21💫

207 33 4
                                    

Renjun langsung menepuk pelan bahu seniornya itu, dia merasa bahwa wajah tegas dan ceria yang selalu di tampilkan jaehyun di rumah sakit sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang asli

Jaehyun menatap kembali batu nisan itu dengan sendu laku beralih menatap ke arah renjun sembari tersenyum

"Dia tidak pernah menyakiti seora" ujar dokter jaehyun tiba - tiba pada renjun yang membuat laki laki itu sedikit kebingungan

"Ya?"

"Seora tidak semenyebalkan itu kok" ujar dokter jaehyun sembari menepuk bahu renjun dan berjalan terlebih dahulu

Renjun yang masih kebingungan hanya mengusap belakang lehernya bingung dan menatap ke arah batu nisan sungchan

" terima kasih telah menemani seora hingga dia menjadi pribadi yang kuat sekarang" gumam renjun sembari menepuk pelan batu nisan sungchan dan menyusul jaehyun yang sudah pergi

Ternyata perempuan itu memiliki sosok yang selalu mendukungnya hingga membuat seora terlihat kuat di luar walaupun rapuh didalam

Renjun masuk kedalam mobil dokter jaehyun dan mereka kembali ke rumah sakit

■■■■

Jaemin membuka pintu kamar seora dan melihat perempuan itu tengah di periksa oleh perawat

"Sudah bangun?!" Tanya jaemin sembari menghampiri seora, perempuan itu hanya mengangguk

"Anda sebaiknya istirahat, nanti setelah dokter jaehyun datang saya akan panggil untuk periksa kondisimu" jelas perawat sembari mengambil papan berisikan data seora keluar

"Terima kasih"ucap seora lalu perempuan itu menoleh ke arah jaemin

"Dokter renjun dimana?" Tanya seora yang membuat jaemin menatapnya dengan datar

"Lo baru bangun nyariin renjun, kakak lo yang udah khawatir gak di cariin" ujar jaemin sembari membuang bunga yang layu dan menaruh bunga dandelion yang tadi di beli jaehyun di vas yang sudah ada disana

"Yeuu gak gitu juga" ucap seora sembari mengambil setangkai bunga dandelion yang dibawa jaemin lalu meniupnya ke arah jaemin

Jaemin yang baru saja menengok langsung menghirup serbuk bunga dandelion yang membuat hidungnya terasa gatal dan membuatnya bersin

"OH maaf" ujar seora sembali menaruh kembali tangkai bunganya dan menatap jaemin yang bersin bersin dari tadi

"Lo alergi serbuk bunga? Kok gue baru tau?" Ujar seora dengan nada khawatir, jaemin langsung menggeleng

" gue kagak alergi, itu serbuk masuk ke idung gue jadi gatel"ujar jaemin sembari mengusap hidungnya dan pergi ke luar

Seora yang melihat itu langsung merasa bersalah tapi

"Bukan salah gue juga, salah dia berdiri disitu" gumam seora sembari mengikat rambutnya dan membuang jauh rasa bersalahnya

Dia menyibakan selimutnya dan berjalan ke arah meja berniat untuk mengambil beberapa tangkai bunga untuk dia tiup tapi matanya teralihkan dengan sebuah gelang yang ada di atas meja.

Dia mengambil gelang tersebut dan menelitinya,melihat keseliling tapi tidak ada seorang pun di kamar ini selain dirinya

" jaemin? Mana ada dia ngasih gue gelang kayak gini" ujarmu sembari menggeleng mengingat jaemin orang yang sangat pelit, sebenarnya tidak bisa dibilang pelit sih hanya sajaa..

Ya begitulah

" kak jaehyun?" Seora menaikan satu alisnya berfikir tapi sedetik kemudian dia langsung menggeleng.kakak laki lakinya itu tidak mungkin memberikan gelang seperti ini

Sangat tidak mungkin

Mengingat sang kakak memiliki selera yang aneh jadi dia tidak mungkin membelikan seora gelang lucu seperti ini

" masa dokter renjun" ujar seora sembari menatap kembali gelang tersebut.tapi dia langsung menggeleng dan mrncoba memakainya

"Ahhh lucuu"pujinya sembari menatap gelang yang sudah melingkar di lengannya,seora langsung pergi ke arah jendela dan membukanya

Melihat keadaan diluar sampai dia melihat dokter jaehyun dan dokter renjun keluar dari mobil yang sama

"Mereka habis berkencan?" Ujar seora sembari menaruh tangannya di pinggir jendela dan menopang kepalanya

Matanya langsung tertuju pada renjun yang juga tengah menatapnya dari arah bawah

Tangan renjun bergerak seperti mengisyaratkan sesuatu,karena jika berteriak jarak mereka terlalu jauh

'Gelangnya sudah kau coba?'

Tanya renjun dari bawah, dia memeragakan tangannya sembari menunjuk ke arah gelang yang ternyata ia gunakan juga

Seora langsung mengangkat tangan kirinya

''Aku menyukainya, kau punya juga ternyata!''Teriak seora kencang tapi renjun langsung mengangkat tangannya menjadi tanda silang

'tidak terdengar jarak kita terlalu jauh'

Ujar renjun sembari membuah isyarat dengan tangannya lagi, seora langsung tertawa dia baru tahu jika renjun bisa bahasa isyarat

Seora langsung tersenyum kecil lalu menggerakan tangannya

'Jarak kita memang jauh tapi hati kita selalu terhubung'

■■■■■■

jaehyun membuka kamar rawat sang adik dan mendapati adik perempuannya itu sudah sadar dan tengah tersenyum ke arah luar jendela

"Seora" perempuan itu tidak menanggapi panggilan jaehyun dan akhirnya laki laki itu menghampiri adiknya yang bisa bisa di sebut orang gila akibat tersenyum tidak jelas ke arah luar jendela

" jung seora!" seora langsung menoleh dan mendapati sang kakak yang tengah menatapnya datar

"Loh kapan lo dateng? Gak sopan lo gak ketok pintu dulu" omel seora sembari menutup kembali jendela kamarnya dan berjalan ke arah ranjang

" abis ngapain senyum-senyum" tanya dokter jaehyun heran dan seora langsung mengangkat tangannya

"Lucu gak?" Tanya seora sembari menggoyangkan lengannya untuk memamerkan gelang yang diberikan dokter renjun untuknya

" ngak" ujar jaehyun datar sembari melihat infusan seora dan mengecek kembali keadaan seora

Seora langsung mendengus kesal mendengar jawaban sang kakak

"Lo tau gak tadi gue mikirin kak sungchan" ujar seora sembari menunduk yang membuat jaehyun berhenti melakukan kegiatannya dan melihat ke arah adiknya

"Makanya tadi gue pergi ke makam sungchan" jelas jaehyun dan seora langsung mengangguk.dia juga ingin pergi kesana

" kalau dipikir-pikir gue ngunjungin dia cuma sekali, itupun pas ulang tahun dia 10 tahun lalu" ujar seora sembari menatap ke arah bunga dandelion yang jaemin bawa tadi

" bunda sama ayah takut lo kayak gini kalau kesana" ujar jaehyun sembari menarik kursi dan duduk di hadapan seora

" kenapa kak sungchan yang pergi? Padahal gue yang lari ke arah bunda waktu itu"gumam seora sembari menunduk, dokter jaehyun yang melihat sang adik murung langsung mengusap kepala seora pelan

"Kalau sudah takdirnya, mau sekeras apapun lo menyesalinya itu tidak akan berubah. Jadi gak usah merasa bersalah" jelas dokter jaehyun dan seora langsung menatap bunga dandelion yang ada di meja

"Itu gue yang beliin, jangan merasa bersalah lagi" ujar jaehyun sembari berdiri dari duduknya lalu mengusap rambut sang adik

"Gue mau cek pasien dulu" ujar jaehyun dan seora hanya mengangguk lalu menatap sang kakak pergi dari kamarnya.

Dia menatap ke arah luar jendela yang menampakan langit yang cerah,tapi entah kenapa firasatnya menjadi buruk

■■■■■

HAIIIIII
Apa kabaarrrrr
Semoga baik yaa~~~

Jangan lupa votment uri readersnim♡♡

Hidden Angel [ Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang