Chapter 11

13.7K 786 2
                                    

Ali mengangdeng tangan prilly keluar dari butik. Ia membawa prilly ke kantornya. Mereka berjalan ke ruangan. Hampir setiap karyawan ali yang melihat terheran karena ali membawa prilly. Selama ini yang selalu bersama ali adalah sinta. Bahkan semua karyawan ali mengira ali dan sinta berpacaran.

Kali ini Ali merangkul mesra prilly. Membawanya menuju ruangan.

"Sayang lepasin ah gak enak tuh karyawan kamu pada liatin aku."

"Ya gpp dong. Kan kamu pacar aku ? Biarin aja mereka tau. Hehe"

"Tapi aku gak enak."

"Udaah ah ayookk"

Sinta yang baru saja keluar ruangan melihat ali dan prilly datang. Hatinya mencelos. Rasanya begitu sakit melihat mereka bergandengan tangan di depan mata sinta. Hanya saja sinta bisa apa ?

"Ha.. hai.. illy. Hai li.." sapa sinta tersenyum tulus.

"Sinta" seru prilly langsung mencium kedua pipi sinta.

"Hai sin" sapa ali.

"Mm bentar yaa gue ke toilet dulu. Kebelet nih" ucap sinta dan segera berlari mwnuju toilet.

Prilly memperhatikan sinta yang menjauh. Ia merasakan ada yang tak beres dengan raut wajah sinta.

"Hei sayang. Kamu mikirin apa ?" Tanya ali

"Mm.." prillh hanya berdeham.

"Ya uda kita bicarain didalem yuk." Ucap ali mengajak prilly masuk keruangannya.

"Li. " panggil prilly saat sudah berada diruangan ali.

"Yah sayang."

"Sedeket apa dulu kamu sama sinta ?" Tanyanya to the point.

Ali merengutkan keningnya. "Kamu tau aku sedeket apakan ?" Ali bertanya balik.

Prilly menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tau." Katanya.

"Tidak lebih dari yang kamu lihat sayang. Aku dan sinta memang dekat. Tapi itu sebatas teman. Aku tau sinta menyukaiku sejak lama. Tapi hatiku tak bisa di bohongi. Aku menunggumu prilly. Aku cinta sama kamu. Lebih dari diriku sendiri. Lebih dari kata cinta jika itu ada." Ucap ali menatap prilly dengan tatapan nanar. Jujur ali sangat takut prillynya akan kembali menutup hatinya demi sepupunya. Karena begitulah prilly. Ia punya hati malaikat yang selalu tulus pada orang lain tanpa peduli perasaannya sendiri.

Prilly terdiam. "Aku ke toilet dulu ya."

Tanpa menunggu jawaban ali prilly pergi menyusul sinta ke toilet.

Dis membuka pintu toilet. Hatinya mencelos dugaannha benar sinta sedang menangis.

"Illy.!" Serunya sinta dengan cepat menghapus air matanya.

Prilly terdiam menatap sinta dengan rasa sedih yang sulit di jelaskan.

"Lo cinta sama ali ?" Tanya prilly.

Sinta terdiam. "Jawab sin. Lo beneran cinta sama Ali."

Sinta masih terdiam. "Gue bakal mundur. Selama ini lo yang nemenin ali saat gue ga ada."

Sinta menggelengkan kepalanya mulai menangis lagi. "Gue emang cinta sama Ali. Tapi gue gak mau bersama orang yang juga gak mencintai gue."

"Tapi lo ? Gu.."

"Cukup illy. Gue gak akan pernah milikin ali. Dan gue juga gak mau. Jangan terlalu baik. Ali cinta sama lo begitu pula lo cinta sama dia. Gue gak mau jadi penghalang kebahagian orang yang saling mencintai. Sekarang adalah kesempatan lo berusaha menjadi yang terbaik buat dia. Bahagiain dia. Karena yang gue tau cuma elo yang paling bisa bikin ali bahagia."

Kali ini prilly yang menangis. Dia sungguh tak bisa melihat sinta terluka.

"Illy. Jangan pernah sia siain Ali." Ucap sinta yang kini tersenyum "ini adalah hidup. Gak semua yang kita pengen sama dengan takdir yang dikasih. Lo tenang aja. Lambat laun gue bisa lupain Ali."

Prilly memeluk sinta erat. "Makasih banget. Dan maaf untuk semua ini." Ucap prilly.

"Ga ada kata maaf. Gak pernah ada yang salah karena cinta." Kini sinta membalas erat pelukan sepupunya itu.

__________________

"Dari mana sih koq lama ?" Tanya ali yang baru saja melihat prilly kembali dari toilet.

"Sayang kamu kenapa nangis ?" Tanya ali lagi yang baru saja menyadari air mata masih basar di pipinya.

Prilly hanya terdiam dan duduk di ikuti oleh ali yang kini disampingnya.

"Aku bingung li." Ucap prilly

"Bingung ? Kenapa ?"

"Sinta. Kamu tau kan aku sayang banget sama dia. Sinta mencintai kamu. Dan..."

"Jangan bilang kamu mau pergi lagi dari aku." Potong ali menggenggam tangan prilly.

Ditatapnya mata coklat kekasihnya itu. Prilly membalas tatapan ali. Terlihat kemarahan disana.

Ali berdiri dan membelakangi prilly melihat jendela.

"Kamu udah janji sama aku. Kamu janji buat gak akan pernah pergi dari aku lagi prilly."

Prilly menghampiri ali. Memeluknya dari belakang.

"Aku gak akan pernah pergi dari kamu. Aku mencintai kamu li. Aku udah pernah janji. Seumur hidupku aku akan terus bersama kamu."

Ali memutar tubuhnya. Memeluk prilly erat Dan kemudian menatap  matanya tajam.

"Kalo gitu menikahlah denganku prill."

Prilly terdiam. Dia terlihat kaget dengan apa yang di dengarnya dari mulut kekasihnya.

Dia hanya menatap ali kosong dengan ekspresi muka yang sulit di tebak.

Menikah dengan Ali adalah hal selalu di impikannya selama ini ? Tapi dalam keadaan sekarang haruskah dia mau menerima ali dengan membiarkan sepupunya tersakiti ?

Rest Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang