15 : Hubungan Apa yang Mereka Miliki?

825 150 30
                                    

Harry dan Hermione berjalan cepat menyusuri setiap lorong rumah sakit yang panjang dan lenggang itu. Hari ini mereka akan mencari tahu tentang dokter yang memalsukan hasil autopsi milik Ron.

Kemarin Harry meminta tolong pada rekan kerjanya dan para juniornya untuk membantu mencari informasi apapun tentang autopsi Ronald Weasley tiga tahun lalu. Informasi didapat segera setelah Harry meminta pertolongan itu, karena orang yang membantunya banyak sehingga tak ayal informasi segera didapat.

Penelope Clearwater.

Itu namanya.

Dan yang paling membuat Harry, Ginny, Hermione, dan Draco terkejut adalah bahwa Penelope Clearwater menyandang status sebagai tunangan Percy Weasley, kakak kandung dari Ron sejak empat tahun lalu.

Itu berarti saat Penelope memalsukan hasil autopsi Ron ia telah bertunangan dengan Percy.

Saat mereka berada di depan ruangan dokter ahli bedah, Harry segera mengetuk pintu tersebut. Tidak ada jawaban dari dalam sana sampai sebuah teriakan terdengar dari dalam. Teriakan itu bukan seperti teriakan seseorang yang sedang kesakitan, melainkan seperti seseorang yang putus asa. Apalagi setelah itu terdengar suara isak tangis.

Hermione dan Harry hanya bisa saling bertatapan bingung. Ingin sekali Harry menerobos masuk tetapi Hermione menahan tangannya. Kalau dipikir kembali memang lebih baik seperti ini agar mereka tahu kondisi di dalam seperti apa.

"Kau yang bersalah!" seru suara laki-laki dari dalam sana yang terdengar familier di telinga Harry dan Hermione.

"Tidak! Aku ti--"

"Ya, kau melakukannya!"

"Kau menyuruhku!"

"Mengapa kau mau?"

"Kau memaksaku, sialan! Jangan mengelak, otak dari semua ini adalah kau!"

Setelah itu terdengar suara tamparan yang keras, membuat Harry dan Hermione sedikit berjengit karena terkejut. Kemudian tak lagi terdengar suara isak tangis. Keheningan melanda. Hal itu membuat darah dalam tubuh Harry dan Hermione berdesir.

Lalu suara seorang wanita yang putus asa terdengar. "Kumohon, beberapa hari lagi aku akan menikah. Tolong jangan rusak kebahagiaanku."

"Itu suara Penelope, aku yakin." bisik Harry pada Hermione.

"Wah, hebat sekali kau masih mau menjadi bagian dari keluarga itu. Tidak merasa bersalah?" sahut suara laki-laki itu remeh.

"Lalu apa yang harus kulakukan? Aku mencintainya!"

"Kau pikir cinta dapat mengakhiri masalahmu? Kalau tunanganmu dan keluarganya tahu tentang masa lalumu itu, apa mungkin mereka mau memaafkanmu?"

Suara tangis itu terdengar semakin kencang dan pilu. "Kau yang menjerumuskanku dalam masalahmu!"

"Itu pilihanmu, itu resikomu!"

"Tidak! Aku tidak ma--"

"Akhiri saja semuanya. Itu solusi yang terbaik." jawab suara laki-laki itu penuh penekanan. Lalu ia melanjutkan dengan suara lirih yang masih bisa didengar dari luar ruangan. "Aku tahu kau paham maksudku kan?"

Tak lama suara derap langkah kaki terdengar semakin jelas. Harry segera menarik lengan Hermione untuk bersembunyi di balik koridor terdekat. Harry sedikit mengintip ketika pintu terbuka, orang dengan perawakan tinggi yang baru saja keluar itu membuat mata Harry melotot.

Ia menoleh pada Hermione. "Viktor Krum,"

"Pantas saja suaranya terdengar familier." jawab Hermione seraya menghela nafas berat.

Can We Grieve no More? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang