“maaf ya bunda, chan jadi dikeluarin dari kelas karena aku” kata ana sebelum mereka berangkat ke sekolah.
“gapapa sayang, yang penting kan chan ga dikeluarin dari sekolah” jawab bunda sambil membelai kepala ana.
“ayo berangkat” ajak chan.
“ay— eh bentar” ana melihat siapa yang meneleponnya.
Seketika raut wajahnya berubah saat melihat nama yang tertera di hp nya.
“siapa yang telpon?” tanya chan yang melihat perubahan raut wajah ana.
“bang jay”
“yaudah angkat dulu” suruh chan.
Ana menggeleng. “gausah, udah ayo berangkat” tolak ana.
“setidaknya kalo lu ga bisa nemuin bang jay, angkat teleponnya. Dia pasti khawatir banget sama lu”
Akhirnya ana mengangkat teleponnya.
“de? De, kamu dimana de? Kamu baik-baik aja kan? Kamu kenapa ngga angkat telpon sama bales chat dari abang?” jay melontarkan berbagai pertanyaan.
Air mata ana lolos begitu saja saat mendengar suara abangnya. Dia tahu pasti abangnya itu sangat khawatir. Dia juga sangat merindukan abangnya itu.
Jay yang mendengar ana menangis jadi semakin panik. “dek? Kamu kenapa nangis?! Kamu gapapa kan?! Dek? Jawab dek?!”
“maafin aku ya bang”
“maaf kenapa? Kamu ga salah kok, abang tau kamu pasti ngga kayak gitu. kamu pasti dituduh kan? Kamu ngga perlu minta maaf”
“maafin aku karena udah bikin abang khawatir, maafin aku karena udah bikin malu abang. Sekarang fans-fans abang banyak yang benci sama abang karena aku. Ma-maaf hiks hiks”
“ngga sayang, abang ga peduli sama fans-fans abang. Abang ga peduli sekalipun abang ga punya fans lagi, yang penting abang punya kamu. Sekarang kamu dimana? Kok kamu ngga pulang ke rumah?”
“aku ngga pulang dulu ya bang untuk sementara ini aku nginep di rumah chan. a-aku takut nanti papa sama mama marah kalo aku berani pulang ke rumah”
Terdengar helaan nafas jay dari seberang sana. Dia menyesal karena tidak bisa melakukan apapun untuk ana saat ini.
“maafin abang ya dek, abang ga bisa bantuin kamu”
“gapapa bang, ini juga bukan salah abang. Yaudah ya bang, aku tutup telfonnya” kata ana lalu mematikan sambungan telfonnya.
~
Sampai di sekolah, ana kembali berpisah dengan chan.
Dia mengikuti pelajaran dengan pikiran tidak tenang. perasaan bersalah terus menghantui pikirannya.
Saat istirahat dia pergi ke kantin bersama vivi.
Tadinya suasana kantin tampak biasa saja sampai chan datang dan membuat para siswa mulai bergosip lagi.
Chan berjalan ke salah satu penjual kantin untuk membeli makanan. Dia mengantri di belakang beberapa siswa yang sedang mengantri juga.
Melihat chan berdiri di belakangnya, para siswa itu pun menyingkir untuk memberikan jalan pada chan seakan dia adalah preman sekolah yang ditakuti.
“kenapa pada minggir?” tanya chan tapi tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaannya. Mereka semua menatap chan dengan tatapan jijik dan takut.
Chan hanya menghiraukan tatapan-tatapan itu. “bu, pesen bubur ayam nya satu ya” katanya.
“aduh maaf ya, tapi saya ngga jual dagangan saya ke orang kayak kamu” kata ibu penjual bubur ayam itu.
Chan berjalan lagi ke penjual yang lain. “bu saya pesen—
“eh kamu jangan deket deket warung saya dong, nanti pelanggan saya pada pergi karena kamu” lagi-lagi chan hanya bisa menghela nafasnya lalu mencoba membeli makanan ke penjual lainnya.
“aduh jangan deket deket saya, nanti kamu apa-apain anak saya lagi. Sana sana pergi” usir penjual lainnya saat chan hendak memesan makanan.
Orang-orang mulai bergosip lagi.
‘rasain tuh dia’
‘karma tuh buat orang kek dia’
‘orang kayak dia emang pantes dapetin ini’
‘kena karma kan lo’
BRAKK
Ana memukul meja membuat semua orang menoleh padanya.
Chan yang tahu apa yang akan dilakukan ana langsung memberi isyarat pada sahabatnya itu untuk menghentikannnya.
“CUKUPP! CUKUPP!!”
“na, jangan..”
“CHAN NGGA SALAH APA APA! DIA NGGA SALAH! Jangan hina dia lagi, dia ga salah” ana kembali terisak.
“udah gua duga, ni orang berdua itu emang sengaja. Mereka tuh emang ngelakuin hal itu”
“dasar cewe murahan, sukanya main di belakang cowok”
“jangan-jangan dia juga suka main sama temen-temen abangnya itu lagi?”
"dibayar berapa lo?"
BUGH
“BANGSAT” chan memukul siswa itu sampai tersungkur ke lantai.
Dia menyeret cowok itu ke tengah lapangan. “ngomong sekali lagi, gue abisin lo”“haha, kenapa? Emang kenyataannya gitu kan? Cewek lo itu cewek murahan!”
Chan menghajar cowok itu. Dia terus melayangkan pukulannya.
“ANAA!” teriak vivi.
Chan menoleh dan mendapati sahabatnya itu pingsan di tengah lapangan karena ada yang melempar bola padanya.
“NAA! BANGUN NAA!” chan menggendong ana dan membawanya ke uks.
________
hai hai author up lagi setelah sekian abad
*canda wkwkwkmaap ya author jarang up:( author usahain deh mulai skrg bakal sering up kalo ga sibuk mwehehe
ini aja author up dalam rangka seneng aja krn kmrn peringkat ikon di kingdom naikk^^
sebenarnya pgn nya lgsg up kmrn, udh semangat bgt kmrn eh tiba-tiba dpt kabar katanya bobby cidera punggung:((
kan jdi g semangat:(doain y guys semoga pacar author gpp 🥺
ok, segitu aj curhatnya
jangan lupa vote and comment nyaa yaa 🌼
tengkyuu 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND • JUNG CHANWOO ✓
Novela Juvenil"untuk apa kamu mencintai orang yang tidak pasti mencintaimu, jika ada orang yang pasti mencintaimu?" - chandra angelo