Chapter 17

1.3K 170 24
                                    

Cerita ini adalah hasil remake dari fiksi milik penulis HyagI_0z dengan judul yang sama.

Karakter hanya milik Tuhan, keluarga, orangtua, SMEnt, LabelV, dan dirinya sendiri.

Mohon maaf apabila ada kejadian atau nama yang serupa, bukan merupakan unsur kesengajaan.














"Well, it's really no use our talking in the way we have been doing if the words we use mean something different to each of us...and nothing."
Malcolm Bradbury, Eating People is Wrong 














⚠️ TW // Implied non-consensual sex ⚠️








Ia melepaskanku setelah tiga jam memaksa tubuhku mengikuti keinginannya.

Ia seolah tak peduli pada napasku yang putus-putus dan juga bagian belakangku yang rasanya begitu nyeri.

Tubuhku rasanya lemas sekali, aku bahkan tak sanggup membuka mataku untuk menatap ke arahnya. Meskipun begitu, aku masih tetap dapat merasakan amarah yang sedang berkecamuk di dalam dirinya dan juga tatapan dinginnya.

Terlalu dingin sampai rasanya aku ingin menghindari itu dan pergi meninggalkannya.

Aku berbalik, meringkuk dan berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjangku.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi aku tidak suka kau terus menghindariku seperti ini."

Setelah itu, feromonnya berubah menjadi lebih suram. 

"Aku benci ini," ucapku dalam hati.

Kemudian, ia hanya diam memandangiku. Ia bahkan tidak berusaha membantuku untuk membersihkan diri dan berganti pakaian seperti yang selalu ia lakukan. 

"Telah kukatakan jika ada sesuatu itu bicarakan denganku, jangan seperti orang dungu yang tidak bisa berkomunikasi."

Lagi.

Mengapa dia selalu memperlakukanku seperti itu? Ia tak pernah memperlakukanku seperti pasangannya, seseorang yang derajatnya sama dengan dirinya. Aku mulai percaya bahwa ia hanya menganggapku sebagai omega bodoh dan seseorang yang tidak bisa mengontrol hormonnya sendiri.

Apa semua yang ia lakukan selama ini hanyalah sebagai bentuk tanggung jawab karena ia merasa bersalah setelah membuatku hamil?

Ah rasanya aku mulai muak dengan semua ini.

"Kau dengar aku, Ten?!" Kun menarik tanganku, membuatku kembali terlentang dan meremat pergelangan tanganku dengan kuat. Aku bahkan tak lagi memiliki tenaga untuk merintih karena rasa sakit di sekujur tubuhku mengalahkan sakit pada pergelangan tanganku.

Jadi yang kulakukan hanya mengatur napasku dan berusaha menerima perlakuan kasarnya malam ini dengan lapang dada.

"Kau dengar aku?!" ia membentakku sekali lagi.

"Kau bah—kan masih memanggilku Te—n."
















― 钱锟 & 李永钦 ―

Dingin.

Kuambil sesuatu yang rasanya sangat dingin yang berada di atas dahiku.

Ternyata hanya sebuah kantung kompres.

[Remake] My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang