Chapter 17

204 31 8
                                    

Lancelot adalah mesin pembunuh.

Nama aslinya Suh Young Ho dan dia diciptakan Kim sekitar satu tahun yang lalu. Perpaduan mereka berdua sangat mengerikan bagi siapa saja yang menjadi musuh karena Lancelot tidak pernah gagal melaksanakan tugas dan Kim seorang ahli strategi. Begitu mendapat titah dari sang majikan, Lancelot langsung mencaritahu identitas dokter Yoongi dan bahkan menungguinya pulang malam ini dari rumah sakit. Ia mengernyit ketika melihat dokter berkulit porselain tersebut tergopoh-gopoh memasuki mobil dan terburu-buru meninggalkan area basement. Tanpa menunggu lagi kemudian ia mengikuti laju mobil dokter Yoongi di jalan raya untuk beberapa lama. Dahinya bahkan mengernyit lebih dalam ketika mendapati arah mobil dokter Yoongi adalah menuju ke kediaman Kim.

Cluster Zeus sendiri merupakan kawasan paling privasi dan tak sembarang orang bisa masuk kedalamnya. Perumahan tersebut nampaknya memang dirancang untuk orang-orang kelas atas dan mafia berkedok pebisnis. Pemiliknya memiliki hubungan baik dengan Kim sejauh yang Lancelot ketahui. Namun, pria tersebut mungkin butuh persetujuan dari Kim sendiri agar bisa memasuki cluster, maka dari itu ia segera mengambil langkah untuk menghadang mobil Yoongi tepat ketika mereka memasuki kawasan padang rumput yang luas dikiri-kanan jalan yang berfungsi sebagai area golf para penghuni cluster. Meski padang golf tersebut luas, sepanjang jalan menuju cluster Zeus diiringi pepohonan rimbun yang rantingnya hampir saling menggenggam diatas sana. 

Suara decitan rem menjadi penanda bahwa Yoongi telah terjebak oleh Lancelot. Dengan todongan pistol diluar kaca jendela, Yoongi terpaku ditempat melihat kedatangan tamu tak diundang itu. Dadanya berdegup kencang manakala Lancelot memintanya keluar dengan ketukan pintu dari mulut pistol, sementara Yoongi menoleh kearah dashbor dan melihat ponselnya kembali bergetar menyala.

Yoona menelepon lagi. Yoongi tak tahu apa yang tengah ia alami tetapi dapat dipastikan situasinya cukup gawat sehingga butuh pertolongan secepat mungkin. Yoongi hendak meraih ponsel tersebut ketika tiba-tiba kaca jendelanya dipecahkan. Kerah kemejanya ditarik dan Yoongi diseret keluar dari mobil.
Tidak ada yang bicara diantara mereka. Lancelot langsung mengarahkan mulut pistol pada sisi dahi Yoongi dan menarik pelatuknya tanpa ragu-ragu.

“Assh—tunggu sebentar,” akhirnya Yoongi berucap dengan kedua tangan terangkat keatas, “siapa kau? Kenapa kau ingin membunuhku?”

Lancelot tersenyum, matanya terlihat sama dinginnya dengan dasar danau Baikal di Siberia.

“Kau mungkin butuh konsultasi setelah membunuh puluhan orang dalam hidup, aku bisa membantumu secara cuma-cuma.” tawar Yoongi omong-kosong. Dia hanyalah seorang psikolog yang jauh kaitannya dengan pistol dan kekerasan, ditodong pistol seperti sekarang cukup membuat mentalnya jatuh.

Tetapi Lancelot tidak ingin berkonsultasi dan tidak berniat membuka hidupnya pada banyak orang. Jadi dia meninggikan mulut pistol lagi dan bersiap untuk menembak. Yoongi merasa hidupnya akan berakhir sekarang. Dia memejamkan mata dan menghela napas frustasi ketika ribuan bayangan memasuki pikirannya. Apakah nasibnya akan sama seperti dokter Seokjin?
Yoongi mengetahuinya dari seorang mata-mata bahwa Seokjin telah dibunuh.

“Diam ditempat!”

Sebuah teriakan mengudara. Membuat Lancelot dan Yoongi menoleh kearah sumber suara tersebut. Ternyata ada sebuah mobil lagi yang berhenti cukup jauh dari mobil mereka berdua. Seorang pria menodongkan pistol dan muncul dari kegelapan.

Lancelot mengernyit kesal. Dia baru sadar bahwa telah diikuti oleh seseorang sementara dirinya mengikuti Yoongi.

“Lepaskan pistolmu atau—“

Dorr!!

Lancelot tidak mudah diajak negosiasi. Nampaknya pria itu salah tanggap. Untungnya tembakan tersebut meleset dan hanya mengenai aspal jalan karena dia cepat menghindar. Rentetan tembakan segera terjadi dimana-mana. Suaranya tidak menggema seperti yang Yoongi pernah lihat dilayar televisi, mungkin mereka berdua memakai jenis pistol yang kedap suara.

