Kepulangan Draco dan Hermione dari liburan singkat itu disambut hangat oleh keluarga besar. Lucius segera mengadakan acara makan malam di sebuah restoran bintang lima dengan menu makanan yang dibuat langsung oleh chef ternama. Acara makan malam hari itu berbeda dari acara-acara sebelumnya. Di acara sebelumnya yang berbicara hanyalah orang tua dari kedua belah pihak, sedangkan sekarang Hermione dan Draco mulai buka suara meski Draco masih terkesan agak canggung menanggapi semua hal yang terlontar dari mulut Hermione.
Bukannya tidak senang, demi apapun, Draco sangat senang!
Tetapi rasa canggung itu tetap ada karena entah mengapa Draco masih merasa sungkan. Dua tahun hidup bagai musuh, Draco seperti berperan sebagai penjahat dan Hermione berperan sebagai orang yang paling tersakiti. Lalu sekarang tiba-tiba saja peran itu berubah, Draco menjadi sosok pangeran bodoh yang mendapatkan Hermione yang saat ini berperan sebagai Tuan Putri baik hati.
Selama liburan Hermione telah berkata pada Draco bahwa jika ia memiliki keluh kesah atau suatu masalah yang tidak bisa ia pecahkan seorang diri, silahkan datang pada Hermione. Dalam liburan itu juga mereka banyak melakukan hal-hal yang semestinya mereka lakukan sejak dua tahun lalu.
Tembok tinggi nan menjulang yang telah mereka buat selama dua tahun itu perlahan runtuh. Matahari mencoba untuk terus mengembalikan sinarnya dan bulan berusaha keras agar tidak menjadi sosok yang gelap nan dingin. Mereka telah saling mengerti dan memahami sekarang. Entah sampai kapan hal ini berlangsung.
Di dongeng Pangeran dan Tuan Putri hidup bahagia selamanya. Tetapi realitanya kadang tidak seindah itu. Makanya Draco masih sedikit sangsi jika ingin bahagia. Ia takut tiba-tiba kebahagiaannya direnggut dan saat itu ia akan jatuh terpuruk.
Ia harus membatasi dirinya agar tidak terlalu bergantung. Namun rasa cintanya pada Hermione tidak pernah memudar. Itu yang membuatnya kesulitan.
Seperti saat ini, melihat Hermione keluar rumah dengan senyuman dan lambaian tangan padanya saja sudah mampu membuat jantung Draco berpacu. Darah diseluruh tubuhnya berdesir, seolah dengan melihat Hermione berdampak sama seperti saat ia menghirup oksigen. Bahkan setelah memasuki mobil senyum Hermione tidak pudar membuat hati Draco melayang tinggi.
Jadi apa benar Hermione telah mencintainya?
Kalau boleh Draco ingin menatap Hermione lebih lama lagi, kalau bisa dua puluh empat jam tanpa henti. Tapi ia harus kembali pada kenyataan, Draco segera fokus pada jalanan dan melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.
Hari ini Hermione membuat janji temu dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin. Biasanya dokter itu akan dipanggil ke Manor tetapi hari ini Hermione memilih dirinya sendiri yang datang ke klinik bersama Draco. Sehingga Draco mau tak mau harus mengosongkan jadwal makan siangnya, bagaimanapun juga selain menuruti keinginan Hermione, ini demi janin yang ada di perut Hermione.
Sesampainya di klinik, dokter berwajah oriental itu telah menunggu. Cho Chang, termasuk salah satu dokter kepercayaan keluarga Malfoy. Mereka segera masuk keruangan dokter Cho. Di sana Hermione segera dituntun untuk berbaring di ranjang lalu dokter Cho mulai memeriksa.
Draco yang tak mengerti bidang ini hanya bisa menonton tanpa tahu maksud dibalik gambar hitam putih yang dimunculkan oleh monitor itu. Pemeriksaanya tidak berlangsung lama, hanya sebentar, mungkin tidak sampai sepuluh menit.
"Kondisi bayi dan ibunya sangat baik. Nyonya Malfoy sangat pandai menjaga kesehatannya akhir-akhir ini." ujar dokter Cho seraya menulis sesuatu di atas kertas.
"Usahakan jangan sampai stress, sebisa mungkin buat hari-hari Anda bahagia itu akan baik untuk Anda dan bayi Anda. Lalu untuk Tuan Malfoy, saya sarankan Anda untuk perhatian pada istri Anda. Kalau bisa turuti semua keinginannya jika itu hal yang wajar, Nyonya Malfoy tidak boleh stress lagi seperti masa-masa awal kehamilan." lanjut dokter Cho menatap satu per satu dua orang didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Grieve no More?
Fanfiction[COMPLETED] Matahari tak lagi menunjukkan sinarnya sejak bahan bakarnya menghilang dan bulan yang sejak dahulu hidup dalam kegelapan tidak tahu bahwa keputusannya untuk membawa matahari merupakan kesalahan besar. "Orang tua kita sudah tahu tentang...