Sesampainya di rumah, Ana hanya menangis di kamarnya. Dia meluapkan semua kesedihannya di dalam kegelapan. Jay tidak bisa melihat adiknya seperti ini terus, dia pun masuk ke kamar Ana.
"Dek?"
Tidak ada jawaban yang terdengar, hanya isakan tangis yang memenuhi kamar itu.
"Abang kenapa ga ngasih tau aku? Abang pasti tau tentang berita itu juga kan? Oh aku tau, pasti abang disuruh Chan rahasia in ini dari aku kan?"
"Maaf ya dek, abang ga bermaksud ngerahasiain ini dari kamu.."
"Abang ga perlu minta maaf, abang ga salah kok"
"Tapi dek, Chan juga ga sepenuhnya salah, dia ngelakuin itu semua buat kamu. Dia tau kalo kamu bakal sedih denger kabar ini makanya dia ga kasih tau kamu."
"Udah ah, aku lagi ga mau ngomongin itu. Aku cape, mau tidur aja. Malem ini aku pengen tidur sama abang, boleh ga?"
"Boleh, sana tidur duluan aja. Abang masih ada tugas"
"Ga mau ah, maunya sama abang. Udah ayo tidur aja.." rengek Ana pada abangnya.
"Yaudah iya iya, tapi kalo besok kamu liat abang dihukum jangan malu loh ya"
"Biarin aja, nanti aku pura pura ga kenal"
"Yeuu, udah ayo tidur.."
***
Pagi harinya, Ana sudah bersiap untuk pergi ke sekolah.
"lah tumben kamu udah bangun, dek?" tanya Jay saat melihat Ana yang sedang menikmati sarapannya.
"iya dong, kan aku mau berangkat bareng abang"
"loh kamu ga berangkat sama Chan, dek? Nanti kalo dia kesini gimana?" tanya mama.
"engga ma, nanti kalo dia kesini bilang aja aku udah berangkat duluan soalnya ada piket" Bohong Ana.
Tidak lama setelah ana dan Jay berangkat, chan datang.
TIN TIN!
"eh, Chan!" sapa mama.
"pagi ma, Ana nya ada?"
"loh tadi dia udah berangkat sama Jay katanya buru-buru ada piket. Emang dia ga bilang sama kamu?"
"oh, mungkin aku yang lupa, ma. Yaudah kalo gitu aku berangkat dulu ya, ma"
"iya, hati-hati ya nak"
Sesampainya di sekolah, Ana langsung menuju ke kelas nya. Dia tidak seceria biasanya. Jika dulu ia semangat ke sekolah karena ingin melihat bobi, sekarang tidak lagi. Semua harapannya sudah hilang.
Begitupun saat istirahat, ia hanya diam di kelas. Nafsu makannya hilang begitu saja. Vivi yang melihat itu tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tahu jika sahabatnya membutuhkan waktu sendiri.
"Ana!"
Ana menoleh dan mendapati seorang cowok berlari ke arahnya.
"kenapa, kak Yo?"
"itu tadi Jay bilang dia ga bisa pulang bareng kamu soalnya dia ada lomba dadakan buat perwakilan kelas." Jelas Yoyo dengan nafas terengah-engah.
"ohh gitu, yaudah makasih ya kak"
"iya, trus kamu mau pulang sama siapa? Mau kakak anter?"
"ga usah kak, Aku pulang sendiri aja"
"bener nih?"
"iyaa"
Ana mempercepat langkahnya, ia tidak ingin menemui orang yang tidak ingin ditemuinya.
"Na!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND • JUNG CHANWOO ✓
Teen Fiction"untuk apa kamu mencintai orang yang tidak pasti mencintaimu, jika ada orang yang pasti mencintaimu?" - chandra angelo