Chapter 19

1.2K 155 18
                                    

Cerita ini adalah hasil remake dari fiksi milik penulis HyagI_0z dengan judul yang sama.

Karakter hanya milik Tuhan, keluarga, orangtua, SMEnt, LabelV, dan dirinya sendiri.

Mohon maaf apabila ada kejadian atau nama yang serupa, bukan merupakan unsur kesengajaan.













"I shall look at you out of the corner of my eye, and you will say nothing. Words are the source of misunderstandings."
― Antoine de Saint-Exupéry













Kun duduk di sebelahku sembari meminum segelas kopi siap saji yang ia beli entah di mana. Aku tahu ada yang ingin ia bicarakan denganku hingga ia datang jauh-jauh ke rumah ini, atau mungkin ia marah karena aku pergi tanpa mengatakan apapun padanya? Entahlah.

Baiklah.

Aku mengaku salah karena melakukan itu -kabur dari rumah- sementara kami telah memiliki anak dan seharusnya dapat menyelesaikan masalah yang kami hadapi dengan dewasa. Tapi jujur saja saat memutuskan untuk pergi tadi, perasaanku mengalahkan akal sehatku. Terlebih saat aku mengingat betapa manisnya perlakuan Kun terhadap wanita itu.

Cukup lama kami duduk di halte yang berada tak terlalu jauh dari rumah. Aku tak tahu mengapa Kun membawaku di sini dan bukannya malah berbicara di dalam rumah.

Seringkali aku tak dapat memahami isi kepalanya.

"Chenle sudah tidur?" ucapnya membuka pembicaraan.

"Eh? Ah- iya, ia sudah tidur di kamarku."

"Mengapa kalian pergi ke sini tanpa mengabariku terlebih dulu?"

"Ah- itu ..." aku menggigit bibir bawahku. Seketika merasa bingung. Harusnya aku dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan mudah, tapi nyatanya aku tak tahu harus mengatakan apa dan memulai pembicaraan ini dari mana.

"Aku hanya ingin memastikan bahwa kalian benar-benar datang kemari. Karena aku sama sekali tidak menemukanmu di rumah tadi sore, tapi setelah melihatmu ada di sini, rasanya sudah cukup bagiku."

"Kau tahu dari mana bahwa aku ada di sini?"

"Ibu. Aku mendapat kabar dari Ibu bahwa kau berada di sini."

Kun berdiri lalu berjalan ke hadapanku kemudian berjongkok tepat di depan kedua kakiku. Ia menatapku tanpa mengatakan apapun dan hanya menghembuskan napas panjang. Matanya menyiratkan bahwa ia sedang dalam kondisi yang tidak terlalu baik.

Sebagai pasangannya, sudah menjadi kewajiban bagiku untuk membuatnya merasa nyaman, ya meskipun ia jarang membuatku merasa nyaman, tapi itu bukan hal yang perlu kupikirkan sekarang.

Kemudian aku mengeluarkan sedikit feromonku, berharap itu dapat membuat perasaannya menjadi lebih baik.

"Aku akan mencoba meminta izin pada Ibu supaya kau diperbolehkan untuk menginap di sini hingga kepalamu benar-benar dingin dan bersedia untuk berbicara denganku," ucapnya dengan lembut, hingga hampir saja membuatku tertipu dan melupakan kelakuannya yang membuatku sangat marah.

"May I ask you something?"

"Tentu."

"Untuk apa kau datang kemari?"

"Untuk apa? Tentu saja karena aku khawatir."

"Padaku?"

"Kau ini-" Kun menyentil dahiku dengan cukup keras hingga aku tak dapat melakukan hal lain kecuali mengaduh, "Jika bukan padamu, memangnya siapa lagi?"

[Remake] My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang