14_Berdebar

98 5 1
                                    

Hati Aisyah sangat tak karuhan bingung juga harus apa. Aisyah terus menyakinkan dirinya dan hasilnya selalu sama bayang-bayang kejadian bersama Adrian lah yang terus terngiang. Apakah ini jawaban yang harus iya berikan?

"Bismillah Aisyah jika ini yang terbaik pasti akan terjadi." Ucap Aisyah di cermin kamar mandi tersebut.

Aisyah kembali merapikan penampilannya nggak lucukan kalau sampai penampilannya acak-acakan akibat ulahnya sendiri juga.

"Maaf agak lama."

"Iya nggak papa."

"Nggak agak tapi memang lama banget kak Aisyah ngapain aja sih di toilet?"

"Nggak usah banyak tanya kamu." Ucap Aisyah sangat pelan agar hanya adiknya saja yang mendengar karena dia juga berbisik tepat di telinga adiknya itu.

"Nggak usah bisik-bisik juga geli tau kak."

"Kenapa?" Tanya Adrian yang mendengar ucapan Arta barusan.

"Ah nggak kenapa-kenapa kok." Balas Aisyah sambil memberi kode adiknya untuk diam saja.

"Syah kenapa bengong? Nggak dimakan itu makanannya?" Ucap Adrian yang sedari tadi melihat Aisyah hanya mengaduk-aduk makanannya

"Ah...iya."

"Aisyah." Panggil Adrian.

"Aku ingin silaturahim ke rumah mu, apakah boleh?"

Aisyah yang sedang minum pun tersedak minumannya.

"Boleh bang apalagi jika ada niat baik harus disegerakan kan?" Ucap Arta yang membuat kakaknya tambah terbelalak.

"Nabil?"

"Kenapa kak masak orang mau silaturahmi nggak boleh sih.

” مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “

Yang artinya:“Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”

Ingat itu kak." Ucap Arta.

***


Meninggalkan kejadian waktu itu saat  makan bersama kini Adrian telah bercerita kepada orang tuanya mengetahui niat baik yang ingin ia laksanakan.

"Ayah, ibu jadi begitu ceritanya."

"Ayah yakin kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan dan apa yang harus kamu tinggalkan semua juga pasti sudah kamu pertimbangkan. Jadi ayah setuju aja mendengar niat mu ini."

"Makasih yah."

"Ibu selalu dukung jika memang itu yang terbaik untuk mu bang, jadi kapan kamu akan datang ke rumahnya?"

"Aku belum bilang ke dia Bu, karena kan akhir-akhir ini juga masih banyak banget pekerjaan dan belum lagi jadwal kerja ayah juga?"

"Itu semua kan bisa diusahakan. Jangan menggantung perasaan anak orang kalau kamu sudah bilang laksanakan lah secepatnya. Kalau tidak ya kamu akan tahu sendiri akhirnya gimana?"

"Ih ibu katanya dukung tapi sudahlah. Aku akan luangkan waktu ku ngikut jadwal ayah aja."

"Kalau hari Jumat ini gimana? Insyaallah ayah bisa."

"Jumat ini ya?"

"Udah nggak usah banyak mikir lagian juga kan kamu bisa tuker sama dokter yang lain."

"Baiklah hari Jumat kalau gitu, aku kabarin dulu sama dianya."

"Nah gitu cekatan baru anak ibu."

ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang