"Kamu ke ruangan aku aja ya. Aku langsung ke ruang meeting" ucap ali pada prilly.
Prilly menganggukan kepalanya tanda setuju.
Dia berjalan menuju ruangan ali. Di bukanya pintu ruangan itu "tidak terkunci ?" Tanya prilly pada dirinya sendiri.
Prilly masuk dan alangkah terkejutnya prilly melihat wanita yang dia tidak suka.
"Liza ?" Tanya prilly memastikan.
"Eh haii prilly apa kabar ? Uda balik aja dari German ?" Ucapnya memelukku.
"Ngapain lo disini ?" Tanyaku heran.
"Gue ? Disini ? Tanya aja sama Ali."
Prilly merasa dadanya sesak. Ia ingin pergi sekarang juga. Namun tidak. Kali ini prilly tak ingin melakukan kesalahannya lagi. Dia akan menunggu alu menjelaskan ini semua. Prilly percaya Ali tidak akan berbuat macam macam. Prillypun duduk "baiklah kalo gitu. Gue bakal nunggu dia disini."
"Okee silahkan." Ucap liza yang sekarang duduk berhadapan dengan prilly.
"Gue denger lo mau nikah dengan ali ?" Tanya liza yang sepertinya bukan bertanya. Prilly hanya menatapnya.
"Ya gpp sih gue. Ikut seneng ajalah gue toh gak bakalan kehilangan ali juga ?"
"Apa maksud lo bilang gitu.?" Tanya prilly yang mulai kesal.
"Lo tau kan gue cinta pertamanya Ali. Jadi ali gak akan pernah bisa nolak gue sekalipun kalian sudah menikah."
Prilly semakin tidak mengerti dengan omongannya. Tapi dia tetap berusaha tenang. Prilly percaya tidak akan terjadi hal buruk.
Hampir 3 jam prilly duduk di ruangan ali di temani liza yang terus saja mencoba menaikan emosinya. Tapi peilly sama sekali tidak bereaksi apa apa ? Bukankah cinta itu sebuah kepercayaan ? Itu yang selalu ada di kepalanya. Dulu ia sempat berbuat salah dengan meninggalkan ali karena wanita ini. Sekarang ia tak mau melakukan kesalahannya lagi biarpun kata kata dari liza membuat prilly hampir roboh dari kepercayaannya.
Tak lama berselang Ali pun muncul dengan keadaan yang sangat berantakan. Dia terlihat shock melihat keberadaan liza. Tanpa bicara apapun ali menatap liza sarkatik. Ia kemudian menatap prilly yang sedang menatapnya tanpa ekspresi. Ada rasa takut di hati ali bahwa prilly akan salah faham lagi. Ali ingin sekali menjelaskan sekarang juga. Namun rasanya ia terlalu lelah untuk berbicara. Tak hanya dia prillypun khawatir dengan ali yang terlihat sangat berantakan.
"Hallo sayang udah kelar meetingnya ? Pegel tau nunggu kamu." Ucap liza manja. Ali menatapnya jijik. Ia mengalihkan pandangannya pada prilly. Prillypun menatapnya tersenyum.
Ali membalas senyuman prilly. Seketika rasa takut dan gelisah di hatinya hilang.
Ali mengahmpiri prilly memeluknya dan mencium keningnya di hadapan liza.
"Ouuch menjijikan." Gumam liza.
Prilly melepaskan pelukan ali. Memberi ali minum yang sudah dia ambil dari pantry.
"Kamu minum dulu ya" alipun mengangguk dan meminumnya.
Ali duduk memijat pelipisnya.
"Kamu kenapa sayang ?" Tanya prilly.
Namun ali tak menjawabnya. Dia menatap prilly dalam.
Hingga pada akhirnya ali memeluknya lagi kuat "aku sayang kamu. Aku sayang kamu. Aku sayang kamu." Ali melontarkan kata kata itu berkali kali. Membuat prilly tidak senang karena ali memeluknya kasar dan terlihat sekali raut kusut di wajah ali. Prilly melepaskan pelukan Ali yang membuatnya sesak. Sedangkan liza memandang jijik ke arah mereka.
"Udalah yang kasih tau aja kali sama calon istri kamu itu." Timpal liza.
"Ada apa ? Ada apa sebenernya li ?" Ucap prilly bingung.
Ali menggelengkan kepalanya.
"Ya udah aku aja deh yang ngomong."ucap liza lagi.
Prilly tidak peduli dia butuh penjelasan. Dia menatap liza dengan harap.
"Jadi gini beb."
"Diem lo.!!!" Potong ali.
"Ali apa sih sebenernya sampe aku gak boleh tau."
"Perusahaan ali bangkrut." ucap liza santai sambil memainkan jari kukunya.
Ali menatapnya marah. Prillypun terlihat kaget dengan apa yang di dengarnya.
"Ooppss.. hehhee. Perusahaan ali bangkrut gitu sih akibatnya kalo nyianyiain gue." Ucap liza santai. "Tapi lo tenang aja prill. Gue uda ngasih pilihan sama calon suami lo ini. Perusahaannya bakal tetap aman kalo dia mau jadiin gue istrinya. Yah tapi terserah sih. Lo tau kan prill tante resi itu punya jantung dia pasti shock berat denger ini semua. Gimana ?"
"Jaga mulut lo. Sampe kapanpun gue gak bakal mau"
"Ya terserah sih. Kalo mau mama kamu mati gara gara anak kesayangannya gak bisa urus perusahaan."
"Lo emang licik ya liza" umpat prilly.
Liza hanya tersenyum mengangkat bahu.
Prillypun mulai geram. "Li kamu ikut aku." Ucap prilly menggandeng tangan ali dan membawanya pergi meninggalkan liza.
______________________
"Kenapa kamu gak bilang sama aku li ?" Tanya prilly.
"Aku bingung sayang. Liza benar kalo mama tau aku takut dia kena serangan jantung."
"Apa yang bisa liza lakukan memangnya ?"
"80 % Saham itu telah di rebut oleh omnya liza dari tangan papa. Dan yang punya bukti dokumen bahwa saham itu milik keluargaku adalah liza. Aku gak ngerti kenapa bisa ada sama dia."
"Kamu sabar ya sayang. Aku tau koq posisi kamu. Kita sama sama cari solusinya yaa sayang."
Ali menganggukan kepalanya dia memeluk prilly erat. "Makasih yaah sayang"
Prillypun balas memeluk Ali.
______________________
Haiiii maaf ya pendek banget. Aku kehilangan ide nih. Kerangkanya uda ada. Tapi masih bingung ngerangkainya hehehe barang kali ada yang mau kasih masukan. Sangat di tunggu loh
Thanks ya yang uda vote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Of My Life
RandomSaat aku berdiri disini, di hadapan wanita pujaanku, Tak bisa aku tahan air mataku Bagaimana mungkin aku bisa begitu beruntung, pastilah telah Aku lakukan sesuatu yang benar. Dan aku berjanji akan mencintainya seumur hidupku. "Rest of my life"