Pagi pagi Prilly menatap langit yang sedang menurunkan butiran butiran kristal yang membahasi bumi. Seperti sesuatu kekuatan baginya, prilly menghapus air matanya dengan kasar. Mengambil tas serta kunci mobil. Ia berjalan menuju tempat dimana dia bisa menemui seseorang yang sangat berarti.
"Hai" sapanya pada seseorang yang membuka pintu.
Ali melihat datar wajah prilly. "Mau apa lagi kesini ?" Tanyanya dingin pada prilly.
"Mau ketemu kamu. Calon suamiku." Ucap prilly tegas namun santai.
"Aku tidak mencintaimu lagi. Sekarang pergilah. Karena kita tidak akan pernah menikah." Ucapnya lagi.
"Kalo begitu akan aku buat kamu mencintai aku lagi." Ucap prilly kini tersenyum.
"Terserah." Ucap ali lalu pergi meninggalkan prilly.
Prilly hanya mematung. Sebenarnya hatinya sesak saat prilly harus mendengar ucapan ali barusan. Hanya saja, cinta yang besar untuk Ali telah mengalahkan rasa sakitnya dari apapun.
Prilly tersadar dari lamunannya dia segera berlari menyusul ali yang sudah sampai di depan gang.
Ali berdiri menunggu metromini bersama dengan prilly di sampingnya. Ali menoleh acuh pada prilly. Ia sudah tak ingin berdebat. Bahkan untuk berbicara ia menahannya. Ali memang mencintai prilly. Tapi dalam keadaan sekarang ia tak mau mengajak prilly susah bersamanya.
Ali menoleh ke arah prilly tanpa ekspresi sedangkan prilly tersenyum padanya.
"Aku akan ikut kamu. Kemanapun. Ini adalah saatnya aku berjuang untuk kamu." Ucap prilly tiba tiba
"Aku tak butuh itu." Ucap ali cepat. Dan langsung masuk ke metromini yang lewat di depannya. Beruntung prillypun sempat naik juga walaupun agak kesulitan karena pada saat naik bis itu bukan berhenti melainkan tetap berjalan meski pelan.
Prilly berpegangan pada sebuah tiang diatas kepalanya karena tidak ada tempat duduk untuknya dan ali maka dengan terpaksa mereka berdiri. Bau dan sumpek. Namun prilly tak mengeluh dia tersenyum manis pada ali. Prilly menggenggam tangan ali.
"Aku sayang kamu." Bisiknya.
Ali hanya mendelik namun ia membiarkan tangannya di genggam oleh Ali.
"Aku janji. Aku akan selalu ada untuk kamu. Dimanapun kamu." Bisik prilly lagi tersenyum.
Ali tetap diam. "Inget yaa sayang. Sejauh apapun kamu berusaha menghindari aku. Aku akan selalu ngejar kamu." Ucap prilly.
Kali ini ali melepaskan genggamannya dan turun dari metromini. Prilly kebingungan dan langsung mengejar ali. Namun sayang saat dia turun dia harus terjatuh.
"Awwwww" teriaknya.
Ali yang mendengar segera berlari. "Kamu gpp ?" Tanya ali seraya membantu prilly bangun dan membawanya kepinggir jalan. Prilly meringis melihat darah yang terus mengalir dari lutut dan mata kakinya.
"Aku gpp li" ucap prilly bohong. Dia mencoba berdiri lagi. "Luka ini gak seberapa dengan luka hatiku jika harus tanpa kamu." Ucapnya yang membuat ali menatap prilly.
"Sekarang ayok. Kamu harus kerja." Ucap prilly yang sudah berhasil berdiri menahan sakit mati matian.
Ali mengeluarkan sapu tangan dan membalut luka prilly. Setidaknya darah berhenti mengalir dari kaki prilly.
"Pulanglah." Ucap ali lagi.
Peilly menggeleng. "Aku cinta sama kamu li. Please"
Tanpa jawaban Ali pergi meninggalkan prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Of My Life
RandomSaat aku berdiri disini, di hadapan wanita pujaanku, Tak bisa aku tahan air mataku Bagaimana mungkin aku bisa begitu beruntung, pastilah telah Aku lakukan sesuatu yang benar. Dan aku berjanji akan mencintainya seumur hidupku. "Rest of my life"