Natha menemani Vensha menuju perpustakaan untuk mengambil buku yang di perintah Bu Lusi. Jika ia tidak sayang dengan Vensha pasti ia akan memilih untuk bolos menuju Warmang.
Natha melirik cewek disampingnya itu kesusahan untuk mengambil buku. Ia menggoda Vensha dengan diam saja tidak mengambilkan buku itu.
Ish, ngga peka banget sih! Kesal Vensha membatin.
Tangan Natha mengambilkan buku itu. Vensha tersenyum manis memandang Natha.
"Kalo ngga bisa itu bilang." Natha melirik Vensha.
Vensha mengembungkan pipinya. "Kan ngetes kamu peka apa engga."
"Mana lagi yang diambil?"
"Disebelah sana." Vensha menunjuk rak berbeda.
"Vensha?" sapa lelaki itu.
"Kak Varo?" sapa Vensha dengan senyum ramahnya.
"Ngapain kesini? Sama siapa?" tanya Varo.
"Ini perpustakaan harusnya Lo tau kalo ke perpustakaan itu ngapain." Bukan Vensha yang menjawab melainkan Natha.
"Natha," lirih Vensha.
"Mau ngambil buku kak. Aku kesini sama Natha," jawab Vensha.
"Oh iya, Ven. Tugas rapat kemarin udah kamu kerjain?" Natha yang mendengar Varo terus mengobrol dengan Vensha ingin rasanya menghajarnya.
"Udah selesai kok tinggal nyalin aja," jawab Vensha. Ia melirik Natha yang menatap Varo dingin.
"Mau aku bantuin nyalin?" tawar Varo. Rahang Natha mengeras menahan emosinya.
"Ngga usah kak. Gampang kok nyalinnya," jawab Vensha cepat.
"Beneran, Ven? Siapa tau kamu sibuk." Varo seakan memancing emosi Natha.
"Kalo nggak itu ya nggak. Nggak usah maksa!" sentak Natha. Ia langsung menarik tangan Vensha kasar.
"A-aku duluan kak."
"Nat, sakit!" Vensha berusaha melepas tapi ia kalah kuat dengan Natha.
"Lepas, Nat!" Natha yang sudah berada di lorong lumayan sepi itu melepas tangan Vensha.
"Kamu apaan sih, Nat!"
"Lo yang apaan," sentak Natha.
"Emang aku kenapa lagi?" tanya Vensha melemah.
"Ngapain Lo ngobrol sama dia didepan gue?" tanyanya dingin.
"Mau kamu apa sih, Nat. Aku ngobrol sama Kak Varo didepan kamu salah dibelakang kamu juga salah."
"Ngga usah ngobrol."
"Tapi dia nanya aku masa iya ngga aku jawab." Vensha menatap Natha dengan memanyunkan bibirnya. Sangat menggemaskan.
"Sial! Gemes banget sama dia." Batin Natha.
"Kok diem?" tanya Vensha saat Natha hanya diam saja.
"Itu ngapain manyun gitu?" Natha melirik Vensha.
"Mau pake senjata kaya gitu? Lo kira gue luluh sama Lo? Ngga bakal," sambung Natha.
"Siapa juga yang mau buat kamu luluh sama aku. Kan kamu udah luluh sendiri sama aku." Protes Vensha.
"Gue ingetin lagi sama Lo. Jangan deket-deket sama dia. Gue nggak suka." Natha memperingati Vensha kesekian kali. Ia menekan setiap kata yang dia ucap.
"Iya, kan aku udah usaha."
"Tapi kamu jangan marah-marah mulu sama aku, jelek tau. Takut." sambung Vensha.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Natha Bagaskara. Biasa dipanggil Natha oleh orang disekitarnya. Murid baru di SMA Cendana. Satu langkah memasuki gerbang sekolah, Natha sudah membuat kaum hawa ingin menjadi kekasihnya. Natha tidak suka diatur dan tidak...