Asahi datang dengan segelas susu dan secangkir kopi susu di nampan bawaannya.
"mbun.." panggil Junghwan yang melihat persensi bundanya datang dengan segelas susu kesukaannya.
Jihoon dengan sigap membawa putranya ke pangkuan.
Junghwan sudah berusia lima tahun, sudah bisa bicara dengan lancar, berlari bahkan sudah biasa mengajak Jeongwoo berkelahi. hehe
sudah satu tahun berlalu sejak kelulusan Jihoon dari bangku kuliah sementara Asahi sudah menyelesaikan pendidikan menengah atasnya saat Junghwan berusia dua tahun.
Asahi tersenyum dan membantu Junghwan meminum susunya, sementara Jihoon menyaksikan putra gembulnya sangat suka dengan susu berperisa pisang yang tak pernah absen setiap harinya.
Jihoon sendiri tau, biar bagaimanapun, Junghwan adalah anak Jaehyuk, meski ia bermarga Park tapi darah Yoon mengalir di tubuhnya. bukan masalah baginya, itu semua sudah menjadi hukum alam.
omong omong perihal ayah biologis Junghwan, Yoon Jaehyuk di nyatakan meninggal dunia satu bulan setelah pertemuannya dengan Asahi kala itu, tepatnya saat sidang kedua kasus tindak pidana yang ia lakukan, Jaehyuk pingsan dan di larikan ke rumah sakit, ia mengidap kanker otak stadium akhir. dan itupun baru ia tahu setelah sekian lama mengabaikan setiap sakit kepala yang datang padanya.
"udahh, makasii mbun!" pekik Junghwan kecil di sertai senyuman yang menyembulkan dua gigi manisnya.
"aduh lucunya, sama sama sayangku.." sahut Asahi gemas, jemarinya tak lupa menjawil lembut hidung mancung putranya.
"mbun, Junghwan mau ketemu om Wowo sama kak Hawuu~" Junghwan itu memang suka pilih kasih, katanya, karena Haruto kalau senyum manis seperti gula gula kesukaannya, jadi dia memanggil dengan sebutan "kak Hawu" atas ajaran Haruto sendiri.
"Junghwan mau? kalau gitu, besok kita ke tempat om Jeongwoo sama kak Haru sama sama ya? nanti Junghwan bisa main sama om Wowo sampai teler.." kata Jihoon, yang meskipun Junghwan tidak mengerti tapi dia tetap tertawa. aw, gemash!
Junghwan itu suka sekali main dengan Jeongwoo, entah kenapa. sampai setiap jam bertanya kapan akan main ke rumah om Wowo-nya itu. alhasil, malam itu juga Jihoon dan Asahi pergi ke rumah pribadi Jeongwoo.
rumah pribadi Jeongwoo yang letaknya tepat di depan rumah Asahi dan Jihoon. iya, kan tinggal lompat sudah sampai padahal, tapi berhubung keluarga ini kalau tidak drama tidak seru maka begitulah.
hehe :)
"kak HaWU!!" pekik Junghwan ketika dia masuk rumah om-nya dan mendapati Haruto datang bersiap menyambutnya ke dalam pelukan.
Jihoon dan Asahi geleng geleng kecil, anaknya memang agak drama.
cukup drama.
"kak Hawu, kok endaa di cium!?" Junghwan memekik ketika lepas pelukan dan Haruto lupa mencium dirinya seperti biasa.
astaga, Haruto gemas.
setelah duduk lesehan di bawah sofa barulah Haruto menciumi Junghwan di seluruh wajah manisnya itu.
"gemay banget gak tahan sini kak Hawu makan sini!"
"endaa, jangan makan, nanti kak Hawu di jepit papa di sini!" kata Junghwan menunjuk lipatan ketiak. bahasa inggrisnya, di empet di ketek.
itu membuat para orang dewasa tertawa, termasuk Haruto yang sejujurnya akhir akhir ini mudah lelah bahkan hanya untuk tertawa tapi Junghwan ini selalu saja ada kelakuannya membuat Haruto tertawa setiap Junghwan di sisinya. kan jadi bahagia gitu bumil.
"katanya mau ngobrol sama dedek bayi? itu lho kak Hawunya di depan mata, ngobrol sana." kata Asahi yang duduk di sisi lain Junghwan.
iya, jadi Junghwan kaget ketika pertama kali melihat perut Haruto besar sekali katanya seperti perutnya ketika kebanyakan makan. tapi, karena penjelasan sang papa, bilang ada bayi di dalam perut Haruto, maka Junghwan berkeinginan untuk mengobrol dengan calon anak Jeongwoo dan Haruto itu.
Junghwan yang duduk di antara kedua kaki Haruto pun mulai mendekat, duduk berhadapan dengan Haruto lalu perlahan mengelus permukaan perut besar Haruto.
