Asahi tengah memasak saat Jihoon pulang dengan keadaan jauh lebih riang dari sore tempo hari. begitu penasaran pada apa yang membuat suaminya bahagia, Asahi menunda acara masaknya guna menghampiri Jihoon.
"kamu tau kan hari pengumuman kelulusan?"
dan ya, Asahi mengangguk, omong omong melihat Jihoon yang begitu bahagia membuat senyum tak lepas dari wajahnya.
"iya tau, gimana hasilnya?"
Jihoon merogoh tas sekolahnya, mengeluarkan sebuah surat pernyataan bahwa dirinya telah lulus dengan nilai hampir sempurna, selain itu pula Jihoon memperlihatkan hasil foto dari pengumuman di mading sekolah.
"Aku LULUS!!" dan berseru kembali.
Jihoon memeluk Asahi yang berdiri di hadapannya, berkali kali mengecup perut istrinya yang sudah semakin besar di akhir trimester keduanya ini.
sementara dengan lembut Asahi memberi usapan di rambut kelam Jihoon dan menepuk bahu kokoh suaminya sebagai tanda bahwa ia sangat bangga pada Jihoon.
"selamat ya kak, sudah aku bilang kamu itu hebat banget, selamat karena kamu lulus dengan nilai nyaris sempurna, aku bangga banget sama kamu!" kata Asahi tulus.
Jihoon tersenyum senang, mendongak menatap Asahi lalu kembali mengecup perut buncit istrinya, "makasi banyak ya, kamu dan adek itu semangat terbesarku disini, berkat kehadiran kalian jadi aku punya alasan buat berjuang keras sampai dapet hasil yang bagus kayak gini, i love you so much!" ucapnya panjang dengan sebuah seruan lucu di akhir kalimat membuat Asahi tak bisa menahan senyumnya menjadi lebih lebar.
Jihoon berdiri kemudian memeluk Asahi dengan hangat, "makasi, aku sayang banget sama kalian." ucapnya lirih.
Asahi mengusap punggung Jihoon sebagai tanda bahwa ia pun sangat sangat menyayangi Jihoon, sangat bersyukur akan kehadirannya.
"Kak!"
"apa?"
Asahi menatap Jihoon, "gak mau kasih tau mama mu?"
Jihoon nampak berfikir sejenak, "nanti aku telepon mama!" katanya.
Asahi menggeleng, "gak mau ke rumah mama? mama bilang kesepian, aku.."
"kamu mau? maksudku, kamu sanggup?"
Jihoon menatap serius, Asahi mengangguk kecil.
"sanggup!" katanya.
Jihoon masih nampak ragu, "aku gak mau kamu kenapa kenapa lho, apa mama aja yang ku bawa kesini?"
Asahi kembali menggeleng, "gak kak, gak sopan ah, kita aja yang kesana, ya?"
Jihoon kembali menimbang nimbang, "tapi serius, aku masih marah sama papa, kalau sampai kenapa kenapa lagi dan itu cuma karena papa, aku bisa tambah marah." katanya.
Asahi mengerucutkan bibirnya, "gak jadi bangga deh, kakak gak boleh gitu!" katanya.
"tapi seriua, Sahi papa itu-"
"kakak.."
Jihoon terpaku pada saat Asahi memasang tatapan memelas paling melas yang dia miliki dan sukses membuat dirinya mau tak mau mengiyakan.
"besok kita ke rumah kakak ya?"
Jihoon hanya mampu mengangguk kecil sebagai jawaban atas persetujuan terpaksanya.
"hng, kakak yang ikhlas dong!!"
"iyaaa, nih senyum nih.. ikhlas kok, cuma agak khawatir aja." katanya, memaksa sebuah senyuman lalu jatuh terduduk di sofa.
Asahi duduk di sisinya, memberi usapan di pundak kokohnya.
"aku sama adek udah jauh lebih kuat sekarang. soalnya ada kakak yang selalu di sisi kita, jadi aku gak perlu takut kan?" ucap Asahi mencoba meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me [JiSahi]
Randomalasan paling sederhana dari keputusan besar dalam hidup Jihoon adalah; ia mencintai Asahi. pernah di : #1 on #jisahi #4 on #jaehyuk #1 on #yoonjaehyuk