CHAPTER 24

23 5 0
                                    

“lu jalan duluan, na. Pokoknya kita ga boleh keliatan bareng, ga boleh sampe ada yang curiga. Lu juga harus keliatan ngebenci gua” kata chan.

“tapi—

“ikutin aja apa kata gua, na” ana mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam sekolah duluan. Dia masih bisa mendengar samar-samar percakapan chan dengan pak satpam.

“chandra angelo! Kamu dipanggil kepala sekolah sekarang!”

“baik pak”

“hai na!” manda, salah satu teman sekelas ana datang dan merangkulnya. Ana hanya membalasnya dengan senyuman.

“na, gua minta maaf ya soal kemaren. Gua ga tau kalo ternyata lu itu cuma korban nya si chan. emang brengsek banget si chan, sahabatnya sendiri diginiin. Sabar ya na, lu pasti bisa lewatin ini semua” ana menahan air matanya saat mendengar perkataan manda.

Dia senang karena akhirnya ada yang membelanya tetapi ia juga sedih melihat chan yang jadi sasaran mereka.

“eh man, gua mau ke toilet dulu. Lu duluan aja” kata ana, manda mengangguk lalu pergi ke kelasnya.

Sementara di sisi lain..

“KAMU INI APA-APAAN CHANDRA! KAMU TIDAK USAH MENYEBARKAN BERITA YANG TIDAK BENAR!”

“maaf pak, tapi itu memang kenyataanya. Saya yang salah, ana cuma korban pak” kata chan. “saya minta maaf pak” chan menundukkan kepalanya.

“KAMU TAU KAN PERBUATAN KAMU ITU TIDAK BISA DIMAAFKAN?!”

“saya tau pak, tapi sekali lagi saya minta maaf”

“untung kakek kamu yang membangun sekolah ini, kalau tidak...ah sudah lah, lebih baik kamu keluar sekarang!” chan berjalan keluar sambil terus menundukkan kepalanya.

Sementara itu saat ana masuk ke dalam kelas, banyak teman-teman nya yang meminta maaf padanya.

“na, ceritain semuanya ke gua” kata vivi.

Ana sangat ingin menceritakan yang sebenarnya tapi ia teringat ucapan chan tadi malam.
‘jangan kasih tau siapapun na, termasuk vivi’

“ceritain apa? Lu udah denger semuanya kan?” ana terpaksa berbohong pada vivi.

“ga mungkin, chan ga mungkin lakuin itu sama lo. Gua tau banget kalian—

“ngobrolnya nanti aja, udah ada guru” kata ana, vivi hanya bisa menghela nafasnya.

Pelajaran pun dimulai, bu hwasa menjelaskan sambil menulis materinya di papan tulis.

TOK TOK

“permisi bu” semua atensi langsung tertuju pada chan yang berdiri di depan pintu kelas.

“maaf saya terlambat bu, tadi saya dipanggil kepala sekolah dulu bu” kata chan sambil membungkukkan badannya.

“MAU NGAPAIN LAGI KAMU KESINI?! SAYA GA MAU NGAJAR MURID KURANG AJAR SEPERTI KAMU!”

Ana ingin menangis saat ini juga jika ia tidak ingat janjinya dengan chan. Rasanya sangat sakit melihat sahabatnya dihina seperti ini.

“KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA! Pihak sekolah sudah menyediakan tempat khusus untuk kamu. Kamu tidak akan belajar di kelas ini lagi”

“jangan bu, kalau saya ga dikelas ini saya mau belajar dimana lagi?”

“mulai sekarang kamu akan belajar private di gudang sendiri, akan ada guru khusus juga untuk kamu. Saya tidak mau kamu berada di kelas ini, bisa-bisa murid perempuan yang lain kamu apa-apain lagi. Sana pergi kamu!”

BEST FRIEND • JUNG CHANWOO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang