Sejak dari klub sampai di bangunan mewah yang tampak sunyi, Yoona tak bisa berhenti menatap pria asing disampingnya tersebut.
Air mukanya begitu tenang, tidak banyak kata yang keluar dari mulutnya, pandangannya hampir seperti kosong tetapi penuh misteri. Ia beberapa kali menyentuh bagian-bagian mobil karena saking takut dibawa oleh hantu. Tetapi, kakinya menapak. Bisa menginjak rem dan gas. Tangannya juga menyentuh tuas. Dan kalau ada lampu merah, mobil itu berhenti mengikuti aturan.
"Sampai." Ujarnya setelah mobil berhenti di garasi.
Ia membukakan seat belt milik Yoona dan membukakan pintu untuknya. Mimpi apa Yoona semalam?
"Kau belum mengatakan padaku namamu."
Langkahnya terhenti sebentar, tetapi ia lanjutkan lagi.
"Kim. Kau bisa memanggilku Kim."
Yoona menekuk dagunya. Nama yang terdengar cukup pendek.
"Kim saja? Tidak ada kepanjangannya seperti Kim Chi atau Kim Hotteok--hei wow!"
Ucapannya terhenti ketika Kim berbalik, menarik tubuh dan mendudukkannya di sofa. Gerakannya tampak begitu cepat sampai ia lupa berkedip.
"Tunggu disini."
Lalu meninggalkannya sendiri diruang tamu yang luas dan serba berwarna cokelat. Kepala kecilnya berputar dan menengadah seputaran arah angin untuk meneliti semua benda dan mengenali lingkungan disekitarnya. Ketika menatap langit-langit yang tinggi, mulutnya menganga karena takjub.
Sebenarnya apa pekerjaan si Tuan Kim?
Bokongnya berpindah-pindah dari ujung kanan ke ujung kiri sambil menduduki setiap sudut sofa, berhenti di ujung dan merundukkan kepala untuk melihat lebih dekat meja marmer berwarna cokelat tua yang indah. Diatasnya ada buku tentang pengetahuan organ tubuh dan seni melukis.
Baru saja jemari nakalnya menyentuh cover buku seni melukis ketika Kim sudah muncul didepannya lagi dengan segelas soda.
Dia benar-benar seperti hantu.
"Buku mana yang membuatmu tertarik?" Tanyanya masih berdiri.
"Err-- seni melukis? Kurasa isinya bagus, banyak warna dan gambar. Tidak membosankan."
Kemudian raut wajahnya berubah muram. Oh, apakah Yoona melakukan kesalahan?
"Itu bukan buku milikku. Kau salah memilih."
"Tapi kau bertanya padaku buku mana yang kusukai?" Kepala Yoona ikut bergerak mengikuti Kim yang meletakkan segelas soda diatas meja dan duduk disampingnya sekarang.
Tangannya terulur memberikan satu lembar kertas hasil cetak pada Yoona.
"Ini adalah peraturan permainan yang harus kita patuhi. Silakan membacanya lebih dulu kemudian setelah setuju, baru kau tanda-tangan dibawahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hit Me One More Time | Kim Namjoon x Im Yoona
FanfictionKim Namjoon, pria tangguh yang dihormati semua rekan seperjuangannya atas jasanya menyelamatkan suatu tragedi, hanyalah orang yang berjuang untuk memperbaiki dirinya sendiri. "Dia mantan agen NIS yang kacau! Bisakah kau menjauhinya, Yoong?" Yoona me...