Part 13

1K 151 16
                                    

Happy Reading

...

Baru beberapa hari kembali mengurusi semua kebutuhan Biru, sudah cukup membuat Reynaldi Manager Biru ingin taubatan nasuha.

Rey tidak henti-hentinya berdoa supaya Rubi cepat pulang, lelaki kurang ajar bernama Biru itu benar-benar menguji kesabarannya dengan baik dan benar.

"Rey,"panggil Biru, ini panggilan ke 50 untuk Rey selama berada di lokasi syuting, Biru memang sangat berbakat menyiksa orang.

"Kali ini lo mau diambilin apa lagi!"Rey berucap pasrah.

"Itu ambilin tas gue dong."

Rey menatap nanar tas yang dimaksud Biru, sekadar informasi tas itu hanya berjarak sekitar 10 langkah dari tempat Biru saat ini.

"Lu tinggal ngesot dikit itu tas udah bisa lo ambil, gitu aja lo harus minta bantuan sama gue, orang yang gak bisa jalan aja gak semanja elu ya!"Rey mengambil tas yang Biru maksud sambil bersungut-sungut kesal.

"Rubi kapan pulang sih, dari 2 hari nambah jadi 3 hari, dan ini udah 4 hari gak ada tanda-tanda mau pulang juga, gue pusing punya Asisten tukang ngeluh kayak lu Rey, masih mending Rubi."

"Dia gak pulang lagi kayaknya, orang dia punya Bos gak ada akhlak kayak lu."

Saat Rey dan Biru masih berdebat, Dilan, dan Bumi datang mengunjungi Biru, niatnya sih sekalian minta makan gratis.

"Ngapain lu berdua kesini?"

"Ya suka suka kita lah."Dilan mengendikkan bahunya.

"Budi sama Langit mane? Tumben lu bedua doang, mereka ada job baru ya? Kasian ya lu berdua pengangguran!"

"Bangsat ya emang ini bocah, gue udah dapat tawaran main film lagi ya. Awas aja entar kalau datang ke gala primernya ya, gue usir,"jawab Dilan kesal.

"Eh tadi Langit bilang mau pergi ke... Kemane ya lupa juga gue."Bumi yang bercerita dia juga yang lupa.

"Kemane tadi Dilan?"tanya Bumi meminta bantuan.

"Seingat gue ke rumah Rubi yang di kampung, mau jemput Rubi katanya. Mulia banget kan ya hati sahabat kita itu,"ucap Dilan.

Mata Biru melotot sempurna setelah mendengar ucapan Dilan itu.

"Hah! Ngapain dia ke rumah Rubi?"Biru antara syok dan tidak rela.

"Lu rada budek ya sekarang Ru, jelas-jelas tadi gue bilang mau jemput Rubi."

"Sok baik banget sih si Langit, selalu sok jadi pahlawan,"ejek Biru, sangat kentara kalau dia kurang suka dengan kedekatan Langit dan Rubi, yang menjadi pertanyaannya Biru emang siapanya Rubi? Baru jadi bos saja sudah posesif.

"Lah emang dia baik beneran, gak kayak lu titisan setan."Bumi tersenyum evil.

"Nah iya, Langit mah beneran baik sama siapa aja."Dilan ikut menimpali.

"Giliran Langit aja dibilang baik, gue dibilang setan. Gue juga sahabat lu pada ya, masa pilih kasih gitu."Biru berdecak kesal.

"Ya gimana ya, jujur itu lebih bagus."

"Eh tapi, gue ngerasa Langit sama Rubi ada apa-apanya deh, waktu itu yang ngantar Rubi kan Langit juga."Jiwa-jiwa gosip seorang Dilan merasa terpanggil.

"Gak mungkinlah tipe Langit serendah itu, jangan ngaco deh lu!"ucap Biru dengan nada berapi-api.

"Tuh kan mulut lu emang setan banget Ru, kalau Rubi denger dia pasti sakit hati. Sesekali kalau ngomong itu difilter dulu dong, jangan semua yang di kepala lu, lu keluarin tanpa disaring dulu."Dilan tidak terima.

BI-RU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang