Chapter 4

1.8K 240 6
                                    

Cerita ini adalah hasil remake dari fiksi milik penulis HyagI_0z dengan judul yang sama.

Karakter hanya milik Tuhan, Keluarga, Orang Tua, SMEnt, dan dirinya sendiri.

Mohon maaf apabila ada kejadian atau nama yang serupa, bukan merupakan unsur kesengajaan.






"You can't force love, I realized. It's there or it isn't. If it's not there, you've got to be able to admit it. If it is there, you've got to do whatever it takes to protect the ones you love."
― Richelle Mead, Frostbite






Kutaruh sebelah tangan di dahi, membiarkannya menutup sebagian wajahku sembari berusaha mengatur napas yang terasa akan putus.

"Kau lucu," ujar Seulgi noona sambil menyodorkan segelas teh hangat kepadaku, "minumlah ini."

"Terima kasih," ujarku singkat dan kemudian meneguk perlahan minuman yang diberikan oleh anggota tim forensik itu.

Aku ingat bagaimana aku bisa terjebak dalam keinginan inspektur Heechul untuk makan siang di restoran cepat saji dan juga niatnya membelikanku burger untuk makan sepuasnya. Bukan maksudku untuk bersikap tidak sopan dengan menolak ajakan itu, tapi begitu inspektur Heechul berbicara mengenai burger, perutku rasanya seperti diaduk-aduk dan membuatku beberapa kali berlari ke kamar mandi untuk memuntah isi perutku.

Entah merasa kasihan melihatku atau karena alasan lain, Qian Kun akhirnya membujuk inspektur Heechul untuk kembali ke kantor dan begitu sampai, ia menugaskanku untuk langsung memberikan sampel yang kuambil kepada Seulgi noona.

Dan di sini lah aku sekarang. Berbaring di ranjang pasien di ruang kesehatan sementara Seulgi noona memeriksa keadaanku secara menyeluruh sembari membuka catatan kesehatanku.

"Kau sedang mengandung?"

Napasku tercekat begitu mendengar ucapan Seulgi noona.

"Uh- uhm .. begitulah. Kurasa?"

"Sejak kapan kau tahu bahwa kau sedang mengandung?" tanya Seulgi noona tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas di tangannya.

"Sekitar seminggu yang lalu?"

"Melupakan masa heat-mu?"

Aku mengangguk meski aku tahu ia takkan bisa melihatnya.

"Siapa ayahnya?" wanita alpha itu menyimpan catatan kesehatanku di meja lalu mendudukan diri kursi kebesarannya.

"Tidak penting. Karena kupikir, aku akan mengaborsinya dan ayah dari anak ini tidak perlu tahu."

"Aborsi?" Seulgi noona menatapku tak percaya, "Kau yakin?"

Aku mengangguk, "Pekerjaan ini tidak memungkinkanku untuk memiliki seorang bayi dan kurasa selama ayahnya tidak tahu, lebih baik ia ku singkirkan saja."

"Apa ini pertama kalinya?" Seulgi noona memutar kursinya menghadap ke arahku.

"Maksudmu?"

"Kau sudah memikirkan keputusanmu dengan baik?"

"Apa kau sedang mencoba membuatku untuk berubah pikiran, Seulgi noona?"

"Tidak juga," Seulgi noona tersenyum hingga matanya berbentuk seperti bulat sabit, "kupikir akan sangat menyenangkan jika ada anak kecil di rumah, melihatnya lahir dan mengikuti seluruh proses perkembangannya."

[Remake] My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang