10_ Inikah yang Namanya Sakit Hati?

143 9 2
                                    

Sinar matahari sudah mulai meninggi menampakkan diri. Udara yang masih asri nan sejuk menusuk kulit menambah kesan tersendiri.

"Sejuk sekali ya Mbak Nia?"

"Iya kamu benar Syah. Ini nih yang paling dikangenin kalau ada di desa udaranya masih asri terhindar dari banyaknya polusi."

"Iya mbak."

Pagi ini Aisyah dan Nia pergi berbelanja ke pasar terdekat tentunya bersama dengan Bu kades.

"Nah gimana neng enakan di desa apa di kota?" Tanya Bu kades.

"Enakkan di desa sih Bu sebenarnya, tetapi kan kita masih ada kerjaan yang tak bisa ditingkatkan di kota juga. Kalau disuruh pilih mah pinginnya di desa aja, iya nggak Syah?"

"Iya Bu, udah udaranya bersih, sejuk, warganya juga ramah-ramah jadi pingin di sini aja terus. Menghilangkan beban dan penat sejenak tentang pekerjaan juga."

"Nah Bu bukan saya aja ternyata yang lebih memilih tinggal di sini."

"Nah kalau gitu mah kenapa nggak sekalian aja atuh cari cowok sini. Orangnya kasep-kasep pisan atuh."

"Ah ibu ini bisa aja."

"Ya kan kalian masih pada jomblo nggak nih? Kalau iya kenapa enggak atuh."

Sesampainya di pasar langsung saja mereka membeli sayuran dan berbagai bahan lainnya untuk memasak nanti.

"Cabe rawitnya sekilo atuh mbok." Ucap Bu kades kepada penjual tersebut.

Bu kades masih memilih dan menawar bahan yang dipilih memakai bahasa Sunda yang mereka nggak mengerti sebenarnya.

"Udah ayo neng udah kebeli semua bahan-bahannya nih. Nggak ada cari bahan atau barang lain neng?"

"Enggak Bu, ini udah semua bahannya."

"Udah neng."

"Ya udah kalau gitu kita langsung pulang aja Bu."

"Ya udah ayo."

Mereka berlalu keluar dari pasar. Tanpa sengaja Aisyah menyenggol orang.

"Maaf ya." Ucap Aisyah kepada orang tersebut.

"Saya juga minta maaf teh."

"Sini biar saya bantu." Ucap Aisyah yang melihat ternyata bahan orang itu terjatuh.

"Nggak usah teh."

Nia dan Bu kades baru menyadari kalau Aisyah tidak lagi ada di belakang mereka.

"Loh Bu Aisyah mana?"

"Aduh kemana yah neng Aisyah nya?"

"Kita kembali lagi saja Bu ke dalam."

"Ya udah ayo neng."

Nia melihat keberadaan Aisyah segera memanggil nya.

"Aisyah." Aisyah yang merasa terpanggil pun menengok ke sumber suara.

"Loh neng Nisa?" Ucap Bu kades kepada orang tersebut.

"Bu Ratih?"

"Ada apa ini neng?"

"Nggak papa Bu Ratih." Balas orang itu.

"Oh jadi orang ini namanya Nisa. Tetapi kok aku merasa tidak asing dengan suara ini yah." Batin Aisyah

Karena memang Aisyah maupun orang tersebut belum saling melihat wajah alhasil Aisyah mendongak ke orang tersebut yang ternyata benar Aisyah mengenal orang itu juga.

ANA UHIBBUKAFILLAH DOKTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang