Happy Reading
...Gedung W Entertaiment.
Biru dan Rubi keluar dari lift, sekarang posisi keduanya berada di lantai paling atas. Rubi mengerutkan keningnya, bingung. Rubi belum mengerti apa yang akan dilakukan oleh Biru di lantai paling atas ini.
"Kita sebenarnya ngapain kesini, Mas? Ini udah sore mau maghrib."
"Jangan bawel, bisa? Ikutin aja napa, nanti juga tau sendiri."
Rubi mengerucutkan bibirnya.
Rubi tidak banyak bertanya lagi, ia memilih untuk mengikuti Biru dari belakang.
Biru masuk ke pintu tangga darurat menaiki satu persatu anak tangga, diikuti oleh Rubi di belakangnya. Sampai tiba di sebuah pintu, Biru membukanya dan masuk ke dalam.
Rootfop gedung.
Biru ternyata membawa Rubi ke rootpof gedung W Entertaiment.
Rubi mengamati sekitar, setelah beberapa menit berpikir, barulah Rubi sadar kalau mereka saat ini sudah berada di tempat paling tinggi di gedung ini.
Rubi menahan lengan Biru,"Mas, gak ada rencana mau bunuh diri kan? Terus ngajak-ngajak Rubi, Enggak gitu kan, Mas?"
"Mas, ingat loh bunuh diri itu dosa besar. Apalagi ngajak-ngajak gini, dosanya berkali lipat. Mas gak ada rencana masuk neraka lewat jalur bunuh diri kan ya?"
Biru terkeheh, gadis yang ada di sampingnya ini memang menyebalkan sekaligus menggemaskan.
"Enggaklah, gue masih sayang nyawa ya. Siniin tangan lo, biar gue tunjukin sesuatu yang indah."Biru menggenggam jemari Rubi, lalu menuntun Rubi maju beberapa langkah ke depan.
"Liat, senjanya keliatan jelas kan dari sini."
Rubi mengikuti arah pandang Biru, Rubi mengerjapkan matanya, takjub. Senja petang ini terlihat sangat jelas dan indah dari atas sini.
"Indah banget, Mas."Rubi berdecak kagum, matanya berbinar menandakan kalau ia merasa takjub dan terpesona dengan pemandangan yang tersaji di depan matanya.
"Gimana, masih mau ngomel-ngomel?"
Biru menggoyang-goyangkan telapak tangan Rubi yang masih berada dalam genggamannya, terlihat menggemaskan.
"Ini indah banget, Mas,"ucap Rubi ikut menggoyang-goyangkan tangannya.
"Bilang apa?"Biru menaik turunkan alisnya.
"Bilang apa?"ulang Rubi, kalau tidak loading lama bukan Rubi namanya.
"Maksudnya itu, sekarang lo harusnya bilang apa sama gue?"
"Oh itu, Makasih ya Mas."Rubi mengucapkannya dengan tulus.
"Oke sama-sama. Sebenarnya tempat ini tempat rahasia, tapi berhubung lo lagi ulangtahun gue berbaik hati, berbagi tempat rahasia ini sama lo."
"Wah, Rubi ngerasa tersanjung ya, karena aktor papan atas seperti Mas mau berbagi rahasia dengan Rubi."
"Iya dong, lo pokoknya harus banyak-banyak bersyukur punya Bos sebaik dan sepengertian gue."
"Iya Mas, iya Rubi bersyukur kok."
"Bagus, anak pintar."Biru menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, bentar-bentar."
Biru melepas genggaman tangannya dari telapak tangan Rubi, lalu ia merogoh sakunya. Biru mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Siniin jari lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
BI-RU
RomanceBiru, sosok lelaki yang tempramental, hoby-nya marah-marah, mengalami trauma soal percintaan. Karena hubungannya kandas dengan alasan yang sangat jarang terjadi. Rubi, gadis dari desa yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, membantu orangtuanya...