Sulit mengatakan mana yang lebih unggul diantara mereka karena keduanya mirip seperti mesin pembunuh bagi yang lain. Ia bersembunyi disamping mobil selagi melihat dua orang itu menembak satu sama lain. Ketika Yoongi bertaruh Lancelot akan memenangkan pertarungan, pria yang muncul dari kegelapan itu tiba-tiba menembak kearah atas dan ranting pohon yang berukuran cukup besar jatuh seketika. Lancelot butuh waktu untuk menghindar dan saat itulah ia terkena tembakan tempat di tangannya.

Pria tersebut ambruk. Suasana kembali sunyi hingga membuat bulu kuduk Yoongi meremang.

“Keluarlah. Kau aman sekarang.” kata pria itu. Begitu mudahkah mengalahkan Lancelot?

“Apa kau juga akan membunuhku?” Yoongi menghampiri pria itu dengan bibir pucat, menoleh kearah Lancelot yang terkapar dan memandang pria itu lagi, “kau yakin dia sudah menyerah?”

“Pembunuh bayaran selalu mengenakan jaket anti peluru dibalik pakaiannya. Jadi aku harus menembak tangannya agar ia bisa dilumpuhkan,” setelah menyingkirkan pistol dan mengikat kedua tangan Lancelot kemudian pria itu mengulurkan tangan untuk dijabat, “namaku Hoseok. Orang-orang biasa memanggilku silver snipper.”

**

Apakah tindakannya benar?

Yoona termenung cukup lama ketika ia memandangi Kim yang kedua tangannya diborgol dikedua sisi ranjang. Kim harus diamankan karena Yoona tak yakin siapa yang akan muncul setelah ia terbangun dari tidur. Jika Namjoon yang muncul, ia dapat bernapas lega. Jika Kim yang muncul, dunia serasa kiamat baginya.

Luka di perut dan tulang selangkanya telah ia perban sendiri. Yoona menemukan pistol dari dalam lemari dan ia sudah berdiri sejak lima belas menit yang lalu didepan ranjang sembari menodongkan pistol.

Rasanya sangat aneh ketika ia menoleh kearah cermin besar disamping dan menemukan dirinya tampak seperti seorang mata-mata yang menangkap pembunuh kelas kakap. Itu sama sekali bukan keinginannya. Yoona telah bersikap seperti kelinci yang manis dan patuh pada Kim dan bahkan hampir menganggapnya seperti Dewa.

Kim adalah wujud fantasinya yang menjadi nyata. Ia ingin menghabiskan banyak waktu bersamanya dan menjelajahi sisi gelap dari seni bercinta. Namun tampaknya visi mereka berdua berbeda. Kim senang menyiksa dalam artian yang sebenarnya sedangkan Yoona menganggap perkataannya kiasan belaka.

Padahal Namjoon sudah memperingatkannya berkali-kali. Tetapi Yoona tak mendengar. Ia mulai menitikkan air mata dan menangis dalam diam ketika tiba-tiba suara erangan terdenar samar.

Pistolnya diangkat lagi lebih tinggi. Yoona berhenti menangis dan mengawasinya secara waspada. Dokter Yoongi pasti akan datang sebentar lagi. Dia tak bisa menghubungi polisi karena kasus ini kemungkinan akan mencemari namanya sendiri.

“Yoona..?”

Panggilan itu terdengar bersahabat. Membuat Yoona menurunkan pistol dan mendekati pria itu dengan ragu-ragu.

“Namjoon? Kaukah itu?”

Namjoon mengerang lagi ketika mendapati kedua tangannya diborgol, “apa yang terjadi? Apa aku melukaimu?”

Yoona mengangguk sekuat tenaga. Tangisnya kembali pecah dan ia beringsut memeluk Namjoon seketika.

“Sayang. Aku ada disini. Jangan khawatir,” kata Namjoon menenangkan, “ini sudah melebihi batas. Kau membenci Kim sekarang bukan?”

“Namjoon, aku takut. Aku sungguh takut Kim akan membunuhku!”

“Aku mengerti. Bisakah kita bicara?”

Tanpa pikir panjang kemudian Yoona melepas borgol yang menahan kedua lengan Namjoon kemudian. Lalu pistolnya diambil, dan Namjoon mengusap pipi Yoona penuh kasih.

Ada yang salah dengan tatapannya. Yoona tahu benar, Namjoon akan selalu memeriksa lukanya terlebih dahulu sebelum ia memberikan sentuhan. Ketika seutas senyum yang memperlihatkan lesung pipit itu tercipta, Yoona terperanjat ketika ia menyadari bahwa yang didepannya sekarang bukanlah Namjoon.

“Kim??” pekiknya putus asa. Ia hendak menjauhkan diri tapi lengannya dengan cepat diborgol. Lalu Kim kembali mengusap pipinya terlihat penuh kasih, tetapi kali ini dengan mulut pistol.

“Sekarang aku tahu, pada siapa kau berpihak.”

**

*Waaahh.. siapakah sebenarnya Hoseok sodaraah2?? Ntar malem update lagi. Stay tune!

Hit Me One More Time | Kim Namjoon x Im YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang