Terlambat

267 29 3
                                    

Levi membuka mata nya perlahan. Mentari sudah terang menyilaukan. Dilihat nya jam dinding. Jam sepuluh lebih lima belas menit. Sekolah sudah mulai beberapa jam yang lalu.Levi bangkit dari tempat tidur nya. Selesai mandi ia mengenakan baju seragam nya. Ketika Levi tiba di sekolah nya, gerbang sekolah sudah ditutup. Dia memanjat gerbang tersebut.Setelah kaki Levi menyentuh lapangan sekolah, seorang satpam menghampiri nya.

"Selamat pagi!" kata si satpam. "Apakah kau tidak tahu jika gerbang sudah ditutup, para siswa dilarang memasuki sekolah tanpa seizin guru?"

"Saya tahu kok!" kata Levi. "Pertama-tama Bapak akan menanyakan nama saya, lalu melaporkan saya pada guru piket hari ini, kemudian guru tersebut akan menentukan hukuman untuk saya."

Si bapak satpam mengerutkan kening.

"Tunggu dulu!" kata Pak Satpam mengenali. "Kau murid baru itu, bukan? Baru masuk kemarin?"

Levi mengangguk. perut saya sangat lapar saat ini, jadi saya tidak punya waktu untuk berbasa-basi lagi."

"Baiklah!" kata nya menyerah. "Karena kau masih murid baru di sekolah ini, Bapak akan mengabaikan pelanggaranmu kali ini. Tapi lain waktu kau tidak boleh melakukan nya lagi."

Levi tersenyum. "Saya yakin akan melakukan hal ini lagi kapan-kapan. Saat itu Bapak boleh melaporkan saya pada para guru. Saya tidak keberatan sama sekali!"

Levi berlari meninggalkan pak satpam.

Levi berlari ke arah kantin. Dia duduk di bangku kantin sambil menikmati makanan nya. Setelah selesai, dia berjalan-jalan mengelilingi sekolah. Langkah nya terhenti saat melihat Petra yang duduk di bangku taman sekolah. Dilihat nya teman-teman sekelas cewek itu sedang berolahraga.Levi berjalan mendekati lalu duduk di sebelah nya. "Wah! Rupa nya si anak teladan bisa bolos pelajaran juga!"

Petra menoleh ke arah Levi

"cih!Kau memang anak aneh! Tidak mau bicara lagi?" tanya Levi. "Bagaimana kalau aku beritahu Pak Guru kau bolos pelajaran olahraga?"

Kali ini Petra menatap mata Levi. "Bukankah kau juga bolos?"

Levi tertawa. "Ya! Itu maksudku! Apakah sebaik nya kita memberitahu Pak Guru kalu kita berdua membolos? Aku jadi penasaran hukuman apa yang akan diberikan oleh mereka!"

"Aku tidak tahu!" kata Petra. "Aku belum pernah dihukum!"Levi menggeleng-geleng. "Ya! Aku yakin begitu!

Tch!Kau tidak pernah melakukan kesalahan maka nya tidak pernah dihukum. Apakah kau tidak bosan menjadi anak teladan terus-menerus? Cobalah sekali-sekali menjadi anak nakal dan melihat betapa cerdas nya para guru membuat hukuman!"

"cerdas?" tanya Petra bingung.

"Dari lari keliling lapangan, menulis aku tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi‟ di atas lembar kertas, membereskan buku perpustakaan, sampai membersihkan WC!"

Petra tertawa. "Dan kau merasakan semua nya?"

levi menggeleng. "Tidak! Aku bilang melihat, bukan merasakan! Aku sudah keburu drop out sebelum hukuman itu dilaksanakan!"

"Kenapa aku tidak terkejut mendengar nya?" bisik Petra perlahan.Tangan Levi mengeluarkan sebatang rokok dan pemantik api. Levi menyelipkan rokok di bibir nya. Petra menatap nya. "Tolong jangan merokok!"

Levi melirik dingin. "Kenapa? Mau menasihatiku kalau merokok tidak bagus buat kesehatanku?"

Petra menggeleng. "Tidak! Sebenar nya justru tidak bagus buat kesehatanku!"

"Apa maksudmu?" tanya Levi bingung.

"Aku sakit!" jelas Petra.

"Sakit?" tanya Levi lagi.

Only You [LEVI X PETRA] (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang