cinta adalah siapa yang mampu bertahan dan memperjuangkan tambatan hati.
***
Rasanya hati ini Aisyah benar-benar ingin menghindar dari Adrian. Bagaimana tidak ia takut jikalau Adrian mengingat waktu yang diberikan untuk Aisyah mempertimbangkannya telah sampai.
Mungkin untuk pagi ini seakan semua pekerjaan nya sedang bersahabat dengannya. Bagaimana tidak Aisyah lebih senang disibukkan dengan urusan pekerjaan ketimbang dengan urusan percintaannya.
Ya Aisyah masih perlu waktu untuk menghapus luka lama. Entah butuh berapa lama untuk menyembuhkan itu?
"Syah kamu dipanggil dokter Fadia ke ruangannya." Ucap Nia.
"Oh iya mbak aku akan segera ke sana, makasih ya."
"Iya sama-sama."
Sebelumnya Aisyah tak ambil pusing kalau harus bertemu dengan dokter Fadia ibunya Adrian, dan berharap semoga anaknya itu tidak berada di sana juga pastinya. Karena orang itu biasa muncul tiba-tiba di sekitarnya.
"Permisi dokter Fadia apakah tadi dokter mencari saya?"
"Iya saya ada perlu dengan mu, sebentar ya."
Aisyah hanya mengangguk dan memilih untuk menunggu di tempat. Karena saat ini Fadia sedang menyelesaikan setumpuk data-data pasiennya.
" Alhamdulillah selesai juga, oh iya maaf ya Syah telah menunggu lama."
"Nggak papa kok dok."
"Saya hanya minta tolong data ini kamu kasihkan ke Adrian ya."
"Hah!" Kan baru saja Aisyah merasa tenang karena bisa menghindari dia. Tapi nggak mungkin juga kan Aisyah menolak itu, ia tak enak dengan dokter Fadia pastinya.
"Aisyah kenapa? Apakah kamu ada masalah dengan anak saya?"
"Ah enggak dok, nggak ada kok berkas ini biar saya yang antarkan."
"Apa kamu sedang menghindar dari anak saya?"
Deg... Emang iya sih menghindar tetapi Aisyah nggak mungkin kan memberitahukan tentang hal itu.
"Tidak dok."
"Ya udah kalau gitu, tolong ya kalau bisa kamu sendiri yang mengasikkan ini ni kepadanya."
"Baik dok, apakah ada lagi?"
"Hanya itu saja."
"Kalau gitu saya permisi."
Aisyah keluar dari ruangan tersebut dirinya diambang kebimbangan.
"Kasihkan sendiri atau enggak?" Batin Aisyah terus ternyiang itu sampai-sampai ia tak menyadari dirinya berjalan menuju ruangan Adrian dengan sendirinya.
"Aduh kenapa sudah ada di sini aja sih? Aisyah... Aisyah ini adalah amanah yang harus kamu laksanakan." Batin Aisyah meyakinkan diri untuk memasuki ruangan.
Langkah Aisyah terhenti karena tanpa sengaja Aisyah mendengar sepatah kata bahwa Adrian di dalam sana sedang berbicara kepada seseorang dan lagi namanya lah yang tersebut dalam perbincangan itu. Sebenarnya Aisyah penasaran siapakah orang yang sedang berbincang di dalam maka dari itu Aisyah menguping di luar ruangan. Sampai Nia yang sedang berjalan melewati nya menyapa.
"Aisyah sedang apa di situ?" Ucap Nia.
Aisyah mengarahkan telunjuknya ke mulut tanda Nia disuruh untuk diam.
"Ssttt... Mbak Nia sini-sini." Ucap Aisyah sangat pelan agar tidak terdengar sampai dalam.
"Kenapa sih kamu bisik-bisik begini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTER
RomanceAdrian, seorang dokter bedah muda yang berpengalaman dan juga sebagai pemilik rumah sakit swasta baru yang cukup terkenal di ibukota. Sikapnya yang selalu cool dan ramah kepada siapapun membuatnya disukai banyak orang. Tak terkecuali seorang wanita...