Chapter 13

1.8K 212 35
                                    

Cerita ini adalah hasil remake dari fiksi milik penulis HyagI_0z dengan judul yang sama.

Karakter hanya milik Tuhan, keluarga, orangtua, SMEnt/LabelV, dan dirinya sendiri.

Mohon maaf apabila ada kejadian atau nama yang serupa, bukan merupakan unsur kesengajaan.













"My heart might be bruised, but it will recover and become capable of seeing beauty of life once more. It's happened before, it will happen again, I'm sure. When someone leaves, it's because someone else is about to arrive--I'll find love again."
― Paulo Coelho, The Zahir 













Apa yang baru saja aku lakukan?

Seharusnya aku berterima kasih pada Kun karena telah menolongku, tapi aku malah berbuat hal kekanak-kanakan seperti ini.

Aku memang mengatakan bahwa aku ingin pergi ke Damyang tapi kakiku malah membawaku pulang ke apartemen.

Benar, ada apa denganku?

Memang, aku dan Kun pernah berhubungan intim satu kali dan dia langsung mengikatku untuk menjadi pasangannya saat itu. Tapi sudah, semuanya berhenti di sana. Kami tak pernah membicarakan hal itu lagi setelahnya. Jangankan membicarakan tentang hubungan kami, sekedar basa-basi pun jarang sekali. Sebenarnya, selain hubungan profesional di tempat kerja, kami hanyalah orang asing bagi satu sama lain. 

Kami seringkali bertengkar dan berselisih paham karena pola pikir kami yang begitu bertolak belakang. 

Seharusnya aku menyadari dari awal bahwa Kun bukanlah orang akan membuang-buang kesempatan, ia akan melakukan berbagai cara untuk dapat mencapai segala tujuannya.

Seharusnya aku sudah tak lagi terkejut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, atau bahkan lebih buruk dari itu. Tapi di sinilah aku sekarang, merasa tak percaya dan sakit hati di saat yang bersamaan.

Setelah tiba di apartemen, aku langsung membersihkan tubuhku, kemudian menjatuhkan diri ke atas ranjang, dan berusaha pergi secepat mungkin ke alam mimpi. Namun, sekuat apapun aku memejamkan mata dan berusaha mengosongkan pikiranku, aku tetap saja tidak bisa tidur.

"Apa yang harus kulakukan?" gumamku pada diri sendiri.

Aku meninggalkan Kun begitu saja di rumah sakit. Aku bahkan sudah mengatakan padanya bahwa aku akan berhenti dari pekerjaan ini.

Tapi aku sama sekali belum memberitahu orangtuaku perihal keadaanku sekarang. Tentang anak ini, tentang ayahnya yang hanya memanfaatkanku untuk menangkap seorang bajingan, dan juga tentang kebodohanku selama ini.

"Bagaimana jika mereka menolakku? Atau bahkan mereka tak akan lagi mengakui aku sebagai anaknya?"

Sial.

Pikiran-pikiran negatif terus berdatangan memenuhi pikiranku. Semua hal yang tak pernah kupikirkan sebelumnya kini tiba-tiba muncul dan membuatku serasa ingin meledak.

"Bajingan!" rutukku entah pada siapa.

Setelahnya, aku mengatur napasku sembari mengusap perutku sejenak kemudian membenamkan wajahku ke dalam bantal. Sekarang giliran anak ini dan pikiran bodoh tentang Kun yang menghantui pikiranku.

Aku terus mengatur napasku, berkali-kali menghitung satu hingga sepuluh, dan menggelengkan kepala untuk mengusir segala pikiran aneh yang mengangguku. Kemudian mataku semakin lama semakin memberat dan akhirnya aku pergi tidur tanpa sempat menyalakan lampu kamar.

[Remake] My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang