya hati hati sekali.
"memangnya kenapa kak? ada apa, kenapa tiba tiba?" tanya Asahi.
"gak tiba tiba, cuma mungkin sebelum semuanya jauh lebih buruk dari sebelumnya, Jaehyuk dan kamu tetep perlu bicara, meskipun sedikit, aku pikir Jaehyuk itu harus tetep tau diri dan minta maaf sama kamu." jelas Jihoon membuat Asahi lantas diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me [JiSahi]
Randomalasan paling sederhana dari keputusan besar dalam hidup Jihoon adalah; ia mencintai Asahi. pernah di : #1 on #jisahi #4 on #jaehyuk #1 on #yoonjaehyuk