Selesai juga mereka semua mengemban tugas di desa. Kini mereka kembali pulang ke Jakarta.
"Semua gue pulang duluan yah udah dijemput istri tercinta nih." Ucap salah seorang diantaranya.
"Ya biasa aja kali mentang-mentang lo sendiri nih disini yang udah married."
"Yah nggak bermaksud juga dok, tapi emang kenyataan sorry yang jomblo. Oh iya dan dokter Adrian kalau emang sayang nggak usah ditunda keburu di samber orang dok." Sindirnya kepada Adrian tak heran kalau sebenarnya mereka semua mengetahui ada yang nggak beres dengan kedekatan antara Adrian dengan Aisyah. Karena memang Adrian sama sekali nggak pernah mengasih perhatian lebih kepada lawan jenis dengan terang-terangan.
"Ah kamu bisa aja. Udah sana jangan biarin istri lo kelamaan nunggu kasih."
"Syah aku juga duluan nggak papa kan? Soalnya papah udah nunggu."
"Iya mbak Nia pulang duluan aja, lagian juga aku bawa motor sendiri waktu ke sini."
"Beneran nih nggak papa?"
"Iya mbak."
"Ya udah. Dokter Adrian saya duluan ya pulangnya."
Adrian hanya mengangguk sebagai jawaban. Dan kini tinggal mereka berdua siapa lagi kalau bukan Adrian dan Aisyah. Sebenarnya bukan mereka berdua saja sih karena memang mereka masih di area rumah sakit.
Tanpa berkata apapun Aisyah memilih langsung meninggalkan Adrian di sana.
"Eh Aisyah tunggu..." Ucap Adrian yang menyadari kepergian Aisyah.
"Kenapa dok?"
"Aku harap kamu nggak usah selalu berusaha menghindar dari ku. Karena bagaimanapun juga kan kita masih satu tempat kerja."
"Maaf maksud dokter apa ya?" Ucap Aisyah agak cemas karena apa yang ia ingin hindari terjadi juga.
Ya sebenarnya Aisyah ingin menghindar, bukan menghindar sih lebih tepatnya membuat semua baik-baik saja seakan tak pernah terjadi sesuatu. Karena jujur saat ini Aisyah belum tahu dengan hatinya sendiri.
"Aku tahu karena niat ku mungkin kini membuat mu merasa terganggu. Tapi aku mengatakan hal yang serius kepada mu. Aku ingin mengenal kamu lebih jauh lagi."
Deg.... Aisyah membisu seketika ucapan itu kembali terdengar olehnya.
"Apakah dokter Adrian benar-benar serius dengan ucapannya. Tetapi aku masih bimbang nggak tahu harus jawab apa sekarang. Maafkan saya dok, saya belum bisa meyakininya." Batin Aisyah.
"Syah?"
"Ah iya dok."
"Gimana?"
"Maksud nya?"
"Kamu dari tadi dengerin aku nggak sih? Kamu lagi mikirin apa? Mikirin aku ya."
"Kalau nggak ada urusan lagi saya permisi dok." Aisyah nggak mau terus terlarut dalam keadaan ini lebih baik ia pergi.
"Aku masih menunggu jawaban dari mu Syah."
"Ya Allah aku harus apa saat ini?" Batin Aisyah.
"Maaf dok." Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutnya.
"Aku bersedia menunggu mu sampai kapan pun kamu mau menjawabnya. Tapi aku juga butuh kepastian agar aku bisa memperbaiki diri jikalau aku masih punya kekurangan di mata mu."
"Maaf saya masih butuh waktu untuk menjawab itu."
"Aku akan tunggu, tapi kamu harus memberi ku kepastian sampai kapan kamu membutuhkan waktu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTER
RomanceAdrian, seorang dokter bedah muda yang berpengalaman dan juga sebagai pemilik rumah sakit swasta baru yang cukup terkenal di ibukota. Sikapnya yang selalu cool dan ramah kepada siapapun membuatnya disukai banyak orang. Tak terkecuali seorang wanita...