"Kau akan menerima yang lebih menyakitkan daripada ini sebagai hukuman."
Yoona menatapnya bingung, "kenapa aku menerima hukuman? Apakah aku berbuat salah?"
"Kau bersalah atau tidak, menghukummu adalah hakku sayang. Jangan tanyakan hal itu berulang kali, aku memberitahumu dari sekarang. Mau makan apa?"
Oh, baiklah. Yoona mengerti.
"Mau makan pizza dan salad."
"Pizza diterima, salad tidak."
"Kenapa?"
Mobil Kim sudah memasuki jalan utama setelah lima belas menit perjalanan.
"Kau butuh makanan sarat karbohidrat setiap akan bermain denganku. Bagaimana kalau nasi panggang dan daging bakar?"
"Setuju! Dengan pastry dan puding cokelat."
"Oke. Black card-ku, kau gunakan untuk apa?"
"Untuk membeli lamborghini. Tapi aku akan membelinya nanti bersamamu. Aku tak begitu mengerti masalah mobil."
"Kau bisa mengendarainya?"
"Mobil? Bisa."
Satu tangan Kim menyentuh paha Yoona dan meremasnya perlahan.
"Mengendarai supercar tidak sama dengan mengendarai Santa Fe. Kau harus mengerti seberapa besar tenaga mobilnya, karakter handling, dan sistem pengeremannya. Sudah pernah mengendarai aventador atau huracan?"
Yoona praktis menggeleng, "belum pernah. Hanya mengendarai mobil biasa, itupun matic."
"Butuh penyesuaian untuk mengetahui tenaga mobil dan torsinya dalam kondisi kick down. Kalau tak mengerti, kau hanya akan jadi bahan tertawaan orang-orang. Dan aku yang akan pertama kali menertawakanmu."
Sial. Yoona jadi tak percaya diri.
"Kau ajari aku agar tak jadi bahan tertawaan!" Protesnya tak suka, menahan jemari Kim yang masih meremas pahanya.
"Kenapa tidak membeli sesuatu yang lebih berguna untuk masa depanmu?"
"Seperti?"
"Saham blue chip. Kau seorang marketing, paham fluktuasi saham bukan?"
"Aku marketing layanan jasa, bukan perbankan."
"Lebih aman belajar saham daripada supercar. Resiko kematiannya lebih kecil. Aku akan mengajarimu nanti."
Wajah Kim yang tegas tampak mempesona dari samping. Dan jika ia memberitahu hal-hal yang tidak Yoona ketahui secara umum, pesonanya meningkat berkali-kali lipat.
"Baiklah, aku setuju. Kau mengetahui banyak hal ya?"
Jemari Kim ia raih dan ia genggam erat-erat. Agar tidak bergerayang ditempat yang salah.
"Tergantung perspektif. Tapi dibandingkan kau, aku jelas lebih mengetahui banyak hal."
Yoona mencibir, walaupun itu benar. Saat akan menyingkirkan tangan Kim, ia sudah lebih dulu menjauhkan tangannya dan membelokkan kemudi kearah kiri, memasuki area restoran.
Oh, ternyata Kim memilih layanan drivethru.
"Mau makan dirumah?"
Kim mengangguk. Mobil itu berhenti didepan mesin pemesanan, dan menunggu selama beberapa saat setelah mereka memesan. Hening saat mereka menunggu, pria itu menyandarkan kepala dan memejamkan kedua matanya. Sampai Yoona memutuskan untuk menyalakan radio untuk memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hit Me One More Time | Kim Namjoon x Im Yoona
FanfictionKim Namjoon, pria tangguh yang dihormati semua rekan seperjuangannya atas jasanya menyelamatkan suatu tragedi, hanyalah orang yang berjuang untuk memperbaiki dirinya sendiri. "Dia mantan agen NIS yang kacau! Bisakah kau menjauhinya, Yoong?" Yoona me...