Cerita ini adalah hasil remake dari fiksi milik penulis HyagI_0z dengan judul yang sama.
Karakter hanya milik Tuhan, Keluarga, Orang Tua, SMEnt, dan dirinya sendiri.
Mohon maaf apabila ada kejadian atau nama yang serupa, bukan merupakan unsur kesengajaan.
"You should never trust a wolf in sheep's clothing. Because the only thing the wolf will ever want to do is break you."
― Rachel E. Carter, First Year
TW // mention of blood, murder attempt, harsh words, and injuries
Tubuhku dilempar ke dalam sebuah ruangan dengan pintu dan jendela yang tertutup rapat.
Aku meronta dan berusaha menjerit dengan mulut tertutup lakban. Aku tidak tahu siapa mereka, apa maksud dan tujuannya membawaku ke tempat ini.
Sial.
Kalau saja tanganku tidak diborgol dan kakiku tidak diikat, mungkin aku sudah menendang dan menghajar mereka habis-habisan. Tapi aku tidak dapat melakukan itu semua. Ada kehidupan lain di dalam tubuhku dan jika ayahnya tahu anak ini berada dalam bahaya karena perbuatanku, aku tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya orang itu nanti padaku.
Maka dari itu yang bisa kulakukan hanyalah menunggu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Menghajarku sampai mati?
Menembakku tepat di jantung?
Atau malah menjualku ke pasar gelap?
Duh, apa yang baru saja aku pikirkan?
Dari sekian banyak kasus yang telah aku tangani, ini adalah kali pertama aku dipermainkan seperti ini.
Aku menggerakkan kaki dan tanganku sekuat tenaga, berusaha melepaskan atau setidaknya melonggarkan ikatan di kakiku. Namun nihil, sepertinya mereka mengikatnya dengan begitu kuat hingga usahaku tak membuahkan apapun.
Saat aku hampir menyerah untuk membebaskan diri, seseorang masuk ke dalam ruangan ini. Mataku membola saat melihat seseorang yang berdiri dengan pongah di hadapanku.
"Merindukanku, Ten?" ucapnya sembari menyeringai dan berjalan ke arahku lalu menarik lakban tebal yang menutupi mulutku.
"A-argh!"
Aku tidak percaya pada apa yang kulihat. Di depanku sekarang ada pria yang selalu menemaniku setiap masa heat-ku datang. Pria yang selalu memperlakukanku dengan baik dan memahami posisiku sebagai seorang omega. Orang yang kukira baik, ternyata selama ini─
"K-kau?!"
Suaraku tertahan di ujung terggorokan. Jinseok yang tadi pagi kulihat masih terbaring di ranjang rumah sakit dengan perban yang membalut sekujur tubuhnya kini berjongkok di hadapanku, lengkap dengan senyum miringnya.
"Untuk ukuran seorang polisi, kau ini cukup naif ya," ucapnya sembari menjambak rambutku, membuatku mau tak mau mendongakkan kepala.
"Kupikir kau akan lebih pintar dari ini, Ten."
"Berengsek! Katakan apa tujuanmu?"
"Sederhana saja. Aku terobsesi padamu."
"Apa?!"
"Awalnya aku hanya berniat untuk memanfaatkanmu untuk menghindari para polisi itu. Namun ternyata aku sadar bahwa aku ingin memilikimu, seutuhnya, bagaimana pun caranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Remake] My Mate
FanfictionDi dunia ini selain jodoh dan kematian, tidak ada hal yang benar-benar pasti. Bisa saja di hari ini kau membenci seseorang, tapi keesokan harinya, kau begitu mencintai orang tersebut seakan dia adalah manusia terakhir di muka bumi. Omegaverse. Alpha...