Hermione tidak keluar kamar setelah dua minggu sejak kejadian malam itu terjadi. Ia tidak marah, tidak juga terdengar menangis, dan Elisa berkata bahwa Nyonya Muda itu pun tidak melakukan sesuatu yang dimaksudkan untuk menyakiti dirinya sendiri.
Ketika waktunya makan Hermione akan makan, waktunya tidur ia pun akan tidur, waktunya mandi pun ia akan mandi. Hermione sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda down seperti yang biasanya terjadi ketika ia mendapat masalah dari Draco.
Hanya saja ia tidak keluar kamar seperti biasa.
Dan ia juga tidak pergi ke laboratoriumnya.
Jujur saja ini aneh bagi Draco, terlebih malam itu ia dengan sadar melakukannya dengan Hermione. Tidak mungkin wanita itu lupa, meski mabuk setidaknya di pagi hari saat bangun Hermione pasti menyadari sesuatu dikasurnya.
Pagi itu saat bangun lebih dulu Draco terpaksa meninggalkan Hermione karena sekretarisnya telah menelepon beberapa kali, mengingatkan Draco bahwa ia ada rapat penting. Saat perjalan pulang ke Manor pun Draco telah menyusun semua kalimat maaf yang akan ia ucapkan pada Hermione. Namun saat sampai di Manor, Elisa bilang Hermione sudah tidur.
Begitu pula keesokannya, ketika pagi hari tiba Elisa berkata Hermione belum bangun. Lalu malamnya saat Draco pulang Hermione pasti sudah tidur. Pernah juga Draco membawa berkas-berkas miliknya untuk dilembur di Manor agar ia bisa pulang lebih awal. Namun yang didapat Draco adalah Hermione tidak mau ditemui oleh siapapun, termasuk kedua orang tuanya sendiri.
Hermione menjadi lebih tertutup lagi dari biasanya.
Pada akhirnya Draco mengirimkan kalimat maafnya melalui surat yang ia berikan pada Elisa, tak lupa Draco juga menuliskan bahwa surat perceraian mereka sedang diurus. Setelah surat itu sampai pada Hermione, keesokan harinya Elisa berkata bahwa Hermione hanya mengangguk saat membaca surat itu. Ekspresinya datar, kata Elisa, tetapi tidak juga menunjukkan raut kesedihan. Benar-benar datar.
Draco menghela nafas. Ia berjalan menuju jendela besar yang ada di kamar hotelnya ini.
Ya, ia tidak ada di Manor maupun kantornya saat ini.
Draco berada di Jepang karena urusan bisnis. Lucius sedang mengembangkan proyek untuk membuat sebuah gedung apartemen mewah yang didirikan di pusat kota Tokyo. Itu sebabnya Draco harus ikut karena perannya sebagai direktur utama Malfoy Group yang harus mendampingi sang founder dalam perjalanan bisnisnya.
Terhitung hampir sebulan ia berada di Jepang dan hampir satu setengah bulan lamanya sejak kejadian malam itu terjadi.
Draco memukul kepalanya, berusaha menghilangkan memori tentang malam itu.
Lagi-lagi Draco merutuki dirinya sendiri yang bertindak bodoh. Ia akan bercerai tetapi mengapa malah melakukannya dengan Hermione dan memanfaatkan keadaan Hermione yang mabuk?! Gila! Draco benar-benar tidak waras! Meski Hermione yang lebih dulu bertindak tetap saja wanita itu dalam keadaan mabuk sehingga semua ini menjadi salah Draco.
Draco mengecek ponselnya yang sudah sejak pagi tadi belum ia sentuh sama sekali saking sibuknya. Saat sebuah notifikasi pesan ia terima dari Elisa, buru-buru ia membuka isi pesan tersebut.
Saat mengetahui isi pesan itu, entah mengapa seluruh tulang Draco mendadak seperti berubah menjadi jelly.
***
Dua garis biru.
Hermione membanting alat uji kehamilan itu kesembarang arah. Ia berteriak seperti orang gila di dalam kamarnya membuat Elisa mau tidak mau masuk ke kamar sang Nyonya Muda tanpa seizinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Grieve no More?
Fanfiction[COMPLETED] Matahari tak lagi menunjukkan sinarnya sejak bahan bakarnya menghilang dan bulan yang sejak dahulu hidup dalam kegelapan tidak tahu bahwa keputusannya untuk membawa matahari merupakan kesalahan besar. "Orang tua kita sudah tahu tentang...