Part 31

1K 145 28
                                    

Happy Reading
...

Langit dan Rubi adalah saudara kandung, fakta ini telah berhasil membuat jiwa Langit terguncang hebat.

Rubi adalah wanita yang Langit cintai, bahkan sempat menjadi kekasih Langit, walaupun hanya berlangsung singkat.

Dan sampai detik dimana Langit mengetahui Rubi adalah saudara kandungnya, perasaan Langit terhadap Rubi masih sama.

Langit merasa frustasi, ia merutuki dirinya sendiri. Perasaan yang Langit miliki ini tentu saja adalah sebuah kesalahan yang sangat nyata, Rubi adikknya tidak seharunya Langit mencintai adiknya sendiri.

Tetapi masalahnya perasaan Langit ini sudah ada sebelum ia tau jika Rubi adalah adiknya. Langit perlu waktu untuk menghapusnya.

Langit memutuskan menenangkan diri untuk sementara waktu di Villa miliknya. Langit perlu mencerna semua kejadian ini perlahan, termasuk untuk berdamai dengan perasaannya sendiri.

Widya datang ke halaman belakang membawa secangkir teh."Kamu lagi ada masalah ya Lang?" Widya lalu meletakkan teh yang ia bawa di atas meja.

"Eh kamu belum tidur Wid?"Langit menggeser posisi duduknya ke samping, memberikan space untuk Widya.

"Belum, dia lagi aktif banget nendangnya."Widya mengusap perutnya yang semakin menonjol.

"Wah, seneng banget ya pasti bisa ngerasain dia gerak di dalam sana."Langit tersenyum.

"Iya seneng banget, Lang. Tapi semakin kesini aku sebenarnya makin takut Lang, aku takut kalau dia nanti lahir aku gak bisa ngasi dia kebahagiaan.  Kalau nantinya dia udah tumbuh dewasa, dia pasti bakal malu Lang, malu punya Ibu seperti aku, belum lagi kalau dia tau siapa Ayahnya. Aku semakin takut menghadapi semua ini."Widya menundukkan wajahnya.

Langit terdiam sejenak, Langit langsung merasa tertampar mendengar ucapan Widya, di saat Langit merasa dirinyalah yang paling menderita di dunia ini, ternyata masih banyak lagi orang yang menghadapi masalah yang lebih besar, seperti Widya misalnya.

"Widya, percayalah Allah selalu bersamamu."

Hanya itu kata-kata yang bisa Langit ucapkan, karena Allah adalah sebaik-baik penolong.

Widya menganggukkan kepalanya. "Barangkali ini teguran dari Allah ya Lang, untuk aku hamba yang sering lalai ini."

"Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu, Wid. Kamu wanita baik, InsyaAllah dibalik kesulitan ini pasti akan ada kemudahan. Jangan berputus asa ya, Bukankah Allah tidak akan menguji di luar kemampuan hambanya? Percaya aja, pasti ada hal baik yang telah menanti kamu setelah ini."

Rasa-rasanya nasehat Langit itu bukan hanya cocok untuk Widya saja, tetapi nasehat itu juga sangat cocok untuk Langit.
...

28 Januari 2019

Hari ini, menjadi hari yang sakral untuk Biru dan Rubi. Hari dimana status keduanya akan naik satu tingkat menjadi suami dan istri.

Status yang akan menghantarkan keduanya pada ibadah terpanjang di dunia ini.

Tepat pada pukul 10.00 WIB, Ijab kabul selesai, ditandai dengan suara gemuruh dari para saksi dan tamu yang memberikan kesaksian jika Rubi telah sah menjadi istri Biru di mata Agama dan Hukum Negara.

"Sah...."

Setelah kalimat itu bergemuruh di seluruh penjuru ruangan, Biru langsung menghembuskan nafasnya, merasa sangat lega.

Biru sudah merasakan sendiri betapa tegangnya menjelang ijab kabul, seperti yang sering diceritakan oleh orang-orang. Rasanya sulit dijelaskan, yang pasti rasa tegang, berdebar, khawatir, takut, terharu semuanya bersatu menjadi satu.

BI-RU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang