Happy Reading
....Acara resepsi pernikahan Biru dan Rubi digelar secara tertutup, tidak mengundang media apapun untuk liputan.
Biru ingin acara resepsi pernikahannua digelar seperti orang-orang pada umumnya, tidak perlu direkam oleh kamera para wartawan, dan bisa berjalan secara natural.
Acara resepsi berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.
Untuk malam ini Biru dan Rubi akan menginap di Hotel yang mereka tempati siang tadi, karena jaraknya pun sangat dekat dengan lokasi resepsi.
...Begitu sampai di dalam kamar, Biru langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Rubi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mas, mandi dulu lah baru rebahan,"ucap Rubi.
"Capek banget Rub,"keluh Biru sambil memejamkan matanya.
"Siapa suruh ngundang tamu sebanyak tadi, rasain sendirilah Mas akibatnya,"respon Rubi dengan santai.
Rubi mengeluarkan baju gantinya dari tas, bersiap untuk beranjak menuju kamar mandi.
"Iya abisnya aku bingung mana yang mau diundang mana yang gak diundang, karena bingung jadi aku undang ajalah semuanya sekalian."
"Yaudah, kalau gitu jangan ngeluh mulu, kan yang ngundang Mas sendiri. Oh iya Rubi mandi duluan ya."Rubi beranjak menuju kamar mandi.
Ide jahil langsung terlintas di benak Biru, matanya yang tadi sudah terpejam langsung terbuka lebar lagi, Biru jadi bersemangat hanya membayangkan ekspresi kesal Rubi
"Eh, gak mau mandi bareng aja? Biar hemat waktu, yuklah."
Rubi menghentikan langkahnya, pipi Rubi tiba-tiba terasa panas.
"Jangan aneh-aneh deh, Mas."Rubi mencoba menanggapinya dengan tenang, meskipun sebenarnya efek dari ucapan Biru itu cukup berarti untuk Rubi yang masih polos ini.
Melihat reaksi Rubi yang sangat canggung, membuat Biru semakin bersemangat menggoda Rubi.
Biru bangkit dari tempat tidur, ia berjalan cepat, dan tanpa rasa bersalah Biru langsung memeluk Rubi dari belakang, melatakkan dagunya di puncuk kepala Rubi.
"Mas lepasin, Rubi mau mandi."Rubi memukul punggung tangan Biru yang melingkar di pinggangnya.
Jujur saja, lutut Rubi tiba-tiba terasa lemas, sesungguhnya Rubi belum terbiasa dengan situasi seperti ini.
Baru segini saja Rubi sudah kelimpungan, Bagaimana nanti kalau malam pertama? Apa tidak pingsan di tempat Rubinya.
"Mau mandi bareng,"bisik Biru di telinga Rubi.
Bulu kuduk Rubi langsung meremang, bisa-bisanya Biru berbisik dengan nada se-sexy itu di telinga Rubi.
Dimana akhlakmu Biru?
"Mas jangan aneh-aneh deh. Lepasin, Rubi mau mandi."Rubi berusaha menyingkirkan tangan Biru yang melingkar dengan nyaman di pinggangnya.
Merasa puas mengerjai Rubi, Biru pun melepas pelukannya. Lalu Biru tertawa dengan puas.
Rubi berbalik, menatap Biru dengan tatapan jengah. Setelah Biru tertawa, barulah Rubi paham kalau Biru tengah mengerjainya.
"Puas banget ya ketawanya abis ngerjain istri sendiri, entar kualat baru tau rasa kamu, Mas!"Rubi menghentakkan kakinya kesal.
"Abisnya kamu lucu kalau lagi kesel."Biru masih tertawa.
Entah dari mana datangnya keberanian seorang Rubi, tiba-tiba Rubi mendekat, lalu ia mengecup bibir Biru sekilas, hanya seperkian detik.

KAMU SEDANG MEMBACA
BI-RU
Storie d'amoreBiru, sosok lelaki yang tempramental, hoby-nya marah-marah, mengalami trauma soal percintaan. Karena hubungannya kandas dengan alasan yang sangat jarang terjadi. Rubi, gadis dari desa yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, membantu orangtuanya...