"o-oho, mbun.. perut kak Hawu besar banget!!" pekiknya heboh, padahal Haruto baru masuk usia kandungan enam bulan tapi Junghwan sudah hebohnya luar biasa.
gemas lagi..
Junghwan sibuk memberi elusan lembut di perut Haruto, sementara Haruto sibuk berdoa semoga kelak anaknya akan semenggemaskan Junghwan.
"allo dedek bayi.. ini Junghwan, dedek bayi disana lagi apa??"
"dedek bayii udah maem belum? udah mimi susu belum, uhm??"
"dedek bayii, kapan keluarnya?" tanya Junghwan dengan tatapan polos ke arah mereka semua bergantian.
"nanti sayang, tiga bulan lagi." kata Asahi seraya mengusak surai Junghwan.
saking khidmatnya Junghwan mengobrol dengan dedek bayii, sampai dia tidak sadar bahwa sejak tadi partner kelahinya sudah selesai mandi.
"heh gembul, sini kamu!" panggil Jeongwoo seolah mengajak bertempur.
Junghwan lantas berlari menghampiri Jeongwoo, lalu memeluk leher pamannya itu.
dengan tangan tangan gemuk yang meremat baju yang di kenakan Jeongwoo.
"cium dulu dong.." kata Jeongwoo
Junghwan menggeleng, "enda mau, Junghwan mau cium kalau om Wowo biarin Junghwan nginep disini!" katanya.
alis Jeongwoo bertaut, "lah, ngga biasanya nih, ada apa tiba tiba mau nginep?"
Junghwan bilang, "kata papa, kalau Junghwan mau dedek bayii di perut mbun kaya kak Hawu gitu, Junghwan harus sering sering nginep di sini!" dengan polosnya.
membuat Asahi yang mendengar itu langsung menoleh pada Jihoon yang pura pura menerima telepon dari Junkyu sementara Haruto dan Jeongwoo kompak terkikik mendengar tutur polos Junghwan.
"ya udah, di izinin nginep disini, gak balik balik juga gak masalah." kata Jeongwoo ringan.
Junghwan langsung sumringah dong, "beneran!!?"
Jeongwoo mengangguk dan setelahnya dia harus rela wajahnya basah sana sini karena Junghwan menciumi seluruh wajahnya.
ow, gemas sekali!!
Haruto sampai pindah duduk di sofa atas Jeongwoo dan mengorbankan bahu Jeongwoo untuk dia remas kencang karena tidak tahan akan kegemasan Junghwan.
"ya Tuhan, semoga nanti anak ku kalau udah lahir bakal lucu kaya Junghwan, gak kaya Jeongwoo.. amiin.." doa Haruto dengan sepenuh hati mengundang gelak tawa dari Jihoon dan Asahi, sementara Junghwan menertawai ekspresi aneh dari sang paman yang di nistai istri sendiri.
"om om.."
"apa?"
"om beneran udah mandi?!"
"ya udah, tadi tuh."
"kok masih tetep?!"
"ya manurutmu? om abis mandi berubah jadi thanos gitu?!"
dan mulai berdebat lagi. setelah malam tiba dan waktunya untuk tidur.
"endaa ih, maksudnya kok muka om masih?"
"ya kalo ilang serem dong, sayang.."
"ih, endaa gitu juga maksudnya om!!"
"terus gimana maksudnya ganteng...?"
"muka om masih tetep, masih tetep jelek!"
dan berlari mengekori Haruto yang sudah lebih dulu berangkat ke dalam kamar meninggalkan Jeongwoo yang berteriak gemas.
"gemas banget pengen cekek terus lelepin di rawa rawa, anak siapa sih, gak ada akhlak amat.. hadeh, untung emak bapaknya galak!" omel Jeongwoo.
tapi meski begitu, itu semua hanya candaan tidak peduli bagaimana latar belakang keberadaan Junghwan di dunia, yang paling penting saat ini adalah kehidupan Junghwan yang baik bersama dengan kedua orang tua yang lengkap dan pantas, serta dirinya dan Haruto sebagai pelengkap.
Jeongwoo turut senang kini kehidupan abangnya bersama dengan Asahi dan Junghwan bisa di katakan sangat bahagia.
jadi, dengan begitu Jeongwoo bersyukur ketika dahulu ia berhasil mengenyahkan perasaan buruknya terhadap pilihan sang abang menikahi Asahi.
alasan sederhana dari keputusan terbesar dalam hidup Jihoon adalah, dia mencintai Asahi.
end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me [JiSahi]
Randomalasan paling sederhana dari keputusan besar dalam hidup Jihoon adalah; ia mencintai Asahi. pernah di : #1 on #jisahi #4 on #jaehyuk #1 on #yoonjaehyuk