Sesampainya di rumah Aisyah langsung saja mengistirahatkan tubuhnya.
" kak mandi dulu loh, baru tiduran!" teriakan sang bunda terdengar olehnya yang menggagalkan niatnya memejamkan matanya.
"Iya, bund...."
"hustt...." hela napas Aisyah.
Aisyah yang sudah segar setelah mandi pun kini beralih ke bawah untuk sekedar berkumpul dengan keluarganya.
"gimana kak kerjaan mu hari ini?"
Tanya sang ayah yang melihat sang putri ikut duduk di samping Ibundanya."alhamdulillah lancar, yah."
"bunda nggak masak untuk makan malam?"
"enggak, nanti malam bunda sama ayah mendatangi hajatan dan Rara ikut. Tinggal kamu aja kan yang di rumah jadi ya terserah mau buat apa."
"yah... Bunda mah gitu, aku masih anak bunda juga padahal masa nggak dimasak in sih. Terus Nabil mana belum pulang juga?"
"dia kan ada acara kemah di sekolahnya kak, jadi ya nggak pulang deh."
"yah beneran aku sendirian ini di rumah, hustt..."
"Malam minggu yang tak berkesan di rumah sendirian." batinnya Aisyah.
Dia tak mampu lagi berkata jadi ya diam saja sembari menonton canel tv bersama keluarga.
Malam pun datang menghampiri Aisyah yang telah selesai melaksanakan sholat pun beralih mengambil al quran miliknya. Suara merdu nan lembut mampu menyejukkan siapa pun yang mendengarkannya.
Dret... Dret...
Seketika itu pun ponselnya berdering menandakan ada seseorang yang menelponnya. Baru juga mau mengambil benda pipih itu, bersamaan itu pula pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang dari luar.
"kak ada temen kamu tuh dateng." ucap Ibundanya.
Karena ponselnya tak lagi berdering ia membiarkannya beralih membukakan pintu saja.
"temen... Siapa bun?"
"tadi katanya temen kamu di rumah sakit, siapa ya namanya... Eh... Nia, kalau nggak salah. Kamu samperin dulu gih!"
Aisyah hanya mengangguk dan kembali lagi masuk ke kamarnya karena dirinya masih mengenakan mukena. Tak butuh waktu lama hanya mengganti mukena dengan kerudung Aisyah segera melihat siapa gerangan yang datang.
" kalau itu beneran mbak Nia, ada apa dia kemari? Dan tahu rumah ku dari mana?" itulah pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Aisyah sembari jalan ke ruang tamu.
"nggak usah repot-repot tante." suara itu terdengar samar oleh telinga Aisyah.
"nggak kok, diminum dulu. Paling sebentar lagi juga Aisyah datang."
"iya makasih tante."
"sama-sama, tante tinggal dulu gapapa kan."
"ah iya nanti gapapa kok."
"mbak Nia?" dan benar saja ternyata Nia yang datang ke rumahnya itu.
"Syah."
Di ruang tamu tinggal mereka berdua saja sekarang.
"mbak ke sini ada apa? Kok juga bisa tahu rumah aku?"
"duduk dulu kek, nggak boleh ya kalau aku mau main kemari?"
"ya nggak gitu juga sih."
"kenapa kemari?"
"mau ajak kamu keluar, tadi juga aku udah bilang sama bunda mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTER
RomanceAdrian, seorang dokter bedah muda yang berpengalaman dan juga sebagai pemilik rumah sakit swasta baru yang cukup terkenal di ibukota. Sikapnya yang selalu cool dan ramah kepada siapapun membuatnya disukai banyak orang. Tak terkecuali seorang wanita...