Bayi laki-laki mungil yang lucu dan tampan itu diberi nama Scorpius Hyperion Malfoy.
Hermione menyerahkan semua keputusan untuk memberi nama sang bayi pada Draco. Draco sendiri awalnya bingung ingin memberi nama apa karena memang tidak ada persiapan sejak awal. Akan tetapi ketika malam hari tiba, ia teringat bahwa bintang dan bulan nampak indah di langit malam yang gelap.
Memang terdengar klise.
Orang yang menyukai bintang lalu memberi nama anaknya sesuai dengan nama bintang.
Tetapi bagi Draco, ini bukan hanya sekedar ia menyukai bintang. Semua benda langit yang bersinar di langit malam memiliki filosofi tersendiri baginya. Benda-benda langit itu selalu mengingatkannya pada dirinya sendiri yang gelap dan dingin tetapi berusaha bersinar agar bisa bersanding dengan matahari.
Ya, sampai detik ini ia masih berusaha menjadi sosok yang layak untuk mendekap matahari.
Scorpius Hyperion.
Nama Scorpius ini ia ambil dari nama rasi bintang Scorpio atau Skorpius. Sedangkan nama Hyperion diambil dari nama salah satu bulan milik Saturnus.
Harapannya Scorpius bisa menjadi anak yang selalu bersinar meski kegelapan tak henti mengelilinginya.
Draco bersumpah bahwa ia akan membahagiakan Scorpius, membuatnya selalu tersenyum, dan dilimpahi kasih sayang.
Sekarang terhitung sudah satu tahun Scorpius hidup di dunia. Anak itu sekarang sudah mulai belajar berjalan dan berbicara. Tingkahnya semakin menggemaskan. Orang-orang yang melihat Scorpius selalu berkata bahwa ia luar biasa mirip dengan Draco.
Padahal kalau mereka tahu sifatnya, sebagian besar sifat Scorpius lebih mirip Hermione. Seperti lebih perasa, cerdas, dan penyayang. Untuk poin terakhir, Harry dan Ginny yang mengatakannya. Katanya Hermione dulunya sosok yang penyayang.
Dan semoga di masa depan juga begitu.
"Scorpius mana?" tanya Hermione yang barusan turun setelah mempersiapkan diri untuk jadwal konselingnya.
"Elisa masih memandikannya." jawab Draco singkat seraya menyerahkan sepiring roti panggang dan segelas susu pada Hermione.
Hermione tersenyum lalu melahap roti itu sembari membaca beberapa berita melalui ponselnya.
Sejak hari di mana Draco menyadari kebodohannya itu, Hermione mulai sedikit demi sedikit mempercayai Draco. Sungguh, Ginny berperan besar dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Sudah satu tahun berlalu dan selama itu pula Hermione mencoba berdamai dengan dirinya sendiri dengan dibantu oleh tenaga ahli. Mencoba berdamai dengan masa lalunya yang menimbulkan trauma dalam dirinya. Kali ini Hermione benar-benar bertekad bahwa ia ingin membuka lembaran baru. Sudah cukup sekian tahun lamanya ia merasa dunianya hancur, sekarang waktunya ia membangun ulang dunianya kembali.
Menghilangkan trauma jelas tidak mudah. Terutama luka yang ditimbulkannya cukup berdampak bagi kesehatan psikis Hermione. Pada awal-awal pengobatan ia merasa bahwa jiwanya dibagi menjadi dua. Mereka bertengkar hebat, memperdebatkan tentang sesuatu yang bertolak belakang.
Pada masa-masa itu Hermione semakin banyak menangis. Ia bingung membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Seringkali ia melampiaskan kekesalannya pada orang-orang terdekatnya, tak terkecuali Elisa, Draco, bahkan si kecil Scorpius yang saat itu tidak tahu apa-apa.
Tetapi lambat laun karena Hermione memiliki niat untuk sembuh, berdamai dengan dirinya sendiri serta masa lalunya, serta ingin sekali membuka lembaran baru tanpa bayang-bayang masa lalu, akhirnya ia mulai menunjukkan perubahan ke arah positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Grieve no More?
Fanfiction[COMPLETED] Matahari tak lagi menunjukkan sinarnya sejak bahan bakarnya menghilang dan bulan yang sejak dahulu hidup dalam kegelapan tidak tahu bahwa keputusannya untuk membawa matahari merupakan kesalahan besar. "Orang tua kita sudah tahu tentang...