06_Perasaan Apa ini?

142 12 0
                                    

Melupakan tentang kejadian hari itu. Kini Adrian lebih memilih menghindar jika bertemu dengan Aisyah. Kalau tidak bakalan kacau semua suasana hatinya.

Seperti saat ini mereka sedang berpapasan saja Adrian enggan untuk menyapa.

"Assalamualaikum dokter Adrian, suster Nia." Sapa Aisyah saat melihat Adrian bersama dengan suster Nia.

"Sus tolong nanti laporan ini bawa ke ruangan saya saja. Saya masih ada urusan sebentar." Elak Adrian karena enggan bertemu Aisyah. Adrian memilih pergi meninggalkan kedua wanita itu.

"Wa'alaikumusalam Aisyah."

"Ada apa dengan dokter Adrian?" Tanya Aisyah karena melihat hal yang tidak biasa di lihat dari Adrian.

"Entahlah aku juga nggak mengerti akhir-akhir ini pun dia nampak aneh."

"Ih emang dia orangnya sudah aneh kali suster Nia."

"Huss.. kamu tuh ya gimana kalau orangnya dengar?"

"Ya biarin. Biar sekalian tahu dia kalau memang orang yang aneh. Kelakuannya saja susah ditebak."

"Ya memang juga sih ya. Maaf Aisyah saya masih ada urusan kita lanjut lagi nanti ya. Assalamualaikum."

"Iya, Wa'alaikumusalam."

Tanpa diketahui kedua wanita itu ternyata Adrian masih di sana tetapi dirinya mengumpat di balik tembok yang tak jauh dari tempatnya tadi. Jadi otomatis dia masih bisa mendengar pembicaraan kedua wanita tersebut.

"Dasar wanita benar-benar sukanya ngomongin di belakang orangnya. Awas saja kalian jika saya mendengar lagi." Ucapnya pelan dengan menahan kesal pada dirinya.

Setelah itu Adrian benar-benar pergi menjauh dari situ. Sedangkan Aisyah melanjutkan pekerjaannya menuju ruangan dokter Fadia.

"Assalamualaikum dok."

"Wa'alaikumusalam Aisyah."

"Ini dok data pasien yang anda minta sudah saya kerjakan."

"Kamu taruh saja di situ makasih ya. Oh iya Aisyah hari Minggu ini kamu ada acara?"

"Ehm.... sepertinya tidak ada dok kenapa?"

"Kalau memang tidak ada, bisakah kamu menemani saya datang ke acara resepsi anak teman saya. Soalnya suami saya ada kerjaan pada hari itu jadi saya nggak punya temen ke sana gimana?"

Ingin sekali Aisyah menolak ajakan itu tetapi melihat dokter Fadia kali ini tidak seperti nggak baik untuk menolak.

"Ah iya dok akan saya usahakan."

"Beneran ya, ini undangannya buat kamu. Makasih banyak loh kamu sudah mau menerima ajakan saya."

"Sama-sama dok lagi pula kan di hari itu juga saya belum ada acara apapun, jadi saya tidak keberatan menerimanya."

"Oh iya gimana keadaan Andini saat ini sudah mau makan dia?"

"Alhamdulillah tadi Andini sudah mau makan lagi dok. Sekarang dia baru istirahat."

"Alhamdulillah kalau gitu. Saya bangga dengan kamu bisa meluluhkan anak kecil yang kadang kala susah untuk disuruh makan dan minum obat. Kamu tuh orangnya perhatian dan sangat telaten. Ya wajar sih anak-anak pada suka sama kamu apalagi nanti kalau sudah punya pasangan, pasti dia akan sangat sayang sama kamu."

"Ah tidak juga dok, soal pasang juga saya belum memikirkan ke sana. Saya masih mau fokus dulu sama pekerjaan dan membahagiakan orang tua."

"Jadi kamu belum memiliki pasangan?" Pertanyaan dokter Fadia barusan mampu membuat Aisyah menggelengkan kepalanya. Memang dia tak memiliki nya dia tak mau berpacaran. Itu semua menurutnya hanya membuang-buang waktu saja. Yang ada malahan nambah celengan dosanya.

ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang