Seorang gadis, ah—Nyonya muda, berdiri termenung menatap langit yang mulai menggelap di alun-alun kota. Barusan ia mengunjungi makam seseorang yang telah tiga tahun ini resmi meninggalkannya.
Seseorang yang begitu berharga baginya bagai oksigen. Seseorang yang lebih berkilau dan berharga daripada berlian jutaan dollar. Seseorang yang mampu menjungkir-balikkan kehidupannya sejak ia pergi tiga tahun lalu. Nyonya muda itu benar-benar merasa bahwa langit saat ini mendukung suasana hatinya yang bermuram durja.
Semakin ia menatap langit semakin ia ingin mengakhiri hidupnya. Tidak ada alasan baginya untuk bertahan hidup karena alasannya untuk bertahan telah pergi tiga tahun lalu. Tidak ada yang peduli padanya, sekalipun kedua orang tuanya. Semua orang terasa seperti memusuhinya atas dasar kesalahan yang sama sekali tidak pernah ia buat.
"Nyonya Muda, Anda harus segera kembali ke Manor." kata salah seorang pelayan yang selalu mengikutinya kemana pun.
"Apa Malfoy menyuruhmu?"
Pelayan wanita yang berada di umur setengah abad itu segera mengangguk. Pelayan yang biasa dipanggil Elisa itu sudah terbiasa ketika Nyonya Muda yang menjadi bagian keluarga Malfoy ini memanggil Tuan Mudanya tanpa embel-embel.
Ia bangkit dari bangku taman dan mendecih. Ia benar-benar membenci lelaki pirang yang sudah dua tahun ini berstatus sebagai suaminya.
***
"Kau melaporkannya pada mereka?!"
"Tidak, sama sekali tid--"
"Yah, sejak awal kau memang tidak bisa dipercaya!"
"Hermione,"
Draco menyisir rambutnya ke belakang, sejak ia menginjakkan kaki di manor berkali-kali pula lelaki itu menghela nafas. Pintu di depannya dibanting tertutup, membuat gema di sepanjang koridor yang sepi itu tak terelakkan.
Hermione marah dan mungkin pintu di depannya itu tak akan terbuka sampai beberapa bulan ke depan. Draco bodoh, tak henti-hentinya ia merutuki dirinya sendiri. Seharusnya ia mampu memberi jawaban yang logis agar kedua orang tua mereka tidak perlu mengetahui hal ini.
Kedua orang tua mereka, Malfoy dan Granger, sudah tahu bahwa kehidupan rumah tangga anaknya selama dua tahun ini tidak berjalan semestinya. Dua insan yang telah terikat janji suci seharusnya saling memberi cinta dan kasih, mendukung satu sama lain dan melakukan apa yang seharusnya suami-istri lakukan.
Namun Draco dan Hermione sama sekali tidak hidup seperti itu. Mereka hidup layaknya musuh yang saling menghindar satu sama lain, kalaupun tak sengaja bertemu mereka hanya akan saling berpaling tanpa menyapa. Dua tahun ini mereka hidup dengan kamar terpisah, tidak pernah satu meja makan, dan hampir tidak pernah berbicara satu sama lain, jangankan berbicara bertatap muka saja mereka jarang meski tinggal dalam satu rumah.
Sebisa mungkin Hermione akan menghindari Draco dan Draco sejujurnya tidak menghendaki hal itu. Ia ingin menyapa namun ia takut jika Hermione justru akan semakin membencinya. Bagi Draco, melihat batang hidung Hermione terlihat di dalam rumah saja sudah cukup. Ia tak akan menuntut banyak, itu hanya akan membuat Hermione semakin marah dan membuat wanita--, gadis itu tak akan keluar kamar.
Mereka berdua selalu beralasan ketika kedua orang tua mereka ingin mengajak berlibur, makan malam, atau hal lain yang mempertemukan kedua belah pihak. Selama ini mereka berhasil mengelabuhi dua keluarga, tapi darah lebih kental dari air, itu sebabnya kini rahasia mereka terbongkar sudah.
Kejadian tadi siang terulang lagi di otak Draco,
"Sudah dua tahun dan kalian bahkan belum memiliki anak, bagaimana nasib perusahaan ini kedepannya?" tanya Lucius menatap putra semata wayangnya tegas.
"Kami butuh waktu, Papa tahu sendiri aku sibuk mengurusi perusahaan dan Hermione, dia masih sibuk dengan penelitiannya di laboratorium."
Draco tidak berbohong, ia dan Hermione memang sama-sama sibuk disamping fakta bahwa Hermione sangat membencinya.
"Lalu sampai kapan? Umur kalian bahkan sudah tidak bisa dikatakan muda lagi."
"Kami akan berusa--"
"Kalian tidak akur?"
"..."
Lucius memijit pelipisnya. "Sudah dua tahun, Draco. Ini keputusanmu untuk menikahinya dan menolak acara perjodohan Papa lalu sekarang apa?"
"Papa..."
"Cukup! Aku akan menghubungi Richard Granger dan kalian berdua harus mau datang di acara makan malam!"
Draco menghela nafasnya untuk kesekian kalinya. "Apa aku harus berhenti saja?"
Tbc
100321
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Grieve no More?
Fanfiction[COMPLETED] Matahari tak lagi menunjukkan sinarnya sejak bahan bakarnya menghilang dan bulan yang sejak dahulu hidup dalam kegelapan tidak tahu bahwa keputusannya untuk membawa matahari merupakan kesalahan besar. "Orang tua kita sudah tahu tentang...