11_ Melupakan

131 7 0
                                    

Terhitung telah lebih dari seminggu mereka menetap di Bandung untuk mengemban pekerjaan menolong sesama. Dan terlepas setelah Aisyah mengetahui kenyataan bahwa dia yang ia suka telah menjadi milik orang lain. Aisyah berusaha untuk menerima dengan ikhlas kejadian yang telah terjadi ini mungkin inilah yang terbaik untuk dirinya juga. Pasti ada hikmah jika Aisyah dapat menerimanya ini bagian dari cobaan yang harus dilewatinya. Siapa sanggup bertahan dialah yang akan jadi pemenang dari setiap ujian yang datang. Aisyah percaya akan hal itu. Sebab ketentuan Allah SWT itu pasti mungkin manusia dapat merencanakan keinginannya tapi Allah SWT lebih tahu yang terbaik untuk seluruh hambanya.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumusalam."

"Ngapain kamu di sini?"

"Dokter sendiri juga ngapain di sini?"

"Aku nemenin bidadari yang sedang kesepian di sini sendirian dia kasihan kan."

"Ih maksud dokter siapa? Saya?"

"Ih pede banget emangnya kamu secantik bidadari hah? Kan aku bilang tadi nemenin bidadari."

"Ya kan di sini nggak ada orang lain lagi. Mana bidadari yang dokter maksud?"

"Kamu mau tahu?"

"Nggak."

"Ya udah aku akan tunggu dia di sini saja."

"Terserah itu hak dokter mau ngapain aja." Ucap Aisyah ingin meninggalkan Adrian sendirian di sana.

"Eh mau kemana? Kamu temenin aku dulu di sini sampai bidadari aku datang."

"Emang siapa sih yang dokter tunggu?"

"Kalau kamu mau tahu tersenyum lah."

"Hah?"

Adrian menampilkan senyuman termanis yang tak pernah ia tunjukkan ke siapa pun kecuali Aisyah saat ini.

"Lah dokter Adrian sehat?"

"Alhamdulillah aku sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun."

"Yakin?"

"Ya." Masih dengan senyuman yang tak pudar itu malah membuat Aisyah yang melihatnya tertawa dengan tingkah laku Adrian ini.

"Nah gitu kan enak dilihatnya. Kamu manis, madu aja mungkin kalah manisnya dari senyuman mu."

"Dokter tadi bilang apa?"

"Nggak, nggak ada bilang apa-apa. Udah yuk kembali aku udah bertemu dengan bidadari ku kini."

"Hah mana orangnya?"

"Ini orangnya seorang bidadari dengan senyum termanis telah terlihat dihadapan ku."

Seketika pipi Aisyah memanas serasa ada ratusan kupu-kupu yang juga beterbangan mengelilingi hatinya saat ini.

"Kenapa pipi kamu memerah?"

"Hah?"

"Kenapa kamu demen banget bengong?"

"Nggak, nggak ada ya aku biasa-biasa saja tuh."

"Apa kamu bilang tadi? Aku? Jadi kita pakai aku kamu aja jika berbincang oke."

"Ah itu... Itu tadi? Eh tapi nggak bisa begitu dok kita hanya sebagai rekan kerja nggak sepantasnya memakai panggilan aku kamu diantara kita."

"Kamu tahu kan kedudukan ku sebagai apa sekarang ini?"

"Ya saya sangat tahu dokter adalah pimpinan saat ini."

"Nah itu tahu jadi sebagai bentuk penghormatan kamu dengan ku. Aku mau saat kita berbicara kamu ganti sebutan menjadi aku kamu. Ini bukan sekedar ucapan belaka namun ini juga perintah. Kamu mengerti?"

ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang