5💫

275 54 4
                                    

Renjun menatap ke arah jam yang mulai menunjukkan pukul 3 sore, tanda bahwa sekarang sudah saatnya pemeriksaan pasien rutin, dia kembali memakai jas nya lalu mengantongkan stetoskop dan juga memakai kacamata yang tergeletak di atas mejanya

Dia berjalan ke ara pintu dan membukanya,tapi ada seseorang yang menghalangi langkahnya,dia menatap datar orang tersebut tapu orang itu tersenyum manis di hadapannya

"Mau kemana?" Tanya jung seora, perempuan usil yang suka mengganggu hari renjun, padahal ini hari pertamanya bertemu dengan perempuan ini.entah bagaimana hari harinya jika dia terus menerus bertemu dengan perempuan gila ini, bisa bisa dia jadi ikutan gila

"Periksa pasien" ujar renjun sembari menggeser tubuh seora agar menyingkir dari jalannya, perempuan itu langsung mengikuti renjun tanpa aba aba

"Mau ngapain lagi?" Tanya renjun kesal

"Ikut, kali aja lo kesepian"ujar seora sembari tersenyum yang membuat renjun merotasikan bola matanya malas dan kembali berjalan berusaha mengabaikan perempuan yang sekarang mengikutinya bagai anak ayam.

Mereka berdua- bukan mereka berdua saja ada dua suster yang mengikuti mereka juga ikut memeriksa keadaan pasien di setiap ruangannya

"Ibu,saya bilang kemarin untuk tidak makan makanan manis atau diabetes ibu akan bertambah parah" ujar renjun dengan nada sedikit kesal

"Ma-maaf dok, ibu saya memang salah saya minta maaf" anak perempuannya langsung menunduk salah dihadapan renjun.

"Pukul 7 malam tolong cek kadar gula darahnya" ujar renjun pada suster yang mencatat kondisi harian pasien.

"Baik dok" mereka langsung beralih ke kamar selanjutnya,tapi bedanya seora tidak ikut dengan mereka bertiga dia masih diam di kamar itu memperhatikan sang anak yang tengah memarahi ibunya

"Sudah aku bilang jangan makan makanan manis, ibu sudah tua tau gak sih" gerutu sang anak, seora melihat sang ibu yang seakan ingin menangis akibat dimarahi oleh anaknya sendiri

"Bentar aku ambil bubur ibu dulu di kantin"ujar sang anak lalu keluar, tak lama setelah anaknya keluar sang ibu menangis dalam dia, bahunya naik turun perlahan sembari menahan tangis.

Seora berjalan mendekat ke arah ibu itu lalu menaruh tangannya di pundak ibu tersebut pelan, sang ibu langsung tersentak dan spontan menghapus air matanya

"Ka-kamu teman anak saya?" Tanya sang ibu pada seora dan dia langsung mengangguk dan duduk di kursi

"Saya kemari ingin menjenguk anda"ujar seora sembari tersenyum, ibu itu membalas senyuman seora

"Terima kasih, kamu tidak perlu repot repot" ujar nya dan seora hanya menggeleng

"Ibu tau " wanita itu langsung menengok ke arah seora

" aku juga suka makan coklat diam diam hehe" seora mengambil sebuah dus kecil di bawah ranjang yang berisikan coklat, ibu itu sedikit terkejut saat seora bisa tahu tempat penyimpanan coklatnya

" coklat itu emang gak bisa di tolak" ujar seora yang dibalas anggukan semangat ibu tersebut.

" memang, rasanya sangat enak dan manis, membuat saya tidak bisa berhenti memakannya" ujar ibu tersebut dan seora langsung mengangguk

" maka dari itu, ibu harus sembuh" ujar seora

"Agar bisa memakan semua coklat ini lagi" lanjutnya sembari mengangkat kardus kecil tersebut.

"Tapi saya tidak bisa berhenti" ujarnya dan seora langsung mengangguk mengerti

" coba ibu ganti kebiasaan ibu" usul seora yang membuat ibu tersebut mengerutkan keningnya bingung

Hidden Angel [ Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang